MOJOK.CO – Drama perseteruan Elon Musk dengan Twitter terus berlanjut. Pada Sabtu (6/8), Chief Executive Officer (CEO) Tesla ini menantang CEO Twitter Parag Agrawal untuk debat terbuka mengenai persentase akun bot di platform media sosial tersebut.
“Dengan ini saya menantang @paraga untuk debat terbuka tentang persentase akun bot Twitter. Biarkan dia membuktikan kepada publik bahwa Twitter memiliki kurang dari 5 persen pengguna harian palsu atau spam!” kata Musk dalam unggahan Twitter-nya.
Dia juga melakukan jajak pendapat yang menanyakan apakah Twitter benar-benar memiliki kurang dari 5 persen pengguna harian palsu atau akun bot.
Sebelumnya, dikutip dari Reuters pada Minggu, Elon Musk mengatakan bahwa jika Twitter dapat memberikan metode pengambilan sampel sebanyak 100 akun dan mengonfirmasi bahwa akun itu nyata. Kesepakatannya untuk membeli perusahaan harus dilanjutkan sesuai dengan ketentuan awal.
“Namun, jika ternyata pengajuan SEC mereka secara material salah, maka seharusnya tidak,” ujarnya.
Pada Kamis lalu, Twitter menolak klaim Elon Musk yang mengatakan dia ditipu untuk menandatangani perjanjian, senilai 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp657 triliun untuk membeli perusahaan.
“Menurut Musk, dia ditipu oleh Twitter untuk menandatangani perjanjian merger senilai 44 miliar dolar AS. Cerita itu tidak masuk akal dan bertentangan dengan fakta,” kata Twitter.
Drama pembelian Twitter ini dimulai bahkan sebelum Elon Musk mengakuisi Twitter, pada 13 April 2022, Elon Musk memanaskan isu akuisisi Twitter melalui cuitannya. Saat itu, keinginannya mendapat tentangan keras dari direksi dan dewan komisaris Twitter.
Twitter tidak terima, Elon Musk batalkan pembelian
Sebelumnya, ia memang sudah memiliki 73 lembar saham Twitter atau 9,2 persen yang ia beli pada 14 Maret 2022. Ia berambisi untuk memiliki seluruh saham Twitter.
Sejak itu, Elon Musk makin ambisius untuk mengakuisisinya. Pada akhirnya direksi dan dewan komisaris Twitter menyerah pada tawaran Elon Musk. Tawaran sebesar 44 miliar dollar atau setara dengan Rp643 triliun itu pun disepakati.
Namun, perkara akuisisi ini ternyata belum usai. Elon Musk tiba-tiba menyatakan tidak mau meneruskan proses pembelian Twitter. Alasannya, karena banyaknya akun palsu atau akun bot yang marak ditemui di platform ini.
“Twitter secara material melanggar beberapa kesepakatan dalam perjanjian tersebut. Kelihatannya membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang Tuan Musk andalkan ketika masuk ke perjanjian merger,” kata Elon Musk. Pernyataan itu ada dalam berkas yang diajukan ke pengadilan, dikutip dari Reuters pada Selasa (12/7).
Sumber: Antara
Editor: Agung Purwandono