MOJOK.CO – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Polda dan Polres untuk menggelar “Jumat Curhat”. Agenda ini bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat di wilayah masing-masing.
Jumat Curhat menjadi perhatian dan bahkan mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk Joko Widodo. Oleh karenanya Wakil Kepala Posko (Wakaposko) Presisi Polri Kombes Indarto memutuskan untuk melanjutkan agenda ini di 2023.
Menilik kembali ke belakang, sebenarnya “Jumat Curhat” merupakan salah satu agenda yang diterapkan oleh salah satu Polres.
“Lalu kita adopsi, kita perintahkan semua Kapolda Kapolres untuk melaksanakan ‘Jumat Curhat’,” ujar Indarto dalam diskusi publik Restrukturisasi dan Reposisi Polri Menghadapi Tahun Politik dan Era 4.0 di Hotel Diradja, Jakarta, Selasa (31/1/2023) seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Agenda “Jumat Curhat” itu akan memiliki nama yang berbeda-beda di tingkat daerah, tetapi isinya kan sama saja. Di situ Kasatwil, Kapolda, Kapolres, akan menyiapkan waktu bertemu langsung dengan masyarakat secara informal. mereka menampung semua keluhan masukan dan kritik untuk perbaikan ke depan.
Selama “Jumat Curhat” berlangsung, banyak saran dan masukan yang sudah ditampung. Bahkan, Indarto mengungkapkan lebih banyak aspirasi masuk lewat saluran ini daripada melalui WhatsApp milik Polda dan Polres.
Uneg-uneg masyarakat
Hingga Jumat pekan lalu, sudah ada 29.414 “Jumat Curhat” yang ditampung dan dalam proses kategorisasi. Uneg-uneg yang disampaikan masyarakat pun beragam, bahkan yang remeh-temeh sekalipun seperti mengeluh kegiatan tetangga tiap malam.
Saat ini “Jumat Curhat” sedang dalam proses kategorisasi. Mulai yang remeh-temeh, seperti suara motor pengendara yang terlampau berisik hingga sampai mengeluh kegiatan tetangga tiap malam.
“Ini ditindaklanjuti dengan cepat, ternyata efeknya bagus,” tutup dia.
Institusi polisi memang tengah menjadi sorotan semenjak beberapa kasus besar melibatkan institusi keamanan itu. Melansir Survei LSI pada Oktober 2022, kepercayaan publik terhadap Polri sempat turun hingga 17 persen menjadi 53 persen. Penurunan ini diperberat oleh kasus pembunuhan Ferdy Sambo dan tragedi Kanjuruhan.
Penurunan tingkat kepercayaan ini sebenarnya sudah terlihat sejak Agustus 2022. Pada saat itu, angkanya sudah melorot 2 persen menjadi 70 persen dari sebelumnya 72 persen.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi