ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

Ngurusi administrasi anggota aja nggak sat-set wat-wet.

Geza Bayu Santoso oleh Geza Bayu Santoso
28 Januari 2023
0
A A
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Ilustrasi Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sebagai organisasi massa keagamaan terbesar di Indonesia yang Februari ini berusia 100 tahun, Nahdlatul Ulama (NU) dinilai jalan di tempat. Kader mudanya khawatir, perayaan satu abad hanya akan jadi acara seremonial belaka.

Nahdlatul Ulama didirikan dengan cita-cita peradaban yang luar biasa mengagumkan. Mewujudkan tata dunia yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan konsep kehidupan yang harmonis berkeadilan. 16 Rajab 1444 H atau 7 Februari 2023 nanti, NU genap berusia 100 tahun. Usia yang kelewat matang untuk organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia. 

NU saatnya menuju era baru

Resepsi puncak akan berlangsung pada 7 Februari 2023 di GOR Delta, Sidoarjo. Peringatan 100 tahun ini, sudah selayaknya jadi momentum bagi NU untuk bangkit menuju era baru yang lebih relevan. 

Terhitung sejak 1952, konstruksi organisasi NU belum mengalami banyak penyesuaian, formatnya cenderung tidak berubah dan menjadikan NU makin terseok-seok menghadapi tantangan dunia baru. Jika tidak ditanggapi dengan baik, bakal mempertebal garis irelevansi perjuangan Nahdlatul Ulama. Mudahnya, agenda-agenda yang ditetapkan NU banyak yang ra mashok! Malah memperjarak antara jamiyyah (organisasi) dan jemaah (perkumpulan).

Dari beberapa riset yang sudah dilakukan, 70% masyarakat muslim Indonesia menempatkan NU sebagai top of mind (Alvara Research Center). Artinya, segala fatwa ulama NU bakal jadi pegangan warga muslim saat menentukan sikap dalam beberapa masalah keagamaan dan kemasyarakatan. Dengan rentang pengaruh yang sangat luas, NU punya tanggung jawab yang sangat berat dalam mengatur arus masyarakat. 

NU akan kehilangan wibawa jika hanya jadi objek yang ikut arus. Intinya, NU adalah pengendali dinamika umat. Jika satu abad hanya sekadar seremonial belaka, jelas hanya ndlogok kuda yang terucap.

Saya sebenarnya agak sungkan nulis kritik kepada NU, 6 bulan lebih tidur malam saya beratapkan genteng kantor PCNU Kabupaten Madiun. Sebagai kader dari salah satu badan otonom (banom) NU, saya sering banget bersinggungan dengan santri. 

Sedikit banyak juga terpengaruh dengan budaya santri yang sopan santunnya begitu tinggi kepada kiai. Bodo amat soal sopan santun, kata Rocky Gerung “sopan santun itu bahasa tubuh, argumentasi tidak butuh sopan santun, kalau kritik ya kritik aja, kritik tidak butuh sopan santun dalam konteks pendidikan.” 

Berikut kritik tanpa solusi dari saya, kader muda Nahdlatul Ulama.

Popularitas ajaran NU adalah kunci

Kader NU barangkali harus belajar dari Jepang, Thailand, dan Korea Selatan. Budaya ketiga negara ini begitu mudah masuk ke Indonesia, lewat ramen, thai tea, K-Pop atau drakor. Kok kita tidak terkoyak-koyak rasa nasionalismenya saat gerai makanan dan budaya pop mereka ‘menjajah’ orang-orang Indonesia.

Anehnya, kita seakan-akan menerima produk budaya luar ini dengan bangga dan penuh percaya diri. Lalu, apa kunci Jepang, Thailand, dan Korea kok mudah sekali memasukkan produk dan budayanya ke Indonesia. Ya sudah jelas, karena produk dan budaya mereka populer sehingga mudah diterima anak muda di Indonesia. 

Kartun Doraemon jadi senjata Jepang untuk memperkenalkan ramen kepada dunia, tak terkecuali Indonesia. Dulu, saat kecil, tiap pagi, muda mudi Indonesia dijejali kartun Doraemon lewat televisi, termasuk saya. Adegan Doraemon yang menandaskan ramen masih tertancap kelezatannya dalam benak saya. Karena popularitas yang teramat subhanallah, generasi muda kita mudah saja menerima ramen.

NU sebagai ormas yang punya 95 juta anggota (2021), sudah seharusnya bisa memopulerkan ajaran Aswaja kepada khalayak umum. Wacana alternatif yang digagas ulama NU menanggapi problematika modern sudah seharusnya menjadi wacana publik yang populer dan banyak diperbincangkan. 

Sayangnya, gagasan futuristik nan visioner NU hanya dapat diakses oleh mereka yang tergabung dalam jamiyyah atau mereka yang punya privilige dalam kehidupan berbangsa dan ber-NU. Bayangkan, gagasan ciamik Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf tentang paradigma menanggapi perubahan tatanan politik internasional jadi bahan diskusi bapak-bapak di pos ronda, wangun banget to bos!

