MOJOK.CO – Warung tegal (warteg) semakin masif berkembang di Jogja. Beberapa jenama waralaba mulai tampak mengisi sudut-sudut jalan dengan outlet baru. Warteg-warteg ini menawarkan sejumlah keunggulan dari sisi menu, apa saja itu?
Sejak awal 2023 outlet-outlet warung tegal bermunculan di Jogja. Salah satu jenama dengan perkembangan paling masif yakni Warteg Kharisma Bahari (WKB). Jenama ini sudah lama populer di Jabodetabek dan kini merambah DIY-Jawa Tengah.
Keberadaan warteg mulai bersanding dengan deretan warmindo yang terlebih dahulu jamak dijumpai di Jogja. Sampai Juli 2023, WKB sudah memiliki lebih dari 30 outlet di Jogja.
Mojok sempat berbincang dengan David, salah satu marketing WKB untuk wilayah DIY. Ia menerangkan beberapa modal penting warteg-nya supaya bisa meraih pasar di daerah yang identik dengan pelanggan mahasiswanya ini.
#1 Puluhan menu warteg
Baginya, salah satu andalan warteg adalah keberadaan menu dalam jumlah banyak. Pilihan ini membuat pelanggan tidak mudah bosan. Setiap warteg punya lebih dari 30 menu termasuk beragam sayuran.
“Jogja kan orang dari berbagai daerah. Nah pasti kan ingin varian makan yang beragam. Pasti kan engga melulu warmindo dan warung padang murah terus. Kalau di warteg kan lauknya lebih banyak,” katanya pada Kamis (16/2/2023) silam.
“Orang ingin mencari sayur bisa pilih warteg ketimbang warmindo dan warung padang,” imbuhnya.
#2 Juru raciknya orang Tegal dan Brebes
Salah satu ciri khas warteg, terdengar bahasa Jawa berdialek ngapak dari para pengelolanya. Meski sistemnya waralaba dengan investor dari berbagai daerah, WKB memprioritaskan pengelola yang berasal dari Tegal dan Brebes.
Masakan dari orang asli daerah asal warung ini membuat masakannya terasa otentik. Selain itu, nuansanya juga terasa khas daerah Pantura Jawa Tengah.
“Investor dari mana saja tapi pengelolanya dari Tegal dan Brebes yang sudah punya basic. Kita training dulu sehingga ketika investor masuk, para pengelola ini sudah siap,” jelasnya.
Nantinya akan ada mekanisme bagi hasil antara investor dengan pengelola yang sehari-hari mengurus operasional warung.
#3 Olahan laut yang beragam di menu warteg
Salah satu ciri khas yang melekat pada setiap warteg adalah keberadaan beragam masakan hasil tangkapan laut. Sebab Tegal adalah wilayah pesisir utara Jawa dengan banyak nelayan.
“Warteg secara menu hampir pasti ada olahan laut. Mula dari kerang, cumi, beragam ikan, banyak lah,” tuturnya.
#4 Masakan bersih
Agar nikmat, mengolah hasil laut perlu menjaga kebersihan. Salah satu yang menarik dari waralaba warteg ini adalah penampakan outlet yang jauh dari kesan kumuh dan kusam.
Hal itu terlihat dari lampu neon yang menyala membuat suasana terang. Etalase kaca yang kinclong dan tembok dari keramik berwarna putih.
“Warteg kan dulu identik dengan kumuh dan jorok. Nah kita ingin berbeda. Tembok keramik biar mudah dibersihkan,” katanya.
Hal-hal itu membuat David yakin warteg perlahan bisa diterima oleh warga Jogja. Menjadi warung yang dapat bersanding dengan warmindo dan warung padang murah yang sudah lama eksis di wilayah ini.
Kendati begitu, ia mengakui bahwa warteg memang mengkhususkan diri menjadi tempat yang nyaman dan representatif untuk makan bukan nongkrong. Hal ini agak sedikit berbeda dengan perkembangan banyak warmindo yang menyediakan ruang luas bahkan WiFi agar pelanggan bisa berlama-lama.
Saat ini bukan hanya WKB, jenama warteg lain yang mulanya berkembang di Jakarta juga mengekspansi Jogja. Hal ini membuat semakin banyak pilihan kuliner untuk memanjakan lidah di Kota Pendidikan.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Mengintip Strategi Warteg Bahari yang Ingin Mewartegkan Jogja, Saingi Padang Murah dan Warmindo
Cek berita dan artikel lainnya di Google News