MOJOK.CO – Indonesia dan pencak silat adalah dua hal yang nggak bisa dipisahkan. Ibaratnya seperti ibu dan anak. Sebagai anak, pencak silat telah berbakti kepada ibunya. Sebab sudah nggak terhitung lagi pencak silat mengharumkan nama bangsa di luar negeri. Salah satunya melalui film.
Satu dekade ke belakang, pencak silat Indonesia rutin mewarnai perfileman Hollywood khususnya yang berjenis action atau laga. Beberapa aktor pendekar kita mengambil peran di sana, dari Iko Uwais, Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman, hingga Joe Taslim.
Keterlibatan mereka di panggung Hollywood nggak bisa dipisahkan dari peran seorang bule bernama Gareth Evans. Sumbangsihnya besar bagi mereka, juga bagi pencak silat.
Siapakah dia? Cekidot!
Sutradara yang mengumpulkan para pendekar pencak silat berbakat tanah air
Gareth Evans lahir di Wales, 10 Januari 1980. Ia merupakan sutradara film yang aktif di perfileman Indonesia sejak 2008. Dialah yang menyutradarai film The Raid (2012). Karena tangan dinginnya, film tersebut meraih banyak pujian dari penonton hingga kritikus film internasional.
The Raid menjadi pintu gerbang bagi aktor-aktor silat kita menjajaki Hollywood. Evans-lah yang menemukan dan menyulap Iko Uwais, pendekar yang berprofesi sebagai sopir, menjadi aktor silat papan atas. Begitu juga dengan Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman yang sebelumnya bukan siapa-siapa di industri film.
Aktif bikin film sejak kuliah
Gareth Evans merupakan alumnus Universitas Cardiff jurusan film dan Universitas Glamorgan jurusan penulisan skenario. Ia mengawali debutnya dengan menyutradarai fim pendek Samurai Monogatari pada 2003. Film yang bercerita tentang seorang samurai yang sedang menunggu dieksekusi.
Gareth membuat film tersebut dalam dalam bahasa Jepang dan mempertontonkannya ke mahasiswa Tokyo yang sedang belajar di Universitas Cardiff.
Selepas lulus dari Universitas Glamorgan, ia memproduksi film panjang pertamanya bertajuk Footsteps. Film ini meraih penghargaan terbaik di Festival Film Swansea Bay.
Perjalanan kariernya di Indonesia
Pada tahun 2008, ia merilis film dokumenter berjudul Mystic Arts of Indonesia: Pencak Silat. Ia memproduksi film tersebut di Indonesia dan ia membuatnya untuk aktris senior Christine Hakim. Di sinilah kisah pertemuannya dengan Iko Uwais bermula.
“Aku bertemu dengan Iko Uwais saat menggarap film dokumenter. Ketika itu aku tinggal di Indonesia selama hampir enam pekan untuk menelusuri budaya-budaya Indonesia, ya selama proses itulah kami bertemu,” kata Gareth pada sebuah wawancara tahun 2007.
Lewat proses syuting film dokumenter itu, Evans jatuh cinta dengan budaya dan orang-orang Indonesia. Karena perasaan itulah, yang mendorongnya membuat film silat lagi. Tahun 2009, ia membuat film Merantau. Film ini menjadi debut Iko Uwais sebagai aktor. Sebab, setelah itu, Evans menggarap The Raid (2012) dan The Raid: Berandal (2014).
Ada satu fun fact tentang Evans. Ia merupakan suami dari Rangga Maya Barack, kakak dari Reino Barack yang populer setelah menikahi Syahrini pada 2019 lalu.
Tanpa Evans, nggak akan ada The Raid. Dan tanpa The Raid, penonton film internasional mungkin nggak akan tahu pencak silat. Tanpa Evans, Iko mungkin nggak akan main bareng Sylvester Stallone dan Jason Statham. Begitu pula dengan Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman yang mungkin nggak akan punya kesempatan menghajar Keanu Reeves.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 4 Film Laga Legendaris Indonesia, Nostalgia Aksi Para Pendekar dari Masa Lampau
Cek berita dan artikel lainnya di Google News