Pengantar redaksi: daftar ini tidak butuh pengantar.
5. Arman Dhani
Ia tokoh paling mojok 2013, ketika mojok dot co masih dalam rahim ibu pertiwi. Ia berhasil meraih segala yang diimpikan anak muda seusianya di 2013, kecuali cinta.
Pamornya sebagai Mojok Person sama sekali tidak menurun di 2014. Ia justru semakin menunjukan peningkatan-peningkatan keren yang sukar dilampaui sebayanya. Menulis di berbagai media dan selalu berhasil menjangkau jumlah pembaca yang bikin gigit jari penulis-penulis lain. Tulisannya bisa sangat serius dengan setiap paragraf diisi kutipan, bisa juga sangat selengekan dengan curhat colongan di sana-sini.
Salah satu peristiwa paling penting di tahun 2014, yang menggemparkan dunia pertwitteran, berkaitan langsung dengan Arman Dhani. Karena tulisannya, ia berhasil menaikkan jumlah followernya secara signifikan membuat seorang selebtwat tutup akun sementara.
Intensitas twitnya pun semakin mengagumkan. Ia seperti Tuhan di twitter, selalu ada di semua isu penting, di semua jam. Ia bisa berteriak-teriak membela mereka yang lemah sambil mbiribik dedek-dedek gemesh followernya. Dan jangan salah, jika Anda sering menemukan “mb” dan “mz” di linimasa, berterimakasihlah kepadanya, ia salah satu tokoh kunci yang membuat mz dan mb jadi arus utama.
Setiap hari, ia bisa bikin sensasi: twitwar dengan tokoh-tokoh penting yang gilang-gemilang dimenangkannya, membuat terkenal akun-akun entah-berantah dalam sekejap. Semua itu dilakukannya dengan tulus-ikhlas demi kemanusiaan dan peradaban kita, tanpa mengharap tanda jasa.
Dalamnya lautan bisa diukur, jasa-jasa @arman_dhani tak terhingga.
Di sebuah pagi yang super dingin, saya dibangunkan oleh sebuah panggilan dari nomor asing. Segera saya keluar kamar untuk mencari lebih banyak sinyal, baru kemudian menerima panggilan itu.
Dari seberang sana, tanpa basa-basi, tanpa memperkenalkan diri, si pemilik suara langsung bicara mengenai tulisan yang akan tayang di mojok.co. Nada bicaranya mengingatkan saya pada Amien Rais. Pelan, tenang, terukur, dan langsung ke pokok persoalan. Setelah beberapa saat, saya baru sadar ternyata itu Mas Iqbal.
“Wah.. apa nggak mahal nelepon dari Ostrali, Mas?” tanya saya.
“Sante wae. Kalo kamu cewek, malah tak telepon tiap hari,” jawabnya disusul tawa.
Saya berkenalan dengannya di facebook. Pertama kali membaca dindingnya, saya membatin: “Cerewet sekali orang ini.”
Justru di situlah kelebihannya. Ketika Dhani sibuk membangun basis massa di twitter, Mas Iqbal telah menghimpun ribuan mamah-mamah muda di facebook. Dibanding ibu-ibu, apalah artinya dedek-dedek gemesh untuk gerakan politik? Ibu-ibu bersatu, kita semua tahu, mustahil dikalahkan. Ditambah lagi, sebagai media sosial, facebook terus berbenah dalam senyap ketika banyak orang sedang bereuforia dengan twitter. Mark Zuckerberg memang asu. Mas Iqbal jelas selangkah lebih maju dari Dhani.
Mas Iqbal bicara apa saja di facebooknya. Rajin melontarkan pikiran-pikiran nakalnya, ringan jempol, tak segan berdebat dan murah komentar. Sebagai pembela kretek di tengah gempuran kampanye anti-rokok, tak urung dinding facebooknya menjelma panggung perkelahian. Jika Arman Dhani adalah keonaran di twitter, maka Iqbal Aji Daryono adalah kehebohan di facebook.
Jangan heran bila hampir semua statusnya lebih dari seribu kata. Ia adalah Imam Besar Gerakan Status Facebook Sebagai Pengganti Platform Blog.
Jika saja Jokowi menang pilpres di awal 2014 dan pengumuman kabinetnya jatuh di bulan Februari, tentu Susi Pudjiastuti akan menjadi orang paling mojok tahun ini. Sayang momen itu datang terlambat.
Tapi, hey, lihatlah, dengan waktu yang relatif pendek, Menteri Susi berhasil menancapkan kuku-kuku pengaruhnya di berbagai media. Berawal dari penampilan eksentriknya saat pelantikan, dilanjutkan kontroversi rokok, gaya kepemimpinannya yang rock n roll, dan yang terakhir peledakan kapal-kapal asing, Susi tak ayal menggulung media darling lain.
Ke depan, segala tingkah dan apa-apa yang ke luar dari mulutnya akan semakin banyak ditunggu orang. Paling tidak karena ia menghibur. Misalnya, ketika ia mencetak meme dirinya dengan latar kapal meledak untuk dipajang di halaman kantor kementerian yang ia pimpin. Itu terobosan luar bisa, meski norak.
Semua orang “mencintai” Susi Pudjiatuti.
Telah lama ia malang-melintang di internet. Ribuan orang berlangganan Tips Mencari Uang dengan Menulisdarinya, sejak ia mengelola penulislepas.com. Tapi baru di 2014 ia benar-benar mendapatkan momentum untuk menjadi buah bibir seluruh netizen Indonesia.
Semua bermula dari pilpres 2014. Jonru adalah salah satu perwira terbaik di pihak Prabowo Subianto. Dengan gagah berani ia menantang tokoh sekuat Quraish Shihab yang memimpin doa di Panggung Salam 2 Jari. Ia menyebut Quraish sebagai orang Syiah. Tak perlu perlengkapan perang memadai seperti data-data yang kuat, modalnya cuma nekat. Hasilnya, dengan senang hati para pembela Quraish menjadikan Jonru bulan-bulanan.
Tapi bukan Jonru namanya kalau langsung keok dan berhenti berkokok. Layaknya pejantan tangguh lainnya, kokoknya semakin nyaring setiap pagi.
Setelah panglima besarnya kalah perang, jenderal musuhnya menang dan menjadi raja, Jonru tanpa segan menjadikan raja baru sebagai sasaran tembak. Daftar berondongan pelurunya sangat panjang, mustahil merangkumnya dengan singkat, dan kesemuanya tidak jarang adalah serangan asal-asalan, tanpa landasan yang matang, dan mempersetankan akurasi, sehingga musuh-musuhnya dengan sangat mudah menangkis atau mematahkan.
Sekali lagi bukan Jonru namanya kalau tidak bisa melihat peluang di balik kegagalan. Benar bahwa ia gagal menggulingkan musuh utamanya. Tapi dari upaya penggulingan itu, ia berhasil meraup keterkenalan tiada banding, popularitas fanpage yang kemudian ia manfaatkan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, untuk jualan cat dan sprei.
Monetisasi adalah kunci.
Manusia terbaik yang lahir dari warung internet di era internet.