MOJOK.CO – Dalem Yudonegaran merupakan bangunan Keraton berusia ratusan tahun yang masih kokoh berdiri. Kediaman para bangsawan yang bersejarah.
Di sebelah timur Alun-alun Utara Jogja terdapat sebuah rumah Keraton yang terkenal dengan nama Dalem Yudonegaran. ‘Dalem’ berarti rumah, sedangkan ‘Yudonegaran’ mengambil dari nama pangeran atau bangsawan.
Rumah yang terletak di Jalan Ibu Ruswo No. 35, Kecamatan Gondomanan ini memiliki luas tanah 8000 m2 dan bangunan 2000 m2. Letaknya yang di pinggir jalan persis memungkinkan siapa saja bisa menyaksikan rumah ini.
Rumah tinggal putri raja
Dalem Yodonegaran dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar tahun 1811. Sejak berdiri, keluarga Keraton menggunakan bangunan ini sebagai tempat tinggal.
Adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Dewi bersama suaminya, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Wiji, yang menempati rumah ini saat pertama berdiri. Beliau merupakan putri Sultan Hamengku Buwono VII dengan GKR Kencono.
Ketika KRT. Wiji memakai rumah ini, nama daerah di sekitarnya mulai terkenal dengan sebutan kampung Wijilan. Lalu ketika GKR. Dewi wafat, rumah ini beralih huni kepada Gusti Pangeran Haryo Yudhadiningrat. Beliau merupakan adik Sultan Hamengku Buwono X.
Peralihan tersebut turut mengubah penyebutan rumah ini menyesuaikan nama pangeran yang menempati hingga akhirnya memakai nama Dalem Yudhanegaran.
Sekilas dalaman Dalem Yudhanegaran
Desan bangunan Dalem Yudhanegaran kental dengan nuansa tradisional Jawa. Rumah ini menghadap ke selatan sesuai dengan kosmologis Keraton yang biasa membuat bangunan mengarah ke utara dan selatan, merujuk pada Gunung Merapi dan Pantai Selatan.
Hingga kini komponen rumah ini masih cukup lengkap. Antara lain pintu masuk atau plengkung, langgar atau musala, kuncungan/kanopi, pendapa, pringgitan, gandok, dan Dalem Ageng. Dari pringgitan ke bangunan utama terdapat ruangan terbuka yang terbatasi dinding tiga pintu, salah satu pintu tersebut hanya bisa terbuka kalau ada yang mengangkat ke atas.
Sementara itu, Dalem Ageng memiliki tiga ruang atau senthong: senthon kiwo (kiri), tengah, dan tengen (kanan). Di depan senthong tengah terdapat seperangkat gamelan lengkap. Senthong kiwo dan tengen berfungsi sebagai kamar tidur yang berfungsi hanya pada saat upacara adat. Bangunan Dalem Ageng ini masih mempertahankan struktur ruang asli seperti pertama kali berdiri.
Baca halaman selanjutnya
Kereta kuda koleksi pribadi Gusti Yudha
Di area Dalem Yudhanegaraan terdapat sejumlah kereta kuda koleksi pribadi sekaligus buatan Gusti Yudha. Beberapa terpajang di pendopo halaman depan. ‘Paulina’ menjadi kereta yang menyimpan paling terkenal.
“Dulu itu paling terkenal sejak awal kereta Paulina. Kereta Paulina dipakai ratu sejagad (miss universe) yang namanya Paulina. Jadi dinamakan Paulina. Yang namain anak-anak,” ujar Ninik, pengelola Dalem ini, melansir dari detikJogja.
“Dia datang ke Indonesia ke Jakarta terus ke Jogja. Ke Jogja dikirab pakai kereta itu,” tambah Ninik.
Fungsi bangunan dari masa ke masa
Dalam perkembangannya, area Dalem Yudhanegaran pernah beberapa kali berganti fungsi. Bangunan gandok belakang pernah berfungsi sebagai tempat indekos. Bangunan depan sisi timur perndapa pernah jadi Sekolah Menengah Farmasi dan Sekolah Asisten Apoteker.
Dalem ini juga pernah menjadi kampus Fakultas Sastra UGM sampai tahun 1960-an. Pada akhir 1987, bangunan depan dipakai untuk sekretariat PORDASI (Perkumpulan Olah Raga Berkuda Seluruh Indonesia) sampai sekarang.
Saat ini, di dalam area Dalem Yudhanegaran terdapat kantor Yayasan Hukum Cakrayudha yang terletak di bagian timur. Di bagian depan dan belakang Dalem, terdepat beberapa rumah warga. Penghuni rumah tersebut ialah keturunan dari abdi dalem pembantu GKR Dewi.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Benteng Keraton Yogyakarta dari Masa ke Masa, Tetap Kokoh Berdiri Meski Kena Serang Bertubi-tubi
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News