MOJOK.CO – Kongres PDIP dianggap tidak menarik karena regenerasi yang sudah digaungkan sejak lama belum juga kelihatan. Lantas, sebetulnya, siapakah yang cocok menggantikan Megawati?
Regenerasi itu keniscayaan. Dunia politik pun sudah merasakannya berkali-kali, kecuali PDIP. Adalah kongres ke-V PDIP yang akan digelar di Bali pada 8-10 Agustus 2019 sudah punya agenda pengukuhan kembali Megawati Sukarnoputri sebagai Ketua Umum. Sejumlah pimpinan media besar bahkan memandang kongres PDIP ini “tak menarik”.
“Jadi tidak menarik. Sejak kongres lima tahun, sudah ada wacana regenerasi, namun sampai sekarang ketua umumnya tetap Ibu Megawati,” ujar Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Marcellus Hernowo seperti dilansir tempo.co.
Ricky Handayani, Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Merdeka, mengamini pendapat Marcellus Hernowo soal suksesor Megawati. Ricky menyebutnya sebagai “…agenda konsolidasi politik partai yang paling tidak menarik untuk media.”
Nah, di tengah agenda yang nampaknya sudah disetujui oleh semua elemen PDIP, kabar soal suksesi kepemimpinan muncul. Setidaknya ada 3 sosok yang dianggap ideal untuk menggantikan Megawati memimpin PDIP. Mereka adalah:
1. Puan Maharani
Ideologi Bung Karno sangat kuat terasa dari tubuh PDIP. Oleh sebab itu, Ricky memprediksi trah Sukarno yang akan naik menjadi Ketua Umum. Calon pengganti Megawati bisa tercermin dari struktur Ketua Harian atau Wakil Ketua Umum yang diwacanakan akan dibentuk. “Ketua harian atau Waketum bisa jadi co-pilot yang dipersiapkan untuk menggantikan jika Bu Mega lengser,” kata Ricky.
2. Prananda Prabowo
Aria Bima, politikus senior PDIP pernah mengungkapkan kalau calon suksesor yang ideal bagi Megawati adalah Puan Maharani dan Prananda Prabowo. “Kepempinan level pusat yang pasti antara Mas Prananda dan Mbak Puan, mana yang akan ditugaskan Ibu Megawati,” ungkap Aria Bima.
Prananda Prabowo bukan orang baru. Saat ini, Prananda memegang jabatan Ketua Bidang Ekonomi Kreatif PDIP periode 2015-2020. Selain dinilai pantas duduk di kursi ketum PDIP, Prananda juga dinilai memiliki potensi menjadi Ketua Harian dan kelak menggantikan Megawati.
3. Jokowi
Nama Jokowi, sebetulnya, tidak ada dalam hitungan calon yang ideal untuk menggantikan Megawati. Aria Bima memandang Jokowi lebih tertarik dengan jabatan publik ketimbang ketua sebuah partai. “Pak Jokowi kan juga tidak terlalu tertarik di partai. Saya tidak melihat semacam minat Pak Jokowi untuk menjadi pemimpin partai,” kata Aria Bima.
Jadi, siapakah yang akan menjadi Ketua Umum PDIP menggantikan politikus senior yang bagi banyak kader akan selalu menjadi “Mbak Mega” di dalam hatinya?
(yms)