Panggung ARTJOG, Kamis malam (8/8/2025) berbeda dengan hari biasanya. Ratusan perempuan mengenakan kebaya memenuhi lokasi acara. Mereka sama-sama merayakan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada bulan Juli lalu. Acara ini merupakan inisiasi dari ARTJOG, Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Narasi.
Tajuk acaranya adalah “Kita Bekebaya”. Isinya berupa rangkaian aktivitas kreatif dan edukatif yang bertujuan meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang terus berkembang.
Acara ini dibuka dengan pemutaran film pendek #KitaBerkebaya yang juga dapat disaksikan melalui kanal YouTube Indonesia Kaya. Selanjutnya ada karya artistik dari Abdi Dalem Pura Mangkunegaran yang merepresentasikan makna kebaya. Penampilan ini menjadi pengantar menuju diskusi seputar budaya, ekspresi diri, dan pemberdayaan.
Kemudian yang tak kalah menarik adalah perbincangan dalam Talkshow Berdaya Lewat Kebaya: Warisan Budaya sebagai Ruang Ekspresi. Obrolan hangat yang merayakan kebaya sebagai simbol budaya, identitas, dan ekspresi diri perempuan Indonesia ini akan dibahas oleh Mbakyu Berkebaya (content creator), dan GRAj. (Gusti Raden Ajeng) Ancillasura Marina Sudjiwo (Pengageng Kawedanan Panti Budaya Pura Mangkunegaran).
Penonton yang hadir juga dapat melihat praktik singkat tentang Padu Padan Kebaya yang mengajak peserta memadupadankan elemen kebaya sesuai gaya dan ekspresi diri dan gaya mereka sendiri. Di akhir acara, pengunjung dihibur dengan penampilan Lantun Orchestra, kelompok musik yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan aransemen modern, menciptakan harmoni yang memukau dan unik, serta menghadirkan pengalaman musik yang kaya dan mendalam.
Kebaya: warisan budaya penuh makna dan filosofi
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan bahwa kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang penuh dengan makna dan filosofi, serta mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas perempuan Indonesia.
Mengingat hal tersebut, pihaknya kemudian menginisiasi gerakan Kita Berkebaya yang mengingatkan kembali bahwa kebaya sebagai simbol ekspresi diri, kebanggaan budaya, dan pemberdayaan perempuan lintas generasi.

“Melalui kehadiran Kita Berkebaya di panggung ARTJOG ini, diharapkan lahir kesadaran baru akan pentingnya merawat dan menghidupkan kembali kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang kaya dan terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi yang memberdayakan, baik dari penjual kain, penjahit, pembatik, perancang busana, hingga pelaku industri kreatif lainnya di seluruh Indonesia,” ungkap Renita.
Sementara itu, Gusti Sura menambahkan bahwa kebaya bukan hanya warisan kain dan jahitan, melainkan cerita tentang perjalanan budaya, identitas, dan jati diri perempuan Indonesia. Dengan memahami sejarah dan maknanya, kita bisa membawa kebaya tetap relevan di masa ini.
“Generasi muda memiliki peran penting untuk menghidupkan kembali kebaya, tidak hanya dengan memakainya, tetapi juga dengan memberi nafas baru lewat ide, kolaborasi, dan kreativitas. Kebaya adalah masa lalu, masa kini, dan masa depan kita bersama,” ujar Gusti Sura.
Penulis: Purnawan Setyo Adi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Upaya Petani di Papua Kembangkan Bisnis Parfum Kelas Dunia, hingga Dilirik Brand Ternama seperti Chanel dan Hermes atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan











