MOJOK.CO – Acara menyambut HUT RI menjadi ajang bagi talenta lokal kampung untuk unjuk gigi menjadi pembawa acara yang meriah. Mereka dituntut punya kemampuan khusus agar memandu acara Agustusan, terutama lomba-lomba menjadi seru dan penuh tawa.
Rabu (17/8), di Dukuh Karangmloko, Ngaglik, Sleman, seorang lelaki bernama Yoto (45) selalu sigap membawa mikrofon sambil mengamati jalannya lomba menangkap ikan lele di sepetak sawah. Ia memandu jalannya acara yang diikuti ratusan warga dari kampungnya.
Lomba ini cukup meriah dan penuh tawa dari peserta. Selain memang lombanya yang seru, tentu Yoto turut membantu memecah suasana dengan celetukan-celetukan jenaka yang ia lempar ke peserta. Pada Mojok, Yoto berbagi tips yang bisa Anda gunakan jika hendak menjadi pembawa acara serupa.
#1 Hafal nama para warga
Acara Agustusan di kampung memang sering mengandalkan talenta lokal dalam urusan pembawa acara. Selain memang dananya terbatas, talenta lokal tentu diharap bisa lebih mendalami kearifan setempat. Termasuk memanggil nama-nama warga agar lebih dekat dan bisa berinteraksi.
“Penting itu. Saya tinggal di sini jadi hafal nama-nama warga,” ujar lelaki yang beberapa tahun terakhir dipercaya menjadi pemandu acara di Karangmloko.
#2 Hafal lirik-lirik lagu yang diputar
Kemeriahaan lomba menangkap lele di Karangmloko siang itu didukung dengan lagu-lagu dangdut koplo yang diputar lewat pengeras suara. Lagu “Paijo” yang dipopulerkan Zaskia Gotik hingga “Joko Tingkir” dari Yeni Inka mengalun manja mencairkan suasana.
Namun, lagu itu tak sekadar diputar, sesekali Yoto sebagai pembawa acara ikut sumbang suara menyanyikan sepotong dua potong lirik. Menurutnya, itu hal penting untuk mendukung performanya selama memandu acara ini. Hitung-hitung, bisa mengisi keheningan sejenak.
“Nah, kebetulan saya juga hafal lagu-lagu yang diputar ini. Jadi bisa nyahut juga,” ujarnya singkat.
#3 Punya selera humor tinggi
Selanjutnya, hal yang tentu perlu dikuasai oleh pembawa acara adalah seni melempar guyonan ke peserta. Humor yang dekat dengan warga setempat. Yoto memanfaatkan kedekatannya dengan warga dengan melempar guyonan sembari memanggil penonton atau peserta yang ia kenal.
“Lho Pak RT kok mboten nyebur. Malah ndelik ning kono (Pak RT kok tidak mencebur, malah sembunyi di sana),” ucap Yoto, sambil menunjuk Pak RT yang berada di pojokan sawah dan tak ikut menangkap lele.
#4 Kepercayaan Diri
Ini sudah pasti. Bagi mereka yang tampil menyumbangkan suara di depan khalayak umum, kepercayaan diri sudah mutlak harus dimiliki seorang pembawa acara. Yoto tidak ragu untuk berkeliling mendekat pada para penonton agar bisa membuat suasana lebih meriah.
Pria berkaos merah dengan tindik kecil di telinga kirinya ini memandu lomba paling meriah di Karangmloko dengan lancar. Tips darinya tentu patut untuk Anda coba jika ingin menjadi pembawa acara di kampung masing-masing.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono