MOJOK.CO – Presiden Joko Widodo bersama dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al-Nahyan meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed pada Senin (14/11/2022). Masjid ini berada di Gilingan, Banjarsari, Solo. Masjid Sehiukh Zayed merupakan hadiah dari pemimpin UEA untuk Presiden Jokowi.
Rombongan tiba di masjid sekitar pukul 07.20 WIB. Presiden Jokowi datang dengan satu mobil bersama Mohammed bin Zayed Al-Nahyan dengan menaiki mobil Mercedes Benz S-600. Setibanya di masjid, mereka disambut oleh jajaran menteri, baik dari Indonesia maupun UEA.
Menteri-menteri dari Indonesia yang hadir di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Setibanya di sana, Presiden Jokowi dan Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, langsung masuk ke dalam masjid. Mereka menyempatkan salat sunah 2 rakaat dan kemudian mendengarkan doa yang dibacakan oleh KH Abdul Karim yang merupakan salah satu imam besar masjid ini.
Rombongan ini berada di dalam masjid sekitar 30 menit. Jokowi dan Mohammed bin Zayed Al-Nahyan kemudian melanjutkan dengan penanaman dua bibit pohon Sala di depan masjid. Keduanya kemudian berfoto bersama para jajaran menteri.
Masjid dengan luasan 8.000 meter persegi ini dibangun dengan anggaran Rp300 miliar. Pembangunan dimulai pada 6 Maret 2021 lalu. Masjid Sehikh Zayed memilik ruang VIP, perpustakaan, hingga rubanah.
Masjid ini juga dilengkapi dengan 82 kubah dan dihias dengan batu alam. Masjid Sheikh Zayed ini merupakan miniatur masjid aslinya yang ada di Uni Emirat Arab.
Salah satu orang yang ditunjuk menjadi imam besar masjid ini yakni pimpinan pondok pesantren Az-Zayadiy, Abdul Karim. Ia mendapat tanggung jawab yang menurutnya sangat penting.
“Kami jaga agar supaya amanat ini bisa kami laksanakan dengan baik. Segera nanti kami mengadakan rapat dengan pengurus lain supaya masjid ini benar-benar bermanfaat bagi semua,” ucapnya.
Terkait pengelolaan masjid tersebut, pria yang akrab disapa Gus Karim ini mengaku tidak mendapat pesan khusus dari presiden. Dalam pengelolaan masjid ini, ada empat orang yang diminta menjadi imam besar.
“KH Abdul Rozak Sofawi (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muayad), saya , KH Ibrahim dan KH Agus Maarif. Kemarin saya diminta dari Kemenag untuk menjadi imam besar bersama beliau-beliau,” ucapnya.
Sementara sebagai imam besar lainnya, KH Abdul Rozak mengatakan bahwa masjid ini menunggu serah terima dari pihak kontraktor. Saat ini ada beberapa pengerjaan yang belum selesai. Terkait dengan arahan dari Presiden Jokowi, mereka diminta untuk mengelola masjid ini dengan baik.
“Nggak ada [arahan khusus dari Presiden]. Dikelola dengan baik, begitu saja,” ucapnya.
Reporter: Novita Rahmawati
Editor: Purnawan Setyo Adi