MOJOK.CO – Mixue Ice Cream and Tea jadi merek dagang yang fenomenal. Gerainya banyak tersebar di Indonesia. Jarak antar gerai pun seringkali berdekatan. Kok bisa ya?
Mixue seringkali jadi bahan pembicaraan netizen di media sosial. Pasalnya, waralaba minuman cepat saji asal China ini begitu ekspansif dalam membuka gerai baru di Indonesia. Toko minuman dan es krim ini sudah menginvasi hampir seluruh kota besar di Indonesia. Per 2022 saja, jumlahnya mencapai 300-an gerai.
Gerai Mixue di seluruh dunia mencapai 20 ribuan. Gerai-gerai ini tersebar di China dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Indoensia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Mixue semakin populer mengingat harganya yang cukup terjangkau. Hanya dengan merogoh kocek Rp8.000, pembeli sudah bisa membeli produk Mixue, seperti aneka es teh, es krim, bubble tea, fruit tea, dan milkshake.
Lantas, bagaimana sejarah Mixue hingga akhirnya mampu sebesar ini?
Awalnya adalah es serut
Merunut pada sejarahnya, pendiri Mixue Ice Cream and Tea adalah pengusaha asal China, Zhang Hongchao. Usaha ini berdiri pada 1997. Melansir The Momentum Asia, kendati kini jadi salah satu waralaba terbesar di China, bisnis Mixue berdiri dengan modal awal hanya sebesar RMB4000 (sekitar Rp7 juta kala itu).
Saat awal pendirian, produk utama Zhang adalah es serut. Bahkan, dengan modal terbatas itu, ia harus menggunakan barang-barang pribadi miliknya seperti motor, turntable, dan mesin pengiris yang ia rangkai jadi mesin serut keliling.
Selain es serut, ia juga menjual es krim dan smoothie. Sementara produk yang jadi andalan hari ini, milk tea, baru ia tambahkan belakangan saat bisnis mulai maju.
Kendati dengan modal minim, saat itu Zhang bisa meraup untung RMB100 atau setara dengan Rp175.000 per hari. Pendapatannya bisa lebih banyak ketika cuaca sedang panas. Penghasilan ini pun cukup memuaskannya.
Setelah modal terkumpul, pada 2007 Zhang mulai membuka waralaba (franchise). Setelah awalnya berjualan secara berkeliling, ia pun membuka belasan toko Mixue di provinsi Henan. Setahun berselang, Mixue malah sudah mempunyai 180 cabang dan terdaftar sebagai perusahaan.
Setelah merasa usahanya itu terus berkembang dengan baik, pada 2010 Zhang memutuskan untuk bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd. untuk memperluas operasi waralaba di seluruh negeri China.
Kemudian, pada tahun 2012 dan 2014, Mixue juga gencar membangun pusat produksi dan logistiknya sendiri karena komitmennya untuk menawarkan produk dengan harga yang wajar. Hal ini ia lakukan untuk menekan biaya produksi hingga 20 persen.
Berkat strategi Zhang menekan harga agar terjangkau tanpa merusak rasa tersebut, terbukti berhasil. Kini kedai Mixue menjamur tak hanya di Tiongkok, tetapi juga di berbagai negara termasuk di Indonesia.
Kunci sukses Mixue
Sudah jadi rahasia umum bahwa salah satu keunggulan Mixue adalah harga es krim dan minuman yang relatif murah. Sebagian besar konsumen mengaku memilih Mixue karena sangat proper: harganya murah dan rasanya enak.
Menurut CNBC Indonesia, Mixue mampu menekan biaya produksi yang relatif rendah karena mereka membangun rantai pasokan sendiri. Mixue juga mengelola sendiri proses produksi, mulai dari bahan baku, pergudangan, sampai logistik. Cara ini, pada akhirnya dapat memotong perantara pihak ketiga dan terbukti efektif menjaga biayanya logistik sangat rendah.
Selain itu, Mixue juga memiliki kapasitas untuk membangun tempat pelatihan demi menyempurnakan manajemen dan sistem operasinya. Antara lain, seperti menyediakan dukungan efektif dari pemilihan toko, renovasi toko, pelatihan staf, manajemen toko, pemeliharaan perangkat lunak dan perangkat keras toko. Sistem yang mereka buat jelas menarik lebih banyak peminat waralaba.
Mixue juga tidak butuh biaya besar untuk melakukan promosi. Apalagi, dengan kepopuleran brand saat ini di media sosial, banyak orang yang penasaran dan otomatis mencari Mixue meski mereka sama sekali tidak memasang iklan.
Sementara terkait menjamurnya gerai-gerai Mixue ini, disebabkan karena dalam kebijakan Mixue Indonesia, tidak ada angka pasti terkait radius atau jarak antar toko dalam satu wilayah yang sama. Sebab, lokasi untuk pembukaan toko penentunya berdasarkan kondisi lokasi, peninjauan target market lokasi, ukuran market, hingga jumlah permintaan dan minat masyarakat terhadap Mixue.
Maka tak heran, jika dalam satu wilayah terdapat beberapa gerai yang saling berdekatan. Meskipun demikian, sebelum melakukan kerja sama untuk membuka franchise, calon mitra harus mengonfirmasi pihak Mixue Indonesia terlebih dahulu untuk dilakukan survei wilayah toko. Sebab, tidak seluruh lokasi yang diajukan oleh mitra dapat memperoleh persetujuan dari Mixue Indonesia.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi