[MOJOK.CO] “Pencerahan untuk para istri yang pernah mengucapkan, buat apa beli Hot Wheels, mending beli Tupperware.”
Boys will always be boys, kata petuah bijak yang mau bilang untuk tidak heran jika anak lelaki dan pria bersikap kekanak-kanakan atau nakal. Termasuk dalam sikap kekanak-kanakan tersebut adalah hobi mengoleksi mainan. Spesifiknya lagi, koleksi Hot Wheels—mobil-mobilan metal produksi Mattel Inc.
Ini terutama untuk para istri.
Memang istri maklum jika suaminya masih doyan koleksi mobil-mobilan. Masalah mulai muncul pada hitungan Hot Wheels keempat belas (hitungan bisa berbeda, tergantung apakah suami lupa mencabut stiker harga atau tidak). Biasanya mulai terdengar suara serak-serak menakutkan juga tatapan horor dari juragan dapur. Mungkin ada yang merasa kehadiran Hot Wheels akan menggeser Tupperware dari daftar belanjaan.
Mulailah benturan kepentingan antara kolektor Tupperware dan kolektor Hot Wheels terjadi….
Mulailah muncul perbandingan antara kedua produk ini….
“Hot Wheels apa gunanya sih? Kan mending beli Tupperware, bisa dipakai tempat minum, tempat saos.”
Jadi begini, ibu-ibu yang baik hati dan suka membandingkan, sebenarnya memang tidak apple to apple ketika mempertandingkan Tupperware dengan Hot Wheels. Karena memang keduanya bukan apel. Namun, ada saja sebagian istri yang mencari pembenaran bahwa lebih baik membeli Tupperware daripada Hot Wheels.
Baik, agar keduanya bisa disandingkan, tentunya kita harus memaksakan diri mencari persamaan di antara dua benda yang mempunyai massa berbasis fanatisme merek ini. Yap, baik Tupperware ataupun Hot Wheels bisa memberikan kepuasan pada pemiliknya. Baik benda itu hanya dipajang atau harus digunakan sebagaimana mestinya.
Akui sajalah, para istri yang baik dan jujur hatinya, tentu kalian punya beberapa set Tupperware yang sangat jarang dipakai dan seringnya malah hanya jadi pajangan di dalam lemari. Anda para istri bisa memperoleh kepuasan dan merasa menjadi istri paling beruntung di dunia jika bisa membekali makan anak dan suami dengan botol minum atau kotak makan Tupperware.
Begitu pula kami para suami ganteng. Kami bisa melupakan sejenak stres karena pekerjaan di kantor dengan cara menjejer-jejer Hot Wheels yang kami punya lalu mengambil foto-fotonya tersebut dalam berbagai pose. Kami bisa puas jika mempunyai Hot Wheels edisi Blast Lane komplet dalam berbagai varian warna. Atau, seperti saat ini, saya akan sangat senang jika bisa mendapatkan Hot Wheels Harley Davidson Custom Fat Boy abu-abu dengan jok cokelat. Sebuah kesenangan yang tidak bisa saya lukiskan dengan kata-kata karena memang saya bukan pelukis.
“Tapi, tetap saja kan, Hot Wheels itu hanya buat dipajang, tidak bisa dipakai. Tidak ada fungsi lain.”
Wahai para istri yang mempunyai perasaan sehalus sutra, memang Hot Wheels tidak bisa dipakai sebagai wadah minum, toples kudapan, tempat sambel, landasan ulek terasi, ataupun menyaring teh. Namun, izinkan kami bertanya, wahai para istri yang bijaksana, apakah kalian mengijinkan anak-anak Anda yang lucu itu menggelindingkan Tupperware selayaknya mobil-mobilan? Melempar-lemparnya seolah itu pesawat-pesawatan? Atau mengikatnya dengan benang dan menarik ke sana kemari hingga terbentur tembok lalu baret, penyok, pecah, warnanya memudar, hingga tidak dikenali lagi bentuk awalnya?
Tentu tidak kan.
