Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Megawati Sengit sama Pengajian karena Nggak Pernah Diundang, ya?

Jadi, Ibu Megawati yang baik hatinya ini menganggap pengajian itu mengambil porsi waktu. Hasilnya, ibu-ibu jadi lupa mengurus anak.

Arman Dhani oleh Arman Dhani
21 Februari 2023
A A
Megawati Sengit sama Pengajian karena Nggak Pernah Diundang? MOJOK.CO

Ilustrasi Megawati Sengit sama Pengajian karena Nggak Pernah Diundang? (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Yang mesti ditanyakan bukan kenapa ibu-ibu suka pengajian, Ibu Megawati, tapi kenapa negara nggak bisa hadir seperti pengajian?

Ibu Megawati Soekarnoputri bikin kejutan lagi. Yak, kamu benar sekali, lagi dan lagi, komentarnya menjadi kontroversi. Kali ini, Ibunda PDIP itu membuat kontroversi ketika menjadi pembaca di sebuah seminar nasional. Sekarang, beliau menyenggol soal pengajian ibu-ibu. Aneh sekali hidup beliau kalau saya rasakan.

Jadi, Ibu Megawati yang baik hatinya ini menganggap pengajian itu mengambil porsi waktu. Hasilnya, ibu-ibu jadi lupa mengurus anak. Alhasil, dia sampai berpesan agar ibu-ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dan melupakan asupan gizi anak.

“Saya melihat ibu-ibu tuh ya maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho,” kata Ibu Megawati saya catat kata per kata.

“Ini pengajian iki sampai kapan tho yo? Anake arep dikapake (anaknya mau diapakan), he, iya dong. Boleh bukan nggak berarti boleh, saya pernah pengajian kok,” ucap Megawati melanjutkan. 

Mendengarkan pidato Ibu Megawati di atas seakan-akan pengajian itu bisa bikin anak sampai stunting. Tentu ini interpretasi bebas dari saya. Namun, pada intinya, dengan menyebut bahwa pengajian memakan banyak waktu dan ibu-ibu sampai lupa nggak mengurus anak itu sangat tidak tepat.

Komitmen Ibu Megawati

Tentu saja kita semua nggak boleh berburuk sangka. Mungkin Ibu Megawati sedang ingin mengingatkan ibu-ibu di tanah air untuk membagi waktu dengan adil. Mengejar akhirat dengan pengajian itu boleh, tapi jangan lupa mengurus anaknya di rumah. Saya sampai harus mendengar sendiri pidato itu supaya tidak salah paham atau salah tafsir.

Untuk melaksanakan komitmennya itu, Ibu Megawati berniat menginstruksikan langsung kepada dua menteri yang mengurusi ibu-ibu dan stunting. Dua orang yang dimaksud adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini untuk mengatur waktu ibu-ibu. 

“Maksud saya nanti Bu Risma saya suruh, hah, nanti Bu Bintang saya suruh, tolong bikin manajemen, manajemen rumah tangga,” ucap Ibu Megawati. Duh, kenapa Ibu harus ribet, sih. Ibu kan bisa langsung memerintahkan petugas partai bernama Pak Joko Widodo untuk mewujudkan hal ini. Ibu Mega kan hebat sekali, unik lagi. Bukan pemimpi tertinggi, memberikan instruksi. Saya kagum sama Ibu.

Apakah memang ada yang kayak gitu? 

Apakah benar ada pengajian yang bisa sampai membuat Ibu-ibu lupa mengurus anak? Jangan-jangan stunting terjadi karena ibu-ibu terlalu sering ikut pengajian, nih? Ah, masak kayak gitu. 

Apakah bukan karena dana bantuan sosial yang seharusnya digunakan untuk membeli makanan bergizi malah dikorupsi sehingga ada stunting? Ah, mana mungkin ada korupsi dana sosial di Indonesia. Ini negara bebas korupsi, Bos!

Pengajian juga mana mungkin “sejahat” itu. Sejauh yang saya tahu, pengajian ibu-ibu di desa-desa malah jadi semacam forum kolektif untuk saling dukung antara tetangga dan keluarga.

Ibu Megawati nggak pernah diundang? Pengin diundang, Bu?

Di Jember, Majalengka, dan Magetan, ibu-ibu bersatu dengan Posyandu setempat membentuk jejaring strategis mencegah stunting. Jika Ibu Megawati memang merasa pengajian kurang bermanfaat, mungkin bisa belajar dari relawan putri ibu sendiri, Mbak Puan. Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka menjadi lokasi pertama kerja sama HaloPuan dan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat untuk melawan stunting. Masak ibu sama anak nggak ngobrol, sih, sampai nggak tahu.

