Mudik dari Jogja ke Sumatra? Percaya intuisi dan Pengalaman, jangan ASDP
Sedikit kilas balik ke 2022. Saat itu saya mengeksekusi opsi kedua, naik bus dari Jogja tujuan langsung ke Sumatra, khususnya Lampung.Â
Di Pelabuhan Merak terjadi kemacetan sepanjang 15 kilometer. Butuh waktu 9 jam sebelum bus yang saya tumpangi dari Jogja masuk kapal Pelni.Â
Dermaga sudah di pelupuk mata, tapi butuh 9 jam untuk menjangkaunya? Sebut saja ini sebagai ujian kesabaran di bulan Ramadan, kalau tidak mau menilainya sebagai bentuk ketidakbecusan ASDP.
Tahun 2022 adalah puncak arus mudik pertama setelah pandemi. Semua orang merindukan kampung halaman setelah 2 tahun terjebak di perantauan. Semua orang ingin mudik dan ASDP tidak siap membendung gelombang arus mudik yang tinggi.Â
Berkaca dari kejadian itu, di tahun berikutnya, saya pilih opsi ketiga. skema menyeberang sebagai pejalan kaki.Â
Saya sudah memesan tiket kapal Pelni sejak 2 hari sebelum mudik. Saya lalu naik bus dari Jogja dan berhenti di Pelabuhan Merak.Â
Yang saya pikirkan waktu itu, kalau memang terjadi kemacetan menuju pelabuhan, ya tinggal turun dari bus lalu jalan santai sampai kapal. Bagi saya, berjalan sejauh 10 kilometer lebih mudah daripada harus duduk di dalam bus selama berjam-jam.Â
Tepat saja, keputusan itu berbuah hasil yang memuaskan. Perjalanan mudik lancar tanpa kendala dan umpatan.Â
Berselang setahun, tepatnya saat puncak arus mudik 2024, saya mengombinasikan opsi mudik kedua dan ketiga. Saya naik kereta Jogja-Jakarta, lanjut naik travel langsung ke Lampung.Â
Berbekal pengalaman mudik 2023 yang cukup baik, saya agak percaya ASDP sudah melakukan perbaikan. Sial, saya malah mengulangi kejadian mudik 2022 dengan sedikit improvisasi. Jelas, ini sebuah kebodohan. Maka, percaya kepada intuisi terkadang bisa menyelamatkanmu. Jangan terlalu percaya sama ASDP dan pemerintah, deh.
Tidak semua solusi dari Pelni dan ASDP itu solutif
Tahun lalu, sudah ada peralihan rute untuk pengendara roda 2 dan truk golongan VI. ASDP mengalihkan 2 jenis transportasi itu lewat Pelabuhan Ciwandan Banten menuju Pelabuhan Wika Beton Lampung.Â
Tapi tetap saja, solusi ini belum mampu meredam kekacauan yang terjadi di Pelabuhan Merak. Travel yang saya tumpangi dari Jogja sudah tiba di Merak pukul 12 siang. Namun, saya baru bisa naik kapal pukul 6 sore. Brengsek sekali, bukan?
Saya menemukan informasi dari media sosial bahwa skema peralihan untuk pengendara motor juga belum optimal. Salah satu pemudik menceritakan pengalamannya terombang-ambing lebih lama di atas laut. Hal itu bisa jadi karena jarak tempuh kapal yang lebih panjang, dan lagi-lagi, jumlah dermaga ASDP masih terbatas.
Sistem peralihan kendaraan itu masih ada untuk tahun ini. Makanya, saya jadi mengurungkan niat mudik bareng teman, naik motor dari Tangerang.
Ketimbang risiko, mudik tahun ini kami memilih pakai opsi ketiga saja. Nah, buat kamu yang akan mudik dari Jogja ke Sumatra lewat Pelabuhan Merak, mau pakai opsi yang mana?Â
Tentu semuanya punya plus dan minus. Tapi sejatinya, keamanan dan kenyamanan mudik adalah hak kita semua, kan? Selamat mudik, semoga selamat sampai rumah meskipun terpaksa mengumpat di separuh perjalanan.
Penulis: Razi Andika
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mudik dengan Kapal dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.