Saya jamin kolesterol kalian akan naik-naik ke puncak gunung jika melihat Tupperware diperlakukan seperti itu. Nah, Hot Wheels hadir sebagai pengalih perhatian dan pemeran pengganti agar Tupperware tetap bertugas sebagaimana kodratnya. Sedangkan untuk tugas berbahaya seperti jatuh, terbentur tembok, penyok, patah hati, semua itu akan dilakukan oleh Hot Wheels.
Ya, bisa dibilang Hot Wheels berfungsi sebagai stuntman dalam hal ini…
… walaupun ada perkecualian untuk jangan memberikan peran ini kepada Hot Wheels Scorchin Scooter Nascar Kodak Max Film punya saya. Itu yang warna kuning, ada tulisan Kodak di tangki bahan bakarnya. Nyarinya susah.
“Kan cuma mobil-mobilan. Apa bedanya dengan hadiah snack Gulai Ayam?”
Wahai para istri kesayangan suami, ketahuilah bahwa ada perbedaan mendasar dari mainan ini dengan hadiah snack Gulai Ayam. Dia datang secara terang-terangan sebagai ksatria, bukan mengendap-endap dalam kerumunan snack layaknya pejuang Troy yang bersembunyi dalam patung kuda raksasa. Dia tidak mengiming-imingi dengan kenikmatan kudapan yang bersifat sementara, dia datang dengan kenikmatan yang nyata dan tahan lama.
Hot Wheels berada dalam kemasan bening yang tembus pandang sehingga kami para suami ganteng dapat melihat-lihat dulu detailnya sebelum membelinya. Tampil apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Bahkan Hot Wheels Invicible Jet Wonder Woman itu bukan hanya kotaknya yang bening, pesawatnya juga bening.
“Tapi, kenapa harus beli banyak sih? Mending kalau beda model. Lha ini modelnya sama, cuma beda warna di rodanya saja.”
Jadi begini, wahai para istri yang cantik menawan, memang terkadang antara Hot Wheels yang satu dengan yang lain hanya terdapat perbedaan warna di bagian yang minor, seperti roda, wind shield, atau bahkan selebor. Tapi, bagaimanapun, perbedaan itu indah, harus kita satukan. Apakah kalian para istri tidak berbangga memiliki suami yang bisa mempersatukan perbedaan?
Perbedaan warna pada mainan ini adalah seni. Saya ada koleksi Hot Wheels Canyon Carver berbagai warna. Dan ketika memandang deretan miniatur motor berwarna-warni tersebut, rasa capek saya setelah seharian di kantor bisa hilang (alias berganti dengan kekhawatiran jika sewaktu waktu foto koleksi saya nangkring di Lazada atau OLX tanpa sepengetahuan saya).
Sebagaimana Tupperware yang menurut saya juga hampir sama, sama-sama botol hanya beda warna, jika para istri tetap beranggapan perbedaan warna Hot Wheels tidak signifikan, jangan salahkan kami para suami jika mengganggap Tupperware semata istilah lain saingan hardware, software, dan underware.
“Tupperware itu kan awet. Beli sekali untuk seumur hidup, jadi hemat. Hot Wheels itu udah belinya mahal, tidak memberikan keuntungan dari segi ekonomi.”
Wahai para istri yang sangat teliti dalam berhitung, Hot Wheels yang sudah usang masih bisa dijual walaupun dalam keadaan loose pack (tidak ada bungkusnya alias batangan). Dan penggemarnya juga masih banyak. Jangankan hanya loose pack, rodanya hilang, asnya bengkok, catnya amburadul pun masih bisa dijual. Untuk apa? Tentunya direkondisi agar bisa reinkarnasi menjadi mainan yang baru.
Ini membuktikan bahwa Hot Wheels adalah sebuah sarana investasi yang likuiditasnya dapat bertahan dalam tanpa terpengaruh kondisi apa pun, baik politik maupun perang twit. Bandingkan dengan Tupperware. Ketika dalam kondisi bekas pakai, tutupnya hilang, baret sana-sini karena pemakaian, meleleh karena kena jilat api kompor, apakah masih bisa dijadikan uang?
Bisa sih dijual kiloan. Bersamaan botol Aqua.