MOJOK.CO – 6 film lokal jogja mendapatkan pendanaan siap tampil di festival fim nasional dan internasional. Ajang kompetisi dan pendanaan dari Disbud DIY ini dalam rangka memunculkan sineas-sineas lokal.Â
Film “Tilik” yang merupakan garapan sineas Yogyakarta sempat viral pada 2018. FIlm ini berhasil memenangkan sejumlah penghargaan dalam Festival FIlm Internasional. 27 juta penonton sudah menyaksikan film ini di kanal Youtube.
Film yang diinisiasi Dinas Kebudayaan (disbud) DIY itu pun akhirnya melahirkan banyak sineas-sineas baru dari kota ini. Mereka secara berkala membuat film-film lain untuk ikut dalam beragam festival.
Disbud DIY sejak sejak beberapa tahun terakhir menggandeng sineas film nasional seperti Garin Nugroho, Hanung Brahmantyo dan lainnya untuk membantu pengembangan film-film lokal. Selain menguatkan pembinaan para film maker, berbagai upaya dilakukan untuk membangun ekosistem yang mendukung untuk dunia perfilman.
“Saat ini sudah ada sekitar 108 film yang dibuat sineas-sineas jogja sejak 2010 dari kompetisi pendanaan film,” ujar Kepala Disbud DIY, Dian Lakshmi Pratiwi disela gala premier enam film baru karya sineas muda DIY di Bioskop XXI Yogyakarta, Jumat (10/03/2023).
Pendanaan film
Tahun ini sekitar 50 film karya sineas lokal mencoba ikut berkompetisi untuk mendapatkan pendanaan. Film-film terbaik akan terpilih dari sejumlah seleksi untuk mendapatkan pembiayaan yang memanfaatkan dana keistimewaan.
Hasil seleksi tersebut, terpilih lah enam film terbaik yang tampil dalam gala premiere. Enam karya kali ini terdiri dari dua dokumenter dan empat fiksi yakni “Kala Nanti”, “Kanaka”, “Lebaran Dari Hong Kong”, “Nginang Karo Ngilo” dan “Nyalawandi dan Piye Perasaanmu Nek Dadi Aku”.
“Masing-masing dari enam film yang terpilih mendapatkan dana pembiayaan sebesar Rp180 juta,” jelas Dian.
Keenam film itu sengaja hanya akan diputar dalam gala premiere terbatas kompetisi pendanaan pembuatan film Yogyakarta. Publik baru bisa menikmati film baru dalam dua tahun ke depan karena akan film-film tersebut akan ikut dalam berbagai ajang festival, baik nasional maupun internasional.
“Film-film itu nantinya akan ikut dalam berbagai festival film nasional dan internasional yang syaratnya tidak boleh di-publish dulu secara terbuka di berbagai platform. Jadi menunggu dua tahun baru nanti bisa tayang untuk masyarakat,” jelasnya.
Sementara, Dewinta Hutagaol, Head of Corporate Communications and Brand Management Cinema XXI mengungkapkan, kompetisi pembuatan film merupakan salah satu wujud komitmen semua stakeholder dalam menumbuhkan ekosistem perfilman Indonesia.
“Semoga melalui kompetisi seperti ini, semakin banyak karya-karya film yang berkualitas lahir dari insan perfiman Yogyakarta,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA 5 Fakta Menarik Konser Deep Purple di Solo, Kembali ke Indonesia Setelah 48 Tahun