MOJOK.CO – Nama J. Robert Oppenheimer kembali mencuat setelah film Oppenheimer rilis. Ia dipuji karena temuannya mengubah sejarah dunia. Namun, tahukah kamu kalau sang ilmuwan punya sisi gelap?
Film Oppenheimer karya sutradara Christopher Nolan meraih banyak pujian. Nolan dianggap mampu mengisahkan ulang sejarah dunia dan menampilkan kompleksitas tokoh Oppenheimer (diperankan Cillian Murphy) yang dianggap pahlawan perang Amerika Serikat.
Oppenheimer bukan tokoh fiksi. Ia adalah ilmuwan jenius yang nyata dan dipuja banyak orang karena temuannya. Temuannya, bom atom, disebut-sebut sebagai penghenti Perang Dunia II. Meski demikian, kehidupannya yang gemilang tersebut ternyata menyimpan sisi gelap.
Cerdas tapi beringas
J. Robert Oppenheimer merupakan sarjana di bidang kimia Universitas Harvard dan meraih PhD di bidang fisika dari Universitas Gottingen Jerman. Setelahnya ia menjadi professor departemen fisika di Universitas California, Berkeley. Pada 1942, Oppenheimer menggarap Proyek Manhattan dan menjadi kepala proyek Laboratorium Los Alamos di New Mexico yang kemudian melahirkan bom atom.
Oppenheimer meraih banyak pujian karena temuannya. Bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki dianggap sebagai momentum yang mengehentikan Perang Dunia II. Dalam konteks Indonesia, momen tersebut juga mendorong kemerdekaan Indonesia.
Meski demikian bagi orang Jepang, sosoknya dianggap sebagai monster karena telah membunuh ratusan ribu jiwa dan menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun non materiil. Setelah pemboman, banyak orang tewas karena luka bakar, terkena penyakit akibat radiasi, hingga kekurangan gizi. Kebanyakan dari korbannya adalah warga sipil.
Penemuan bom atom juga memicu negara-negara lain berlomba menciptakan senjata pemusnah massal serupa. Dampaknya terasa hingga sekarang, perang Rusia-Ukraina misalnya, atau perang dingin nuklir antarnegara-negara adidaya seperti Rusia, Korea Utara, dan yang lainnya.
Terlibat skandal asmara
Kehidupan asmara J. Robert Oppenheimer cukup pelik. Pada 1939-1940, ia menjalin hubungan terlarang dengan Katherine “Kitty” Puening yang merupakan seorang botani lulusan Universitas Pennsylvania yang juga mantan anggota Partai Komunis. Saat itu, Kitty berstatus sebagai istri dari seorang dokter bernama Richard Harrison.
Pada musim panas 1940 Oppenheimer tinggal serumah bersama Kitty. Sampai akhirnya Kitty menggugat cerai suaminya karena hamil lalu mempersunting Oppenheimer sebagai suami barunya pada 1 November 1940. Kisah tersebut tertera d
Nasionalis AS yang terindikasi komunis
Di satu sisi, Oppenheimer mendukung negaranya menyelesaikan bom atom agar dunia tahu kedigdayaan AS. Di sisi lain, ia banyak terlibat dalam pergerakan komunis yang mana lekat dengan idologi musuh bebuyutan negaranya, Uni Soviet. Pada 1930-an, ia mendukung reformasi sosial yang lekat dengan gagasan komunis.
Ia juga menyumbangkan sejumlah uang bagi banyak gerakan progresif yang dianggap sebagai sayap kiri di era McCarthy. Ia kerap dianggap radikal, salah satunya karena menjadi bagian dari penggalangan dana untuk republikan dalam Perang Saudara Spanyol dan kegiatan antifasis lainnya. Keterlibatan ini sempat membuat posisinya di Proyek Manhattan terancam. Meski demikian, ia tak pernah secara terbuka menyatakan diri bergabung dengan Partai Komunis Amerika Serikat.
Begitulah J. Robert Oppenheimer. Sosok kompleks yang penuh dengan kontradiksi. Jenius dengan tangan berlumur darah. Nasionalis AS pendukung gagasan komunis. Penghenti perang dunia yang melahirkan perang dunia gaya baru.
Meski demikian, seburuk-buruknya Oppenheimer, beliau telah menginspirasi banyak orang. Bukan cuma para ilmuwan, tapi juga musisi seperti grup Nasida Ria. Tanpa Oppenheimer, lagu “Perdamaian” dan “Bom Nuklir” yang hits mungkin tidak akan pernah ada.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Mengenal Gareth Evans, Bule yang Berjasa Bawa Pencak Silat ke Hollywood
Cek berita dan artikel lainnya di Google News