MOJOK.CO – Pandemi memberikan kesempatan bagi Anang Batas yang dikenal sebagai raja plesetan untuk mendalami fotografi. Secara khusus fotografi dengan objek burung yang membuatnya harus diam dalam keheningan. Berkebalikan dengan dunia panggung yang selama ini ia geluti.
“Sing penting obah, ben uteke ora owah,” kata Anang saat menjelaskan awal perjalanannya di depan tamu undangan yang datang di pameran tunggal karya-karyanya “Fotodidak: Terpanjat Tak Terperanjat”, Sabtu (12/8) di Wisdom Park Universitas Gadjah Mada. Pameran ini menyajikan sekitar 400 foto karyanya yang mengambil objek burung.
Bagi Anang, masa pandemi membuat aktivitasnya sebagai seniman berhenti. Di sisi lain, ia tidak ingin hanya berdiam diri. Anang kemudian menekuni fotografi dari nol.
Ia awalnya tak bisa memotret, bahkan tidak paham mengenai teknik atau istilah-istilah fotografi. Barulah pada tanggal awal Januari 2021, ia mulai benar-benar belajar memotret dengan sungguh-sungguh.
Pada masa awal belajar memotret, Anang kerap kali memotret di lereng Merapi selama 3-4 kali dalam seminggu. Kegiatan itu terus ia lakukan selama 4-5 bulan lamanya demi memaksimalkan pemahamannya mengenai fotografi, khususnya dalam memotret secara manual.
Dari sama sekali tidak bisa mengoperasikan peralatan fotografi sampai kemudian Anang menemukan kenikmatan ketika memotret burung.
Pembukaan pameran karya Anang Batas dihadiri Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M. Med., Ed., Sp.OG(k)., Ph.D. dan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Ir. Singgih Raharjo.
Alasan Anang Batas pilih burung jadi objek utama
Ketika memasuki lokasi pameran, pengunjung akan langsung mendapat suguhan dengan begitu banyak gambar burung. Begitu banyaknya foto burung sampai rasanya hampir tak ada gambar lain pada pameran ini.
Namun, apabila melihat lebih cermat, dalam pameran ini juga terdapat foto-foto lainnya seperti merapi, candi prambanan, candi borobudur, maupun pantai. Meski begitu, Anang pun mengakui bahwa burung menjadi objek utama pada pameran ini.
“Jadi ini 80 persen memang (foto) burung karena perjalanan terakhir saya lebih banyak dengan burung,” ujarnya.
Tak ketinggalan, Anang juga menceritakan pengalamannya memotret burung dengan segala keunikan yang ia dapat selama ini. Anang mengatakan, ia menekuni fotografi khususnya objek burung karena banyak hal yang ia pelajari. Bukan hanya soal teknis memotret.
“Burung Kutilang ada ceritanya, jadi dia makan buah talok. Mulutnya kecil tapi ternyata dengan gaya dia, setelah habis semuanya, makan kenyang, akhirnya ada tempat sampah, dia buang di tempat sampah itu,” jelas Anang.
“Saya mengambil pesannya bahwa burung aja bisa nyari tempat yang bener, kok manusia kadang seenaknya buang sampah,” lanjutnya.
Selain keunikan dari burung yang ia foto, Anang menceritakan bahwa tempat terjauh yang pernah ia kunjungi untuk memotret adalah Lombok, Lumajang, dan Batu.
Ada workshop fotografi dan videografi
Pameran fotografi Anang Batas ini akan hadir di Wisdom Park Universitas Gadjah Mada dari tanggal 12 Agustus 2023 sampai 20 Agustus 2023. Pameran buka mulai pukul 09.00 WIB – 21.00 WIB dan tidak dipungut biaya apapun bagi pengunjung pameran.
Tak hanya memamerkan karya fotografi dari seorang Anang Batas, rupanya pameran ini juga akan mengadakan workshop fotografi maupun videografi untuk masyarakat umum.
Workshop fotografi dan videografi akan berlangsung tanggal 15-19 Agustus 2023 dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya. Beberapa tema di antaranya ialah photo journalism, street photography, maupun nature digital creator.
Pameran pun akan berakhir pada hari Minggu, 20 Agustus 2023 dengan pertunjukan Wayang Tri Brata dari Dalang Kombes Pol. Drs. Arif Nurcahyo, M.A, Psi.
Reporter: Zefanya Pilar Tiarso
Editor: Agung Purwandono