Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Mungkin Chef Renatta Diciptakan saat ‘Tuhan’ Menikmati Dessert

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
16 November 2020
A A
ilustrasi Kreator Video Masak Nggak Usah Dandan Lebay, Elegan Kayak Chef Renatta Dong mojok.co master chef farah quinn chef devina chef juna
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Harta, tahta, dan Chef Renatta yang sempat merebut daftar trending topik media sosial, bikin saya kini harus menyetujuinya.

“Kita harus merasakan makan nggak enak agar bisa tahu bagaimana intisari rasa enak itu sendiri,” begitu kalimat syahdu yang saya dengar dari bakul angkringan Jalan Imogiri Timur. Macak jadi chef handal, blio bercerita bahwa makanan itu adalah kehormatan.

Dunia dapur dan paras wajah memang nggak saling bertautan. Namun ada hal menarik yang diutarakan oleh bakul angkringan yang satu ini. Katanya, paras wajah bukan ukuran, tingkat kebersihan adalah hal mutlak. Ia menjabarkan bahwa good-looking belum tentu bersih, sedangkan bersih sudah tentu hal baik.

Saya yang tadinya fokus makan dan nggak nyimak, lantas terpikir di kepala saya wajah, skill, dan kesatuan manunggal dalam diri Chef Renatta Moeloek, juri MasterChef Indonesia. Maksud saya, ada bidadari yang sudi megang teplon dan panci. Pun selama ini pandangan saya ke blio nggak adil sekali.

Harta, tahta, dan Renatta yang sempat merebut daftar trending topik media sosial, kini saya terpaksa manthuk-manthuk menyetujuinya. Namun semisal konteksnya harta, tahta, dan Renatta ini adalah tiga hal yang sering bikin kita blunder di duniawi, maaf sekali saya mewanti-wanti untuk tidak menyetujui. Panjang urusannya, bukan main-main akibatnya.

Saya belum pernah makan makanan buatan Chef Renatta. Pernyataan menyedihkan ini, memang sudah sepatutnya menjadi bahan pertimbangan. Tapi nih ya, ketika kita hanya melihat chef lulusan Le Cordon Bleu Culinary Art di Paris ini sekadar tampilan saja, saya rasa itu adalah kegagalan paling struktural yang pernah dibuat oleh kita sebagai basis masa militan fansnya.

Memang sih nggak diragukan lagi bahwa Chef Renatta adalah kesatuan paling sahih antara cantik, ngosak-ngasik, dan nggak mbekisik. Tetapi, dari apa yang diutarakan bakul angkringan yang saya temui tadi, saya rasa Chef Renatta bakalan lebih senang jika faktor kita menyukai blio itu karena keterampilannya di dapur.

Katakanlah Chef Arnold Poernomo yang memiliki banyak talenta. Mulai dari mbadut, nggriseni, dan menghibur, basis fansnya bisa bebas memilih menyukai blio karena faktor apa. Pun Chef Juna yang mulai terbuka dan menyikap tabir bahwa pengalaman blio ini nomer wahid dan kudu ditiru oleh juniornya.

Chef Renatta sejatinya sama. Cantik, cerdas, dan dewasa dalam menilai masakan peserta. Siapa sih peserta paling cantik di MasterChef season ini? Yuri JKT48? Ayolah, beda jauh dengan Chef Renatta yang saya yakin akan tersemat kata “no debat” di belakangnya.

Tapi ya itu, alih-alih menyukai intelegensi blio di dapur, banyak fans di media sosial melulu mempertimbangkan dari faktor paras saja. Ya saya nggak munafik sih, ketika blio melirik, nyicip makanan, kemudian senyum-senyum penuh tanda tanya, ambyar juga pertahanan saya.

Tapi saya mulai mencoba menyukai Chef Renatta dengan cara yang berbeda. Pun banyak kok alasan menyukai blio tanpa melibatkan urusan paras.

Pertama, dialektika kembang gula kepada para peserta atau pemirsa.

