Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Tokoh Film yang Perlu Jadi Bintang Iklan “Tata Krama Nonton Bioskop”

Haris Firmansyah oleh Haris Firmansyah
24 Maret 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebelum film dimulai, akan muncul iklan tata krama nonton bioskop. Dibintangi tokoh film yang filmnya booming. Kemarin Mamet sering muncul, sekarang Dilan.

Sampai saat ini, setidaknya saya sudah pernah menonton iklan tata krama nonton bioskop dalam dua versi. Pertama, edisi Milly & Mamet yang lagi nonton berdua lalu digangguin Ernest Prakasa. Kedua, edisi Dilan dan Milea.

Dua video tersebut lumayan menyentil penonton untuk berlaku tertib di bioskop: jangan merekam film, jangan mengeluarkan suara berlebihan selama menonton, jangan angkat-angkat kaki, jangan main HP di dalam bioskop, jangan main klarinet, jangan pernah melambaikan lampu senter ke depan dan ke belakang terlalu cepat, jangan makan keju (kecuali yang kotak), jangan pakai topi Sombrero, jangan pakai baju bodoh, jangan pakai rok panjang, jangan pakai sepatu merah, jangan berlagak seperti kera.

Lalu jika beruang laut sudah mendekat, buat gambar lingkaran besar untuk menghindari diri dari gigitan beruang. Ingat lingkaran! Bukan lonjong.

Teman nonton saya yang biasa angkat kaki ke kursi depan, setelah nonton iklan tata krama nonton itu menjadi sadar dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Sebagai gantinya, ia angkat kaki ke kursi di sebelahnya. Hm, solusi brilian.

Sebagai pemeran Milly dan Milea, Sissy dan Vanesha Prescilla menjadi dua orang dalam keluarganya yang pernah mengimbau penonton bioskop untuk berlaku sopan. Saudara laki-laki mereka, yaitu Jevin Julian, apakah tidak merasa terkucilkan karena dia jadi satu-satunya anak yang tidak pernah di-calling syuting iklan tata trama nonton bioskop?

Anehnya, di iklan tata krama nonton bioskop, Dilan sempat memperkenalkan aplikasi pemesanan tiket bioskop ke Milea yang manja nggak mau antri di depan loket.

Hah? Hello? Bukankah ceritanya Dilan dan Milea datang dari tahun 1990-1991? Sementara aplikasi yang dikampanyekan Dilan itu baru dirilis tahun 2018 silam. Wow, Dilan dan Milea telah melakukan perjalanan waktu sekitar seperempat abad dari zamannya.

Jangan-jangan motor Honda CB 100 yang dikendarai Dilan itu adalah mesin waktu yang sama seperti mobil ikonik DeLorean milik Doc dan Marty McFly di trilogi film Back to the Future.

Penempatan konten iklan di film seperti ini memang rentan bikin anakronisme. FYI, anakronisme adalah hal ketidakcocokan dengan zaman tertentu.

Dosa ini pernah dilakukan oleh sutradara sebuah film klasik Nusantara dan juga film biopik seorang kepala negara: menonjolkan produk astor zaman kiwari yang harusnya belum ada pada masa itu.

Saya coba berpikir terbuka jika astor tersebut memang dijajakan dari zaman ke zaman melalui mesin waktu, dititipkan ke Legends of Tomorrow. Selain memberantas kejahatan pada berbagai zaman, kumpulan pahlawan super itu juga jualan astor kekinian.

Seri film populer kecintaan milenial dalam negeri seperti Dilan dan Danur memang kerap mengundang penonton-penonton ajaib. Penonton jenis ini kadang terpaksa nonton karena diajak pacar atau teman satu geng. Daripada dikucilkan dari pergaulan dan percintaan, lebih baik ikuti tren.

Akibatnya, ketika di dalam bioskop, mereka dilanda kebosanan karena tidak bisa masuk ke cerita filmnya. Akhirnya, mereka main HP untuk sekadar buka IG atau balas WhatsApp sepanjang film diputar. Tentu dengan catatan, cahaya layar ponselnya membuat mata ini silau.

Iklan

Pernah suatu ketika penonton di sebelah saya, ditengarai seorang cowok yang terpaksa menemani ceweknya nonton Dilan 1991. Eh, bukannya nonton, malah main game billiar di gawainya.

Dilanjutkan trading bitcoin, bikin thread bongkar aib selebtwit di Twitter, gelut copras-capres di grup Facebook, menanam bayam di ladang Hayday, nyambi jadi admin sosmed OVO buat balasin keluhan pelanggan yang gagal top up, nontonin semua instastories Awkarin dan Dian Sastro, lanjut marathon video Mak Beti, dengar cover lagunya SMVLL full album, ngedit vlog sampai rendering ke YouTube.

Setelah semua itu dilakukan, filmnya belum kelar juga. Sementara saya harus menghalangi mata dari distraksi pencerahan layar ponselnya.