Tapi mengapa sih Ibu Megawati sampai curiga, sengit, sama pengajian? Nggak pernah diajak ngobrol, nggak punya kegiatan gayeng bersama ibu-ibu lain, atau memang nggak pernah diundang? Pengin diundang, Bu?

Iklan

Jika memang begitu, mungkin Ibu bisa belajar dari Fatayat NU dan Aisyah. Dua organisasi ibu-ibu, yang revolusioner dalam mengembangkan pengajian. Kedua organisasi ini malah sudah bergerak terlebih dahulu memerangi stunting dan kekerasan domestik, tanpa harus mengadakan seminar.

Peran penting pengajian

Di rumah, ibu saya adalah peserta pengajian yang lumayan aktif. Bukan sekadar ngerumpi, bagi perempuan jelang usia lanjut, pengajian menjadi ruang untuk mengaktualisasikan diri. Mereka bisa mengaji, mendengarkan ceramah, berbagi makanan gratis tiap Jumat di masjid, hingga piknik bersama via Ekspedisi Wali Songo. 

Sejauh ini, kesepian dan kesendirian menjadi racun mematikan bagi banyak lansia dan ibu-ibu rumah tangga. Pengajian menjadi tempat berkumpul dan bertemu, di mana orang-orang bisa membangun semangat, jejaring pertemanan, hingga mengisi kekosongan hidup. Bagi ibu saya, yang sudah ditinggal anak-anaknya bekerja, acara ini jelas jadi tempat menyenangkan karena dia bisa bertemu banyak orang.

Di pengajian, ibu-ibu juga bisa berbagi resep, pengetahuan niche seperti tanaman obat keluarga, praktik pola asuh, hingga destinasi kuliner kesukaan. Ibu-ibu juga bisa membantu satu sama lain melalui urunan/bantuan sosial (yang mustahil dikorupsi kader partai) untuk mereka yang kekurangan. Stunting jelas sangat bisa diatasi jika ada forum seperti ini.

Yuk, datang, Bu

Mengapa harus membenturkan pengajian dan stunting, Bu? Seorang ibu bisa tetap hadir di masjid mendengar ceramah sambil membawa anak mereka. Menu makanan di pengajian juga enak-enak, lho Ibu Megawati. Di Cilandak tempat saya kos dulu, masjid setempat membuat pengajian subuh dan membagikan sembako dan uang saku bagi anak yatim, janda, dan lansia. 

Masjid di Cilandak itu memiliki data kelompok rentan yang membutuhkan bantuan. Selain itu, ada juga layanan mobil ambulans untuk mengantar dan menjemput pasien atau mengantar jenazah. 

Pengajian mengisi ruang kegagalan negara yang tidak mampu menjamin layanan dasar dan jaminan sosial masyarakatnya. Kalau begini, yang mesti ditanyakan bukan kenapa ibu-ibu suka pengajian, tapi kenapa negara nggak bisa hadir seperti pengajian?

Oh iya, denger-denger Ibu Mega naik haji dua kali dan umroh tiga kali, ya? Mungkin sudah waktunya pensiun dari pembina partai dan jadi Bu Hajjah. Siapa tahu, dengan ikut pengajian, Bu Hajah ngga akan ambil jatah kuota haji bagi yang membutuhkan, kan. Amal yang baik itu, Bu.

BACA JUGA Jokes Garing Megawati Adalah Bentuk Pembebasan Burung dari Sangkarnya dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Penulis: Arman Dhani

Editor: Yamadipati Seno

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2023 oleh

Tags: Bu MegaMegawatipdippengajianPuan Maharani
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Pakar UGM nilai, ikap Megawati atas retret: menjaga kewibawaan PDIP MOJOK.CO
Aktual

Ketundukan Kepala Daerah pada Megawati: Marwah PDIP hingga Efek Retret yang Belum Tampak Hasilnya

22 Februari 2025
Hasto Wardoyo pilih urus sampah di Kota Jogja di tengah ketidakpastian instruksi retret Megawati untuk kader PDIP MOJOK.CO
Aktual

Urus 1.600 Ton Sampah Kota Jogja di Tengah “Drama”

21 Februari 2025
Menanti keputusan Megawati yang belum pasti di DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) MOJOK.CO
Aktual

Suasana Serba Tak Pasti di Kantor DPD PDIP DIY Menanti Kepastian Megawati

21 Februari 2025
Solo Fighter PDIP vs Keroyokan di Kandang Banteng, Pilkada 2024.MOJOK.CO
Aktual

Solo Fighter vs Keroyokan di Kandang Banteng, Benarkah Jateng Tak “Merah” Lagi? 

29 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.