Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Termasuk Mom Shaming, Jangan Lakukan Hal-hal Ini

Kenia Intan oleh Kenia Intan
20 Desember 2022
A A
mom shaming mojok.co

Ilustrasi ibu dan anak (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Istilah Mom Shaming semakin sering terdengar, apalagi ketika membicarakan parenting atau pola asuh orang tua terhadap anak. Sayangnya, tidak banyak orang menyadari apa yang mereka lakukan termasuk mom shaming yang bisa berujung kondisi psikologis ibu.

Dilansir dari urban dictionary, mom shaming adalah tindakan menghakimi secara terbuka yang dilakukan  terhadap ibu atas pilihan pengasuhan anak yang berbeda oleh pelaku. Mom shaming berbahaya karena bisa menimbulkan rasa rendah diri, kelelahan yang tidak berujung (mom burnout), rasa tidak aman. Bahkan tidak sedikit yang berujung pada depresi. 

Dilansir dari Very Well Family, berikut ini beberapa bentuk perilaku mom shaming yang kerap diterima para ibu: 

Mengkritik pilihan menjadi ibu rumah tangga atau bekerja

Para ibu yang bekerja di luar rumah sering kali tertampar dengan pertanyaan-pertanyaan seberapa lama atau sering bersama dengan anak-anak. Mereka kerap dianggap kurang memberikan kasih sayang karena waktu yang dihabiskan untuk anak-anaknya lebih sedikit dibandingkan ibu yang memilih tinggal di rumah dan mengurus rumah tangga. 

Sementara ibu yang memilih mengurus keperluan rumah rumah juga tidak lepas dengan pernyataan yang tidak sensitif seperti “pasti menyenangkan untuk tidak memiliki pekerjaan” atau “saya berharap bisa bermain dengan anak-anak sepanjang hari.” 

Padahal menjadi ibu yang mengurus rumah tangga tidaklah mudah. Penelitian Gallup Poll menunjukkan, ibu rumah tangga mengalami kekhawatiran, kemarahan, stress, kesedihan dan depresi lebih tinggi dibanding ibu yang bekerja.

Mencela ibu yang tidak memberikan ASI

ASI memang mengandung manfaat luar biasa seperti meningkatkan ilmu dan menekan terjadinya Sudden Infant Death Syndrome  (SIDS). Itu mengapa, muncul istilah “Breast is Best”.

Akan tetapi, kondisi nyatanya, tidak semua ibu memiliki kemampuan untuk menghasilkan ASI karena masalah kesehatan ataupun merasa tidak nyaman ketika memberikan ASI. Itu mengapa tidak sedikit dari mereka memilih menggunakan susu formula untuk bayinya. 

Kondisi ini semacam ini terkadang tidak dipahami oleh semua orang. Oleh karenanya, pertanyaan-pertanyaan seperti “Kenapa tidak menyusui?” “Apakah menyesal memberikan susu formula?”

Mengkritik cara membesarkan anak

Cara para ibu membesarkan anak-anaknya juga tidak lepas dari sasaran kritikan. Salah satu yang selalu menjadi pembahasan adalah pola pengasuhan intensif. Pola asuh ini mengutamakan orang tua yang secara aktif berpartisipasi dan mengoordinasikan kehidupan anak. Sementara, ada beberapa pihak yang menganggap pola asuh semacam ini hanya menimbulkan stres. 

Padahal, para ibu ataupun orang tua lah yang memahami kebutuhan anak yang bisa saja berbeda antara satu anak dengan yang lain. 

Kalau mendapat mom shaming, apa yang harus dilakukan?

Dilansir dari Antaranews, Psikolog Grace Eugene Sameve menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan saat menerima mom shaming dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu. 

“Daripada menyalahkan diri kita, lebih baik kita mengenali. Kalau kita udah merasa nggak nyaman, kita atasi, yang bisa kita lakukan adalah mengelola emosi kita,” jelasnya seperti dikutip dari Antaranews.com. 

Apabila  tidak nyaman atas komentar tersebut, para ibu bisa mengomunikasikan masalah ini dengan orang-orang terdekat, khususnya yang lebih tua. Tidak ada salahnya menyampaikan pertanyaan atau pernyataan mereka lebih banyak keburukan daripada manfaatnya. Dengan catata cara penyampaiannya perlu diperhatikan. 

Iklan

“Jangan sampai ini justru malah memancing perdebatan dan berujung pertengkaran,” imbuh Grace. 

Di sisi lain, pertanyaan atau pernyataan seseorang tidak perlu diterima mentah-mentah. Ada baiknya para ibu melakukan cek ke tenaga ahli terpercaya seperti dokter spesialis anak. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Psikolog Ingatkan Self Healing Bukan Sekadar Liburan

Terakhir diperbarui pada 20 Desember 2022 oleh

Tags: ibumom shamingparenting
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Ragam

Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

14 November 2025
Suara ibu di telepon bikin hati lapang hadapi kerasnya perantauan MOJOK.CO
Ragam

Suara Ibu di Telepon Selalu bikin Tenang usai Hadapi Hal-hal Buruk dan Menyakitkan di Perantauan

22 Oktober 2025
Indonesia krisis fatherless. MOJOK.CO
Ragam

Apresiasi untuk Ayah yang Antar Anak ke Sekolah Hanyalah Perayaan Simbolis, Pemerintah Belum Selesaikan Masalah Utama

15 Juli 2025
Rumah Setelah Ibu Meninggal MOJOK.CO
Malam Jumat

Setelah Ibu Meninggal

2 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.