Sebenarnya, selain larangan yang telah disampaikan pasangan suami istri Milly & Mamet dan dua sejoli Dilan & Milea, banyak larangan lain yang perlu disosialisasikan ke penonton. Mungkin ke depannya, bagi sutradara yang mau bikin iklan tata trama nonton bioskop, bisa juga menggunakan tokoh-tokoh dari film lain.

Misalnya, tokoh dari film Si Doel.

Jenis iklan tata krama nonton bioskop: Dilarang bawa makanan dari luar bioskop.

Adegannya:

Si Doel dan Zaenab sedang nonton di bioskop. Di sebelahnya, ada Mandra lahap makan nasi padang lauk rendang, minumnya kuah Popmie.

Mandra tidak mau mengindahkan larangan bawa makanan dari luar bioskop yang diwanti-wanti sekuriti. Akibatnya, makanan beraroma tajam yang dibawa Mandra tercium oleh penonton lain dan sekuriti. Sekuriti mendatangi kursi Mandra.

Sekuriti : “Maaf, Pak. Makanannya bisa dititipkan dulu?”

Mandra : “Emang napa sih kagak boleh bawa makanan sendiri? Sombong amat!”

Sekuriti: “Sudah peraturannya, Pak.”

Mandra : “Ya wajar kalau gua nekat bawa makanan dari luar. Makanan sini mahal-mahal. Air putih aja mahal bener. Harga segitu, gue bisa dapat air zamzam.”

Si Doel : “Ah, elu, Bang. Malu-maluin gue aja.”

Zaenab: “Zaenab juga ikut malu, Bang. Tahu gitu, tadi kita nonton layar tancap misbar aja.”

***

Selanjutnya, tokoh dari film Ayat-Ayat Cinta.

Jenis Iklan Tata Krama Nonton: Dilarang bermesraan di bioskop.

Tampak Fahri dan Aisha menonton film religi di bioskop. Penonton di belakang mereka gusar sedari lampu bioskop dimatikan.

Puncaknya, ketika kursi Fahri ditendang-tendang dari belakang. Penasaran, Fahri menengok.

Fahri: “Astaghfirullah!”

Ternyata penonton di belakangnya sedang asyik-masyuk bercumbu mesra. Pantas saja, kakinya dari tadi menendang ke mana-mana nggak mau diam. Ternyata itu bagian dari akrobat kemesraan.

Fahri: “Hadzihi zinah!”

Aisha, yang duduk di sebelah kanan, mengingatkan Fahri untuk sabar.

Maria, di sebelah kirinya, turut menenangkan sang suami dengan mengusap-usap dada alumni Al-Azhar tersebut.

Di sebelahnya lagi, Hulya, memberi kode taruh telunjuk di bibir: jangan berisik.

Di sisi satunya, Keira berbisik, “Aku tidak mau berzina seperti mereka. So, nikahi aku, Fahri. Aku mohon padamu.”

***

Terakhir, tokoh dari film-film silat yang dibintangi Iko Uwais.

Jenis iklan tata krama nonton bioskop: Dilarang berantem di bioskop.

Adegannya, Iko Uwais sedang makan popcorn sambil nonton filmnya sendiri. Ternyata, di dalam bioskop tersebut, ada geng mafia sedang mengincar Iko. Jadi, selain Iko, penonton lain adalah musuh.

Di sana ada Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman, Joe Taslim, Zack Lee, Oka Antara, Julie Estelle, Sunny Pang, Tony Jaa, Tiger Hu Chen, Barry Prima, Willy Dozan, Advent Bangun, Udin Ngantuk, Genji Takoyaki alias Edi Santoso. Iko Uwais pun direkoyok orang satu studio, tapi tetap bisa menang.

Ealah, bukannya jadi iklan tata krama nonto bioskop, malah jadi film sendiri.

Terakhir diperbarui pada 24 Maret 2019 oleh

Tags: dilanDilan 1991Ernest Prakasaiklan tata krama nontonMametmileaMilly
Haris Firmansyah

Haris Firmansyah

Pegawai Bank Ibukota. Selain suka ngitung uang juga suka ngitung kata.

Artikel Terkait

cek toko sabelah 2 Mook.co
Hiburan

Angkat Kisah Trauma Perceraian, Ernest Prakasa Rilis Film Cek Toko Sebelah 2

18 Desember 2022
Untuk Ernest Prakasa, dari Pemuda Kabupaten Pecinta Tebak-tebakan MOJOK.CO
Esai

Dear Ernest Prakasa: Tebak-tebakan Bukan Materi Pengecut

13 September 2022
Pidi Baiq: Menulis Kenangan Hingga Jadi Dilan, Milea, dan Ancika
Video

Pidi Baiq: Menulis Kenangan Hingga Jadi Dilan, Milea, dan Ancika

22 November 2021
ilustrasi Pengakuan untuk Iqbaal Ramadhan: Bal, Kamu Cinta Pertama Anak Indonesia mojok.co coboy junior dilan
Pojokan

Pengakuan untuk Iqbaal Ramadhan: Bal, Kamu Cinta Pertama Anak Indonesia

17 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.