Lha terus, caranya biar populer gimana? Ya jangan tanya saya, wong ini cuma kritik!

Agama, agama, dan selalu agama!

“Disadari atau tidak, diakui atau tidak, orang NU di berbagai tingkatan, baik pengurus maupun warga, lebih membangun pola pikir dan mengembangkan wawasan yang condong pada masalah keagamaan,” kata Gus Yahya dalam buku karyanya Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ini adalah fakta pahit yang harus kita afirmasi sebagai Nahdliyyin. Kader NU kurang menaruh perhatian terhadap isu sosial, budaya, ekonomi, dan politik, apalagi perkembangan teknologi. Kecenderungan kader NU dengan pola pikir keagaaman menjadikan perdebatan berhenti pada ego sektarian belaka.

Buktinya, perdebatan tentang bidah jauh lebih banyak ketimbang perdebatan tentang kesenjangan sosial dalam masyarakat. Agenda rutin beberapa banom NU yang ada di daerah juga condong dalam giat ke-agama-an: yasinan, sholawatan, ngaji rutin, dan lain-lain. Bukan berarti tidak baik, giat keagamaan memang harus dilakukan, tapi, isu isu sosial kemasyarakatan seperti eksploitasi ekologi, resesi ekonomi dan bangsa yang korupsi, harusnya juga diperbincangkan dong. Katanya khidmah NU berdimensi ganda antara keagamaan dan kemasyarakatan.

Baca halaman selanjutnya….

Ngurus kartu anggota yang nggak sat-set

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2023 oleh

Tags: 100 Tahun NuAswajakader muda NUMuktamar NUNahdlatul UlamaNahdliyyinpbnusatu abad NU
Iklan
Geza Bayu Santoso

Geza Bayu Santoso

Pemuda males ibadah tapi percaya Tuhan.

Artikel Terkait

Alih-alih dengar Suara dari Bawah, Muhammadiyahb malah Pilih Susul PBNU Urus Tambang MOJOK.CO
Aktual

Suara-suara dari Bawah yang Tak Terdengar oleh Petinggi Muhammadiyah, Tolak Tambang malah Dicap Radikal

25 Juli 2024
Banser NU Selalu Kena Caci Maki MOJOK.CO
Ragam

Pahitnya Jadi Anggota Banser, Tulus Berbuat Baik dan Tak Rugikan Orang tapi Kerap Dicaci Maki

25 Juli 2024
Sinyal Muhammadiyah Ambil Konsesi Tambang seperti PBNU MOJOK.CO
Aktual

Sinyal Muhammadiyah Susul PBNU Urus Tambang, Bedanya Bukan karena Lagi Butuh

16 Juni 2024
PBNU Memang Sudah Benar Mengurus Tambang Batu Bara MOJOK.CO
Esai

Sudah Benar, Tambang Batu Bara Harus Dipegang Ormas Keagamaan Terutama PBNU!

7 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
rans entertainment mojok.co

Gurita Bisnis RANS Entertainment, Perusahaan Raffi Ahmad yang Akan IPO

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Servis motor di bengkel Jogja bikin kaget orang Surabaya karena terlalu sering jadi korban kelicikan MOJOK.CO

Bengkel Motor Jogja bikin Kaget Orang Surabaya Gara-gara Servis Motor Berujung “Pemorotan”

9 Mei 2025
Tinggalkan Jakarta demi punya rumah desa untuk cari ketenangan, berujung kena mental karena ulah tetangga MOJOK.CO

Sesal Orang Jakarta Nyoba Punya Rumah di Desa: Niat Cari Ketenangan Berujung Frustrasi, Di Desa Banyak Tetangga Rese

7 Mei 2025
Jakarta Selatan Simbol Ketamakan, yang Elite Injak Orang Melarat MOJOK.CO

Sabarnya Warga Jakarta Selatan: Rela Hidup di Gang Sempit, Padat, dan Kumuh demi Berdirinya Ratusan Hektare Lapangan Golf yang Eksklusif dan Mewah

8 Mei 2025
Penipuan love scam: ngaku-ngaku jadi pilot di luar negeri, berhasil pikat perempuan Lampung hingga poroti puluhan juta MOJOK.CO

Penyesalan Perempuan Lampung, “Tergila-gila” Lelaki yang Ngaku Jadi Pilot di Luar Negeri Berujung Kehilangan Uang Puluhan Juta

7 Mei 2025
Coba-coba jadi joki UTBK-SNBT, bisa hidup foya-foya tapi tersiksa MOJOK.CO

Coba-coba Jadi Joki UTBK: Imbalan Besar buat Foya-foya, Tak Dipenjara tapi Hidup “Tersiksa”

8 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.