Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sri Wis Bali dan Wiranto Is Back

Cepi Sabre oleh Cepi Sabre
29 Juli 2016
A A
Sri Wis Bali dan Wiranto Is Back

Sri Wis Bali dan Wiranto Is Back

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kata orang, jabatan itu seperti pacar, dia cuma amanah, cuma titipan, sebelum diambil kembali oleh… jodohnya. Tapi tidak sedikit orang yang berebut untuk mendapatkan amanah itu. Di Turki, misalnya, baru-baru ini kita mendengar bagaimana ketika tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba tentaranya berusaha merebut jabatan dengan cara memberontak. Untungnya gagal. Kalau tidak, entah bagaimana nasib idola kita semua, Bang Tayyip Erdogan.

Dan penyebab gagalnya pemberontakan itu heroik pula: dihadang oleh rakyat Turki yang seribu persen mencintai presidennya. Dicintai rakyatnya begitu rupa, siapa yang tidak terharu? Tidak terkecuali Bang Tayyip yang sempat menghilang, yang kita kira tidak akan kembali lagi ke Turki walau sudah tiga kali puasa, tiga kali lebaran. Ingat, bagaimanapun, Bang Tayyip juga manusia, punya hati, punya rasa. Ditambah dukungan dari sahabat kita semua, Abangnda Jonru, dan sejuta likers fans page-nya, maka makin kuatlah keinginan Bang Tayyip untuk kembali.

Dukungan dari rakyat di negeri yang ribuan kilometer jauhnya dari Turki ini, masih tidak masuk di akal saya. Apa yang sudah dilakukan Bang Tayyip sebenarnya sehingga Abangnda Jonru dan sejuta umatnya begitu menggilainya? Belum pernah saya dengar ada ekspor seprai besar-besaran dari Indonesia ke Turki, misalnya. Tapi mungkin begitulah cinta, buta kata orang. Mencari alasan seseorang mencintai orang yang lain sama rumitnya dengan mencari tahu bulat yang bulatnya benar-benar bulat.

Kembali ke soal jabatan, baru-baru ini kita diberi tontonan (sekaligus tuntunan) oleh presiden kita PJM Jokowi betapa jabatan itu cuma sementara lewat kocok-ulang kabinetnya. Tak pelak, kontroversi pun merebak. Saya sepakat dengan pendapat Kepala Suku Mojok yang menyebut bahwa keriuhan ada di seputar nama Anies Baswedan, Sri Mulyani, Wiranto, dan tak ketinggalan, the one and only, Mba’ Puan.

Banyak orang bertanya-tanya alasan PJM Jokowi mengocok ulang kabinetnya. Kebanyakan menyebut jatah kursi untuk Golkar dan PAN yang baru bergabung dengan koalisi. Dan semuanya mentah karena Golkar dan PAN toh sama-sama cuma kebagian satu pos. Pendukung garis keras Jokowi menyebut soal kinerja, dan justru tepat di sanalah masalahnya. Kenapa Anies Baswedan? Kenapa bukan Puan? Inilah pelajaran pertama soal jabatan dari Jokowi: yang fana adalah jabatan, Mba’ Puan abadi.

Saya punya pendapat lain. Saya kira kocok-ulang kabinet ini tidak bisa dilepaskan dari manuver SBY, mantan presiden kita yang chabby itu. Ketika bahkan Prabowo, rival berat Jokowi di pilpres yang lalu, anteng-anteng saja di rumah, Pak Beye malah bikin safari politik ‘SBY Tour d’Java’. Kayak balap sepeda. Dan puncaknya adalah ketika kemarin Partai Demokrat resmi mengumumkan calon presiden dari partainya. Dan, benar tebakan kita semua, Partai Demokrat akhirnya mengusung nama mantan ibu negara sebagai capresnya: Hillary Clinton.

Saya tidak tahu berapa lama Pak Beye dihukum tidur menghadap tembok oleh Ibu Ani gara-gara perkara ini, yang jelas kemarin Jokowi mengumumkan nama menteri-menteri barunya. Merapatkan barisan dengan kader-kader partai mantan oposisi. Tidak bisa tidak, Jokowi pasti kebat-kebit melihat manuver berani SBY dan partainya.