Masalah ini, bisa banget jadi salah satu alasan penguat saya kenapa ngefans sama blio itu wajar belaka. Lihat saja bagaimana cara Chef Renatta berkomunikasi. Matanya seakan nggak akan lepas dari target yang hendak dia tanya. Menatap lawan bicara adalah salah satu faktor yang menandakan Chef Renatta sedang serius dan peduli.

Alisnya juga salah satu faktor berjalannya dialektika kembang gula ala Chef Renatta. Saya bukan meramal, namun hanya menerka saja, gerakan alis Chef Renatta, menggambarkan perasaan blio ketika sedang berdialektika;

Iklan

(1) Alis keangkat satu, namun bibirnya menyeringai, itu menandakan Chef Renatta sedang bercanda; (2) alis keangkat satu, namun bibirnya mlotrok, itu ada yang salah dengan step memasak peserta yang dia tanyai; (3) alis keangkat dua-duanya, keningnya sedang gatel.

Kedua, nggak gila hormat.

Senior, seorang juri, dan chef profesional, nyatanya nggak menjadikan Chef Renatta jumawa dan berbuat seenaknya kepada pada peserta.

Jika Chef Juna memiliki citra galak, Chef Arnold Poernomo humoris, maka Chef Renatta adalah gambaran sempurna sifat dingin. Sifat yang nggak mudah ditebak, namun bikin penasaran.

Misalnya, masih berkaitan kala Chef Renatta ngobrol dengan peserta. Dia nggak marah ketika peserta yang ditanyai, sibuk sendiri dengan urusan dapur. Artinya, dia nggak marah ketika peserta lain nggak membalas tatap matanya.

Mungkin ini terdengar sederhana, tapi attitude blio sedang mengajari banyak hal kepada para peserta. Sungguh wangun, bukan?

Ketiga, ngguyu-nya yang ngihinghinghi.

Jelas, senyum blio ini mungkin sama seperti ragi, bikin ngembang. Iya, mengembangkan perasaan halu yang nggak berkesudahan. Pun setali dengan kecap, komponen makanan yang wajib ada. Mengenakkan segala makanan.

Sebagai warga trah Mataraman yang menjunjung tinggi nilai-nilai unggul dalam setiap tetes kecap, senyum Chef Renatta memiliki syarat dan prasyarat seperti halnya gudeg. Manis dan gurih dalam waktu yang bersamaan.

Ah, gobloknya, lagi-lagi lagi saya nggak sanggup memasukan poin yang mengatakan gara-gara masakan Chef Renatta enak. Ya, karena tadi, saya belum pernah makan makanan buatan blio ini. Namun saya yakin, suatu saat entah kapan, lidah saya pasti merasakan telur dadar buatan blio.

Tujuannya hanya satu, supaya saya dapat menilai Chef Renatta secara adil, utuh, dan hormat.

Lha piye? Belum pernah merasakan masakannya saja saya sudah berani menduga bahwa jika Bandung diciptakan Tuhan sambil tersenyum, maka mungkin juga Tuhan menciptakan Chef Renatta sambil menikmati dessert.

BACA JUGA Ini 3 Alasan Chef Arnold Poernomo Adalah Nyawanya MasterChef Indonesia dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2020 oleh

Tags: chefchef arnoldChef Junachef renattadessertmasakmasterchef
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Bercita-cita menjadi pelatih Nankatsu. Mahasiswa filsafat.

Artikel Terkait

Bukber di Tempat Makan Menyiksa Juru Masak MOJOK.CO
Ragam

Mahasiswa Aceh Terselamatkan Usai Pindah Jogja: Dianggap Beban Orang Tua, Balas Dendam Lewat Masak

7 Februari 2024
Keluh Kesah Laki-laki Perantau yang Tidak Bisa Masak MOJOK.CO
Uneg-uneg

Keluh Kesah Laki-laki Perantau yang Tidak Bisa Masak

1 Oktober 2023
chef renatta mojok.co
Kilas

Cara Terbaik Menikmati Mangut Lele Mbah Marto ala Chef Renatta

10 November 2022
Adisurya: Chef Jenaka Asal Jogja yang Suka Bereksperimen Sambil Bercanda
Video

Adisurya: Chef Jenaka Asal Jogja yang Suka Bereksperimen Sambil Bercanda

8 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.