Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas Ekonomi

Riwayat Trans Bandar Lampung, Bus yang Layu Duluan sebelum Sempat Berkembang

Ardhias Nauvaly Azzuhry oleh Ardhias Nauvaly Azzuhry
31 Juli 2023
0
A A
trans bandar lampung mojok.co

Halte Trans Bandar Lampung (Foto oleh Andreas Evando Priyanto/Wikipedia)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dulu warga Bandar Lampung punya bus seperti Trans Jakarta atau Trans Jogja. Sayang, kehadirannya selalu diterpa masalah hingga ia layu duluan sebelum sempat berkembang.

Trans Bandar Lampung merupakan transportasi umum modern bersistem Bus Rapid Transit (BRT). Bus tersebut mulai diuji coba pada 15 November 2011. Selang sebulan, tepatnya pada 19 Desember 2011, TBL resmi beroperasi dengan 40 bus yang meliputi 2 koridor.

Saat peresmiannya, TBL menjadi BRT pertama di Indonesia yang operasionalnya sepenuhnya oleh swasta. Pemerintah Kota Bandar Lampung, yang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota, hanya bertindak sebagai inisiator sekaligus regulator. Operatornya adalah PT. Trans Bandar Lampung yang merupakan gabungan dari 37 perusahaan angkutan umum swasta di kota tersebut.

Jumlah armada terhitung banyak

Baru setahun beroperasi, TBL sudah menambah jumlah armada dan koridor. BRT dengan warna bus hijau dan berhias motif tapis (kain etnik Lampung) ini sanggup melayani tujuh koridor dengan 250 unit armada.

Jumlah ini terbilang besar. Bandingkan saja dengan Trans Jogja yang pada 2023 ini hanya punya 140. Meski angka itu belum termasuk armada Teman Bus (hibah dari Kementerian Perhubungan), selisih 110 unit tidaklah sedikit.

Soal cakupan, koridor TBL kala itu sudah mampu melayani seluruh penjuru Bandar Lampung yakni barat (Kemiling), timur (Panjang), utara (Rajabasa), dan selatan (Sukaraja).

Digoyang pengemudi dan pengusaha angkot

Keberadaan TBL memang membantu mobilitas warga, tapi kehadirannya ditentang pekerja dan pengusaha angkutan umum lain. Pada 21 November 2011, ratusan angkot yang mogok kerja berjejer di kompleks perkantoran Pemerintah Kota Bandar Lampung. Tensi demonstrasi hari itu panas. Tercatat ada tiga unit TBL yang peserta aksi lempari dengan batu.

“Kami tidak terima dipindah ke jalur lain karena adanya BRT ini,” ucap Zulyanto, perwakilan Forum Komunikasi Angkutan Kota Bandar Lampung, melansir dari Kompas.com.

Perebutan koridor membuat keduanya jadi bersaing, bukan bersinergi. Pekerja dan pengusaha angkot menolak proposal pengalihan angkot ke jalur pinggiran sebagai pengumpan TBL.

Pengelolaan yang buruk

Selain aksi protes kompetitor, terdapat masalah di manajemen pengelolaan TBL. Sejak September 2012, tercium kebocoran pendapatan di tubuh internal. “Saya lihat sendiri petugas yang memungut tiket bekas atau tidak memberi tiket kepada penumpang agar ongkos bisa masuk ke kantongnya tanpa tercatat,” kata Hujatullah, Kabid. Angkutan Darat Dishub Kota Bandar Lampung.

Kebocoran tersebut membuat manajemen limbung hingga harus menerapkan variasi tarif. Tarif jalan yang semula flat di angka Rp3.500, per Oktober 2012 dikenakan biaya tambahan sebesar Rp1.500 tiap transit berganti koridor.

