Menerjang 43 Lampu Merah dari Terminal Tirtonadi Solo sampai Jogja. Bukti Pelaju Solo-Jogja Adalah Pengendara Tangguh dan Kesabarannya Teruji

Pelaju Solo Jogja Menua di Jalan Menerjang 43 Lampu Merah MOJOK.CO

Ilustrasi Pelaju Solo Jogja Menua di Jalan Menerjang 43 Lampu Merah. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COCatatan perjalanan ini menggambarkan pelaju Solo Jogja adalah pengendara tangguh. Total ada 43 lampu merah yang mereka terjang!

Kapan terakhir kali kamu melakukan perjalanan dari Solo menuju Jogja? Menurutmu, berapa jumlah traffic light yang siap mengadang perjalananmu? Sepuluh? Ada 15 atau malah 25? 

Seandainya kamu adalah pelaju sepeda motor dan rutin melibas jalanan Solo menuju Jogja, maka kesabaranmu sudah cukup teruji. Saya sudah 11 tahun melewati jalanan tersebut. Sebuah pengalaman yang sangat melelahkan, tapi harus saya lakukan. Dan setelah 11 tahun, sebuah keisengan terlintas di dalam kepala saya.

Jadi, saya mencoba melakukan pengamatan singkat. Awalnya, saya iseng mengukur jarak perjalanan. Waktu itu, jalur yang saya ukur adalah dimulai dari Terminal Tirtonadi sampai Hotel New Saphir Yogyakarta. Hotel ini berada di perbatasan antara Sleman dan Jogja.

Menurut catatan Google, jarak antara Terminal Tirtonadi dan Hotel New Saphir Yogyakarta adalah 60,5 kilometer. Jika mengendarai sepeda motor tanpa ngebut, waktu tempuhnya ada di kira-kira 90 menit. 

Nah, selama perjalanan, saya juga menemukan sesuatu yang saya anggap menarik. Jadi, saya juga turut menghitung jumlah traffic light. Jumlah yang saya catat rada bikin kaget, yaitu ada 43. Supaya mudah dipahami, di tulisan ini, saya menggunakan istilah “lampu merah” saja untuk menggantikan traffic light, ya.

Baiklah. Untuk menempuh dan mengukur jarak keduanya, saya membagi perjalanan menjadi 3 segmen. Segmen 1 adalah Terminal Tirtonadi ke Pasar Delanggu. Lalu, Segmen 1 antara Pasar Delanggu sampai Prambanan. Terakhir, Segmen 3, dari utara Pasar Prambanan sampai batas Jogja.

Segmen 1: Terminal Tirtonadi Solo ke Pasar Delanggu dengan 14 lampu merah

Saya memulai perjalanan dari pintu keluar Terminal Tirtonadi. Rute yang saya pakai adalah jalur utama atau rute di mana bus biasa melewatinya. Selepas dari sana, saya mengarah ke Patung Memanah, Solo Square, lurus ke Kandang Menjangan dan sampai di Pasar Delanggu.

Rute ini adalah rute yang biasa saya lewati ketika hendak main basket. Jadi, saya hafal betul ada 14 lampu merah di antara Tirtonadi dan Pasar Delanggu. Ada 2 lampu merah yang berdekatan, yaitu sekitar Pasar Kleco (perbatasan Kartasura-Surakarta). Jadi kalau dari arah Solo Square menuju Klaten memang ada 2 yang berdekatan.

Segmen 2: Dari Terminal Tirtonadi menuju Prambanan dengan 22 lampu merah

Masih melibas jalanan dari Solo menuju Jogja, saya masuk kota ketika sampai di depan Masjid Al Aqsha Klaten (menuju alun-alun). Selama segmen ini, ada 22 lampu merah yang mengadang perjalanan saya. Saya tidak menduga ada lampu merah sebanyak ini. Sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya.

Segmen 2 ini selesai di depan Candi Prambanan. Ada sebuah gapura besar yang memisahkan wilayah Klaten (Jawa Tengah) dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Artinya, saya sudah sampai di Jogja, lebih tepatnya Kabupaten Sleman. 

Segmen 3: Utara Pasar Prambanan sampai Batas Kota Jogja dengan 7 lampu merah

Segmen 3 dari perjalanan Solo-Jogja ini saya awali dari sebelah utara Pasar Prambanan. Jalanan selepas Prambanan ini sangat teduh dengan pepohonan besar di kanan dan kiri jalan. Di sebelah kiri kalau dari arah Prambanan, berjejer bakul es dawet. Kamu bisa mampir untuk mengusir dahaga sekaligus istirahat sebentar.

Selama segmen 3 ini ada 7 lampu merah yang saya catat. Lampu merah terakhir ada di pertigaan UIN Jogja. Jika bergeser ke berat sedikit, kamu akan meninggalkan Sleman dan masuk wilayah administratif Kota Jogja. 

Bukti pelaju Solo dan Jogja adalah orang-orang sabar

Jumlah 43 lampu merah itu, menurut saya, sudah sangat banyak. Yah, saya yakin di daerah lain mungkin lebih banyak, dengan waktu tunggu lebih panjang. Namun, yang pasti, banyaknya jumlah lampu merah itu bisa mengganggu mental pengendara motor.

Misalnya, pelaju Solo dan Jogja sulit menghindari kemacetan. Misalnya, lampu merah yang terlalu dekat bisa menyebabkan pengendara sering berhenti padahal lagi enak-enaknya jalan. Ini bisa meningkatkan stres dan ketegangan.

Apalagi kalau sedang dalam tekanan waktu. Pengendara yang memburu waktu jadi kurang waspada di jalan. Di dalam kepalanya, muncul kecemasan karena terlambat kerja atau sekolah.

Selain itu, polusi udara tentu meningkat karena sering terjadi penumpukan kendaraan. Sudah terburu-buru, capek, konsentrasi menurun, masih kena polusi udara. Makanya, bagi saya, pelaju Solo dan Jogja adalah pengendara yang kesabarannya sudah teruji.

Salam untuk semua pelaju. Semoga selalu sehat dan tabah. Yang penting selamat sampai tujuan.

Penulis: Widodo Surya Putra

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja dan pengalaman menarik lainnya di rubrik ESAI.

Exit mobile version