MOJOK.CO – Beberapa kafe di Jogja yang sudah gulung tikar masih membekas bagi pengunjungnya. Terlalu banyak kenangan di tempat nongkrong itu hingga sulit terlupakan.Â
Sebelum kafe di Jogja menjamur seperti sekarang ini, dulu tak banyak pilihan tempat kongkow di kota ini. Ada beberapa yang jadi andalan. Namun, sayang tidak semuanya mampu bertahan. Kafe-kafe tersebut tergilas zaman.
Netizen yang punya kenangan kemudian berbagi kisahnya di sosial media. Tidak sedikit yang berharap kafe tersebut bisa beroperasi kembali di masa mendatang. Namun, berbisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bisnis kafe di Jogja yang persaingannya ketat banget.
Nah, buat yang belum tau, di bawah ini kafe-kafe di Jogja yang sudah tutup dan ‘legend’ pada masanya.
#1 Djendelo Koffie
Djendelo Koffie mungkin tidak asing bagi mereka yang kerap mengunjungi toko buku Togamas. Kafe yang satu ini berada di lantai dua atau di atas toko buku Togamas Jalan Affandi. Tempat ini jadi ‘melting pot’ anak muda Jogja sejak 2005.
Djendelo Koffie memang terkenal di antara anak muda Jogja. Apalagi berbagai acara kerap digelar di sana karena tempatnya yang lumayan luas dan cocok menjadi tempat diskusi. Tidak sedikit pula komunitas yang menjadikan Djendelo Koffie sebagai markas ngumpul. Sayangnya tempat ini harus tutup pada 2019.
#2 Warkop Semesta
Warung kopi (warkop) Semesta adalah salah satu tempat nongkrong yang ikonik di Jogja. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Warkop yang buka selama 24 jam itu selalu penuh pengunjung apalagi di akhir pekan. Melansir Krjogja.com, minimal ada 1.500 transaksi pembelian minuman dalam sehari. Itu terjadi ketika Semesta sedang jaya-jayanya di kisaran 2014-2017.
Saat awal berdiri, Semesta bekerjasama dengan Blandongan yang juga dikenal sebagai tempat ngopi hits pada zamannya. Namun, kerjasama tersebut hanya bertahan satu tahun.
Setelah berdiri sejak 2010, warkop yang terletak di Jalan Abu Bakar Ali, Kotabaru dekat Jembatan Kewek itu harus tutup pada 2019. Kondisi warkop Semesta sempat viral di Twitter karena tampak terbengkalai.
#3 Kalimilk
Kalimilk terkenal sebagai kafe yang menyediakan susu dengan berbagai varian. Rasanya yang enak dengan harganya yang ramah di kantong bikin kafe ini punya banyak penggemar. Melansir Harian Jogja, Kalimilk yang berdiri sejak 2010 itu harus mengundurkan diri pada Agustus 2019. Pendiri Kalimilk Fauzan Rachmansyah sempat mengunggah cuitan di akun Twitter-nya, sebuah ucapan terima kasih kepada Neneners, sebutan untuk pelanggan setia Kalimilk, karena sudah menemani perjalanan usahanya selama 9 tahun.
#4 Dixie
Dixie akhirnya harus gulung tikar pada 9 Mei 2021 setelah 16 tahun beroperasi. Sebenarnya, Dixie lebih tepat sebagai resto ketimbang kafe. Namun, tempat yang terletak di Jl. Affandi No.40 B itu juga terkenal sebagai tempat ngopi sebelum kafe-kafe menjamur di Jogja. Ketika Instagram Dixie secara resmi mengumumkan penutupannya, netizen banyak yang merasa kehilangan. Pihak Dixie pun berharap suatu saat bisa hadir kembali di Jogja apabila ada rezeki dan kesempatan.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi