Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Pengalaman “Horor” di Perjalanan dari Surabaya Menuju Sidoarjo

Pemkot Surabayat perlu bekerja ekstra keras mengajak warganya pindah ke transportasi publik. Ajak warga dengan memberikan mereka alternatif transportasi yang lebih murah, aman, dan nyaman.

Iwan Nurdianto oleh Iwan Nurdianto
26 Oktober 2022
A A
Pengalaman “Horor” di Perjalanan dari Surabaya Menuju Sidoarjo MOJOK.CO

Ilustrasi Pengalaman “Horor” di Perjalanan dari Surabaya Menuju Sidoarjo. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pemkot Surabaya dan Sidoarjo perlu meningkatkan kualitas transportasi publik. Meski “horor”, untung saya tidak kapok untuk mencoba lagi.

Naik transportasi publik untuk kerja adalah impian saya sejak dulu. Lebih dari dua dekade di Surabaya, saya berangkat kerja selalu naik motor. Moda transportasi ini menawarkan fleksibilitas tinggi dengan biaya murah.

Sejak pindah Sidoarjo dari Surabaya pada 2004, kebiasaan memakai motor terus saya lakukan. Saat ini, saya tinggal di Buduran yang berjarak 12 kilometer dari kantor saya di Graha Pena, Surabaya.

Pada 2018, Suroboyo Bus hadir. Sejak kemunculan moda transportasi yang lahir pada 17 April ini, saya malah tak pernah menaikinya. Namun, saya senang dengan kehadiran armada bus warna merah ini dan berharap suatu saat nanti rutin memakainya.

Kesempatan itu akhirnya datang usai saya memakai Trans Jatim untuk pulang kampung.

Armada bus milik Pemprov Jatim ini baru diluncurkan tahun ini. Mengapa saya tak pernah naik Suroboyo Bus salah satunya karena tak ada transportasi yang nyaman seperti Trans Jatim. Transportasi umum yang bisa mengantar saya ke Terminal Bungurasih relatif tidak ada. Angkot yang bisa saya pakai dipastikan terjebak macet di sepanjang jalan menuju Bungurasih, terutama di daerah Gedangan dan Aloha di Sidoarjo. Akhirnya, pilihan menggunakan motor adalah pilihan realistis.

Perjalanan menyenangkan dari Sidoarjo ke Surabaya

Uji coba pertama menggunakan kombinasi Trans Jatim dan Suroboyo Bus saya awali dari Halte depan Sun City Mall, Sidoarjo. Jarak dari rumah menuju halte kurang lebih 2,5 kilometer. Tak adanya angkutan feeder membuat saya meminta bantuan istri untuk mengantar ke halte ini memakai motor.

Halte Trans Jatim saat itu kosong. Pukul menunjukkan 08.45 WIB. Berbeda dibanding saat weekend, tak banyak warga yang memanfaatkannya. Hanya tiga orang termasuk saya yang naik dari halte itu. Positifnya, saya bisa duduk di kursi yang disediakan. Dua kali naik Trans Jatim menuju Surabaya, saya selalu berdiri.

Ada “pramugari” dengan seragam khusus yang tugasnya menarik uang tiket para penumpang. Dengan tarif Rp5.000 sekali jalan, tiket Trans Jatim bisa dibayar menggunakan QRIS. Yang bikin saya kaget, penumpang bisa membayar memakai uang tunai.

Perjalanan menuju Bungurasih pagi itu tak menemui banyak hambatan. Hanya 30 menit waktu yang saya tempuh. Turun di halte Bungurasih, saya langsung menuju armada Suroboyo Bus yang ngetem di dekat halte Trans Jatim.

Konektivitas Trans Jatim dan Suroboyo Bus yang cukup baik

Minusnya, halte yang jelek dan tidak ramah untuk penumpang disabilitas serta lanjut usia. Jika saja saat itu hujan deras, bisa dipastikan para penumpang akan basah. Beruntung, saat itu, cuaca cerah. 

Suroboyo Bus yang saya naiki pertama kali cukup lengang. Hanya seperempat dari kapasitas bus yang terisi. “Pramugari” dengan seragam Dishub menarik tiket menggunakan alat penerima pembayaran. 

Penumpang bisa membayar menggunakan e-money dan QRIS. Botol plastik bekas masih bisa dipakai sebagai tiket namun harus ditukarkan di tempat tertentu. Berbeda dengan Trans Jatim, Suroboyo Bus tidak menerima pembayaran tunai.

Kurang dari 30 menit, saya tiba di Halte Ubhara, halte terdekat dari tempat kerja di Surabaya. Beruntung, hari itu tidak ada demo di Jl A. Yani yang bisa menghambat perjalanan. Bisa dibilang keberangkatan saya dari Sidoarjo menuju tempat kerja cukup menyenangkan. Salah satu nilai plus memakai bus dibanding motor adalah badan kita lebih segar dan wangi saat tiba di kantor.

Iklan

“Horor” mewarnai perjalanan pulang

Sekarang, gantian dari Surabaya menuju Sidoarjo….

Jadi, setiap hari, saya bekerja delapan jam. Selepas kerja, saya menuju halte UINSA yang terletak di seberang Gedung Graha Pena. Suroboyo Bus selalu berhenti di halte yang ada di frontage road ini. Saat itu pukul 18.00 WIB dan cuaca sedang gerimis.

Untuk menuju Halte UINSA, saya harus melewati empat jalur jalan raya dan satu rel kereta. Karena tak bawa payung, saya harus menembus hujan demi mencapai halte itu. 

Bismillah…

Sebelum mencapai Halte UINSA, ada jembatan penyeberangan depan Halte Ubhara Surabaya. Saya mengira jika jembatan itu bisa diakses dari halte itu. Ternyata saya salah. Saya harus menyeberang satu jalur yang dipenuhi kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Saya memutuskan menyeberang dari lampu merah depan KFC. Saya tak mau ambil risiko dengan menantang maut. Ada mahasiswa UINSA yang ikut menyeberang bersama saya. Dia mahasiswa baru dari Jember yang tak pernah menyeberang jembatan itu.

Hujan masih turun namun saya harus melewati jembatan penyeberangan. Jaket, tas, dan sepatu pun basah. Sebuah “horor” yang harus saya nikmati demi perjuangan menuju halte.

Baca Halaman Selanjutnya
“Horor” itu masih berlanjut….

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 24 September 2025 oleh

Tags: SidoarjoSurabayasuroboyo bustrans jatim
Iwan Nurdianto

Iwan Nurdianto

Content creator yang kini terdampar di stasiun tivi.

Artikel Terkait

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Perantau Sidoarjo nekat jadi wasit futsal demi bertahan hidup di Jogja hingga akhirnya menyerah MOJOK.CO
Ragam

Perantau Sidoarjo Nekat Jadi Wasit Futsal demi Hidup di Jogja, Berujung Menyerah Kejar Mimpi di Kota Pelajar karena Realita

28 November 2025
Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.