Buruknya manajemen juga para pegawainya rasakan. Pada 21 Januari 2012, pegawai mogok kerja. Mereka menuntut pembayaran upah yang sudah tiga bulan ditunggak. “Ini sudah mogok yang kelima,” kata Ipong, pegawai TBL yang mogok kerja, dilansir dari Kompas.com.

Segala goyangan itu terjadi kurang dari dua tahun operasionalnya. Nasib TBL makin tak tentu arah ketika ojek online (ojol) mulai masuk ke Bandar Lampung. Pada 2018, armada TBL hanya tersisa 60 unit yang cuma sanggup melayani 2 koridor. Itu saja hanya sampai sore dan terdapat pemberlakuan pengurangan armada di akhir pekan.

Untuk menutup biaya operasional, mereka kembali menaikkan tarif menjadi Rp5.000. Selain itu, mereka mulai menyewakan unit bisnya untuk keperluan lain. “Bisa dibilang, kita mati suri,” kata I Gede Jelantik kepada Tribun Lampung lima tahun silam.

Kini, selang beberapa tahun kemudian, proyek TBL benar-benar sudah kehabisan nafas. “[Trans Bandar Lampung Mati] udah lama banget,” kata Arie Oktara, warga Bandar lampung.

Penulis: Ardhias Nauvaly
Editor: Iradat Ungkai

BACA JUGA Alasan Bus Cebong Jaya Masih Menguasai Jalur Wonosobo-Purwokerto Meski Diterpa Banyak Keluhan

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2023 oleh

Tags: Bandar LampungLampungTrans Bandar Lampung
Iklan
Ardhias Nauvaly Azzuhry

Ardhias Nauvaly Azzuhry

Magang Mojok

Artikel Terkait

Penipuan love scam: ngaku-ngaku jadi pilot di luar negeri, berhasil pikat perempuan Lampung hingga poroti puluhan juta MOJOK.CO
Ragam

Penyesalan Perempuan Lampung, “Tergila-gila” Lelaki yang Ngaku Jadi Pilot di Luar Negeri Berujung Kehilangan Uang Puluhan Juta

7 Mei 2025
Sialnya Mudik dari Jogja ke Sumatra karena Percaya Pelni-ASDP MOJOK.CO
Esai

Nasib Sial Mudik dari Jogja ke Sumatra via Merak-Bakauheni Akibat Terlalu Berharap ke ASDP dan Pelni

26 Maret 2025
Dusun Girimulyo Kulon Progo- Surga di Bukit Menoreh MOJOK.CO
Esai

Dusun Gunung Kelir Kulon Progo, Rumah Kedua Saya yang Sudah Mengamalkan Pancasila Bahkan Sebelum Pancasila Lahir

17 Juni 2024
Nelangsa Perantau Lampung Kerja di Jogja Malah Diusir Ibu MOJOK.CO
Ragam

Nelangsanya Perantau Lampung Bertahun-tahun Kerja Keras di Jogja dan Tak Bisa Pulang demi Kumpulin Modal Usaha, Sekali Pulang Malah Diusir Ibu

14 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

naik pesawat, pengalaman pertama naik pesawat.co

Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan

16 Juni 2025
Cerita Lintang dan Ayla dari SSB menjadi pemain sepak bola putri yang banggakan Jogja MOJOK.CO

Lintang dan Ayla, Dari Pertanyaan “Perempuan Kok Main Bola” Jadi Inspirasi Sepak Bola Putri di Jogja

18 Juni 2025
Tersesat di ISI Surakarta lalu Jatuh Cinta kepada Solo MOJOK.CO

Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo

21 Juni 2025
mahasiswa kkn.MOJOK.CO

Dapat Kelompok KKN “AFK” dan “Nggak Napak Tanah” Itu Seburuk-buruknya Nasib: Merepotkan Teman dan Warga Cuma Demi Nilai A

17 Juni 2025
Pertama kali naik bus patas setelah sekian tahun naik bus ekonomi. Coba-coba pakai toilet bus malah berujung drama MOJOK.CO

Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok

19 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.