MOJOK.CO – Prabowo dan Jokowi “saling sindir” tentang kriteria pemimpin. Prabowo membahas tentang kemampuan bahasa Inggris, Jokowi membahas tentang pengalaman memimpin.
Pilpres tinggal menunggu waktu. Kejaran-kejaran selisih elektabilitas semakin seru dan ketat. Kedua kubu semakin frontal dalam menyindir dan menyerang satu sama lain. Dalam menit-menit akhir seperti ini, diam memang bukan pilihan yang menguntungkan.
Menit-menit akhir, semua bermain all-out. Bukan hanya tim suksesnya yang aktif, calon presiden yang diusung pun tak ketinggalan ikut menebarkan serangan dan sindiran satu sama lain. Ibarat kiper di menit-menit akhir pertandingan penting, kalau ada tendangan corner, ia bakal mennggalkan gawangnya untuk ikut maju menyerang.
Nah, adu “sindir” yang terjadi pada hari Kamis, 21 Maret 2019 kemarin agaknya menjadi salah satu contoh yang paling akurat soal adu serang ini.
Baik Jokowi maupun Prabowo seakan sama-sama menyindir kekurangan satu sama lain dalam kapasitasnya sebagai seorang calon pemimpin. Uniknya, keduanya melakukannya sama-sama di hadapan para pengusaha.
Jokowi, di hadapan para pengusaha yang hadir dalam acara deklarasi dukungan 10.000 pengusaha untuk Jokowi di Istora, Senayan, pada Kamis kemarin mengatakan pada para peserta agar tidak memilih pemimpin yang masih coba-coba.
“Pengalaman itu memberikan keuntungan kepada saya dalam mengelola, menakhodai kapal besar negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak mudah jangan dipikir gampang. Dari pengusaha masuk ke dunia pemerintahan, dunia politik berbeda total, itu baru pada posisi di wali kota,” kata Jokowi. “Artinya apa, jangan diberikan yang masih coba-coba, gitu loh.”
Tentu saja semuanya sudah paham, bahwa yang dimakdud oleh Jokowi adalah Prabowo.
Nah lho… Ihiiiiiiir…
Sementara itu, tak mau kalah dengan Jokowi, Prabowo pun meluncurkan serangan sindirannya kepada Jokowi.
Prabowo melakukannya di hadapan para pengusaha dalam acara Deklarasi dukungan Aliansi Pengusaha Nasional untuk Prabowo-Sandi di Djakarta Theater.
Jika Jokowi membahas tentang pengalaman memimpin, maka Prabowo membahas tentang kemampuan berbahasa Inggris.
Ia memuji Sandiaga yang menurutnya sangat pas sebagai seorang pemimpin salah satunya karena kemampuannya berbahasa Inggris.
“Saudara-saudara, alhamdulillah, saya ketemu seorang yang namanya Sandiaga Salahuddin Uno. Sebetulnya saya sudah minta dia dari 2014,” kata Prabowo. “Dan sudah kriteria itu semua, cerdas, ini, ini, ini, ini, ya harus juga, karena ini dunia internasional sudah begitu, ya harus bisa ngomong bahasa Inggris-lah.”
Nah, ini juga. Tentu saja semua orang paham, bahwa pernyataan Prabowo tersebut menjadi sentilan yang cukup nylekit bagi Jokowi sebab selama ini, Jokowi memang dikenal kurang fasih berbahasa Inggris.
Pas sudah. Sindiran keduanya sama-sama berbalas. Tak bertepuk sebelah tangan.
Yah, Valentine bukan budaya kita, ngomong secara langsung juga bukan budaya kita. Budaya kita adalah menyindir tapi secara terang-terangan.
Dan betapa beruntungnya kita masyarakat Indonesia, sebab dua calon pemimpin kita, Jokowi dan Prabowo adalah sosok yang sama-sama mau dan bersedia menjunjung tinggi budaya kita itu.