Bicara soal menteri, yang datang dan yang pergi, Anies Baswedan tentu tidak habis dibahas dalam satu artikel, tapi yang luput dari perhatian kita adalah terdepaknya juga Tom and Jerry kabinet kerja Jokowi, dynamic duo Sudirman Said dan Rizal Ramli. Setahun belakangan, kita, rakyat jelata nan sengsara ini, disuguhi perdebatan keduanya di media-media. Whatever Sudirman said, Rizal said the opposite. Dan inilah pelajaran kedua soal jabatan dari Jokowi: tidak ada jabatan yang sebegitu hebatnya sehingga layak dipertahankan mati-matian, atau dengan perdebatan keras di media, karena cinta di atas segala-galanya. You jump, I jump.

Kembalinya Sri Mulyani jadi menteri adalah kehebohan yang lain lagi. Setelah minggat pada tahun 2010, pergi tanpa pamit aku, katanya ke pasar, pamit beli terasi, ternyata magang di Bank Dunia, beliau akhirnya kembali. Tidak mudah, tentu saja, untuk mengajak beliau kembali. Bang Tayyip yang di lagu gak pulang selama tiga kali puasa, tiga kali lebaran, tapi kenyataannya cuma ngilang sehari, tentu bukan tandingan beliau dalam hal minggat.

Tidak kurang Pak Luhut harus membersihkan jalan beliau supaya mau kembali, dengan membuat ical (hilang) Aburizal Bakrie dari kepemimpinan Partai Golkar dan menggantinya dengan Papah Setnov. Inilah pelajaran ketiga soal jabatan dari Jokowi: jabatan itu seperti cinta, tidak bisa diminta, hanya bisa diberi. Lebih baik lagi kalau yang memberi sudah siap jiwa dan raga, lahir dan batin.

Sementara kembalinya Sri Mulyani masih ramai diperdebatkan, diangkatnya Asman Abnur sebagai Menpan cenderung adem–ayem tanpa kontroversi. Inilah menteri baru yang menurut saya paling pas menduduki posnya. Beliau menjabat sebagai Menpan, atau bisa kita sebut menteri dari PAN.

Bagaimana dengan Wiranto yang penunjukkannya juga menuai kehebohan? Selain Mba’ Puan, saya kira Pak Wiranto ini juga abadi. Saya curiga kalau beliau ini sebenarnya cyborg. Saya tidak menemukan pidato sertijabnya ketika menyerahkan jabatan Panglima TNI-nya pada tahun 1999, takutnya beliau cuma berkata pendek saja: “Hasta la vista, Beibeh. I’ll be back.”

Tapi soal posisinya sebagai Menkopolhukam, saya rasa kok agak kurang tepat. Seharusnya beliau diangkat menjadi Kepala BIN, menggantikan Bang Yos yang jas biru meling-nya itu gak banget. Kemampuan Pak Wiranto menyamar sudah terbukti di tivi-tivi milik Hari Tanoe dulu. Nah, dari Hari Tanoe yang masih sibuk keliling Indonesia memperkenalkan mars partainya sementara Pak Wiranto sudah jadi menteri, kita bisa belajar bahwa jabatan tidak bisa diraih dengan bernyanyi setiap ada jeda iklan, tapi dengan kerja, kerja, kerja. Nyamar, nyamar, nyamar….

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: erdoganfeaturedjokowikabinetsri mulyaniWiranto
Cepi Sabre

Cepi Sabre

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Purbaya Hendak Selamatkan Petani, tapi Malah Dijegal (Rokok Indonesia:Ekosaint)
Pojokan

Niat Mulia Purbaya Mencegah Kematian Industri Tembakau Malah Dihalangi, Sementara Aksi Premanisme Sri Mulyani Memeras Keringat Petani Dibela

1 Oktober 2025
Sebaiknya Kita Berhenti Menganggap Guru Itu Profesi Mulia, agar Mereka Bisa Digaji Jauh Lebih Layak
Pojokan

Sebaiknya Kita Berhenti Menganggap Guru Itu Profesi Mulia, agar Mereka Bisa Digaji Jauh Lebih Layak

4 September 2025
sri mulyani, guru beban negara.MOJOK.CO
Ragam

Video Sri Mulyani soal “Guru Beban Negara” Memang Hoaks, tapi Isinya adalah Fakta

21 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.