Saya kira tidak ada yang salah dari ucapan Syamsuddin Nur Makka atau Ustadz Syam saat ia bilang bahwa salah satu kenikmatan utama bagi para penghuni surga adalah pesta seks. Ini karena, menurutnya, nafsu seks kita selama di dunia harus ditahan dan dikendalikan.
Ucapan itu kemudian mendapatkan cemoohan. Orang-orang konservatif menuduhnya tak berilmu, yang lain menganggapnya melecehkan Islam, sementara yang liberal-liberal menganggapnya asal ngomong dan tak tahu apa-apa. Tapi apakah yang diucapkan Ustadz Syam salah?
Sekali lagi tidak.
Apa yang ia ucapkan sesederhana representasi keinginan bawah sadar banyak umat beragama dan ini bukan soal Islam belaka. Profesor Nadirsyah Hosen melalui akun twitternya memberikan pendapat penting dan menyebut bahwa kenikmatan terbesar di surga adalah saat hambanya yang demikian kasmaran ini diperbolehkan memandang wajah-Nya. Tentu ini bukan perkara bidadari dan seks.
Surga Prof Nadir adalah surga para pecinta, para manusia zuhud yang beribadah bukan karena kewajiban tapi karena rasa cinta. Dalam twit itu juga beliau menjelaskan bahwa konteks surga yang menghadirkan kebun yang subur, minuman keras, dan perempuan-perempuan cantik yang selalu perawan merupakan zetgeist, semangat zaman. “Memahami ayat hanya dari terjemahan harfiah akan membawa kita pada pemahaman zahir akan kenikmatan surga yang dikisahkan dalam nash,” katanya.
Saya jadi ingat Gus Dur pernah dituduh mengatakan Al-Quran sebagai kitab porno. Ia lantas dilaporkan oleh KH Ahmad Chamid Baidlowi, pengasuh Pondok Pesantren Al Wadah, Rembang, Jawa Tengah. Beserta tanda tangan 500 kyai di Jawa dan Madura.
Benarkah Gus Dur mengatakan demikian? Saat itu Gus Dur dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur mengungkapkan:
“Porno itu letaknya ada dalam persepsi seseorang. Kalau orang kepalanya ngeres, dia akan curiga bahwa Alquran itu kitab suci porno, karena ada ayat-ayat tentang menyusui. Bagi yang ngeres, menyusui berarti mengeluarkan dan men-tetek, dan ada juga roman-romanan antara Zulaikha dan Yusuf.”
Ini jadi penting karena meski telah bertahun-tahun berlalu, anggapan bahwa surga hanya berisi alkohol, seks, dan kebun masih demikian membius. Kenapa persepsi kita tentang surga masih saja melulu cabul?
Prof Nadir menyebut bahwa pemahaman zahir akan surga semestinya dibarengi pemahaman sosio-historis saat islam diperkenalkan. Misalnya, mengapa harus diiming-imingi surga dengan seks bersama perawan? Karena manusia-manusia jahiliah zaman itu menyukai perempuan, mereka bisa memiliki banyak istri, sementara islam hanya menawarkan empat saja, itupun syaratnya adil.
Al-Quran menjanjikan mereka yang jahil, gila seks, gila alkohol, dan gila harta jalan keselamatan. Kalau kamu bisa menahan diri di dunia, tidak doyan seks dengan sembarang orang, kamu akan diganjar bidadari. Di sinii ucapan Ustadz Syam tidak salah. Ia hanya mengutarakan isi kepala banyak manusia jahil yang beragama hanya untuk memperoleh perempuan di surga, dan beberapa orang yang bergabung dengan ISIS atau kelompok teroris yang diiming-imingi surga berisi perempuan-perempuan cantik, pesta seks, dan alkohol.
Lagipula dalam tradisi keilmuan Islam, seks bukan perkara tabu. Jika anda mau cari tahu tentang seks yang islami, anda bisa belajar melalui kitab Qurrotul Uyun. Dalam kitab itu anda bisa belajar soal posisi atau cara untuk mencapai puncak kenikmatan dan doa dalam bersetubuh, posisi dalam bersetubuh yang perlu dihindari, tata krama orang yang hendak bersetubuh dua kali, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bersetubuh. Deskripsi kitab ini, jika isi kepala anda ngeres, bisa membuat siapapun terangsang.
Maka jangan malu mengakui bahwa beberapa dari kita, termasuk saya mungkin, beribadah karena tujuan kenikmatan duniawi belaka. The pleasure of the flesh merupakan iming-iming yang paling menarik bagi banyak orang beragama. Paparan Prof Nadir bahwa orang-orang jahiliyah di masa awal Islam berdiri toh masih muncul hari ini, bahkan dari kalangan yang mungkin dari lahir sudah Islam. Apakah ini gejala kemunduran agama? Saya kira tidak.
Tendensi manusia untuk menyukai hal-hal cabul adalah sesuatu yang nyaris wajar. Riset terbaru dari Sexual Addiction & Compulsivity: The Journal of Treatment & Prevention yang dirilis Juni lalu menemukan, mereka yang mengaku relijius pun kerap menonton film porno. Dari statistik yang diperoleh Pornhub, tiga tema yang paling banyak dicari orang Indonesia di situs porno adalah: daddy, perempuan hamil, dan anak sekolah. Dan dari data pencarian Similarweb diketahui, netizen Indonesia rata-rata menghabiskan waktu selama 3 menit 36 detik untuk menonton film porno di internet.
Maka saya sekali lagi tak keberatan dengan ucapan Ustadz Syam tentang pesta seks di surga. Mari kita ingat lagi kata-katanya.
“Minta maaf, karena inilah yang kita tahan-tahan di dunia. Inilah yang kita tahan-tahan di dunia dan kenikmatan terbesar yang diberikan Allah SWT di surga adalah pesta seks.”
Tak ada yang salah dari kalimat Ustadz Syam itu. Mempromosikan bahwa isi surga adalah pesta seks kepada manusia jahil itu bukan masalah. Jadi masalah apabila si pendakwah menyuruh laki-laki muslim memperkosa perempuan kafir dan menyebutnya sebagai jihad.