Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Maskot Piala Dunia Qatar 2022 Wujud Sindiran untuk Tuan Rumah Sendiri

Tubuhnya yang putih dan bersih, begitu kontras dengan darah korban pembangunan Piala Dunia 2022 di Qatar. La’eeb bukan hanya seperti menertawakan dan bersenang-senang atas nama sepak bola, tapi juga para korban jiwa di dalamnya.

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
18 November 2022
A A
Maskot Piala Dunia Qatar 2022 Wujud Sindiran untuk Tuan Rumah Sendiri

Maskot Piala Dunia Qatar 2022 Wujud Sindiran untuk Tuan Rumah Sendiri MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sistem yang keras, cuaca ekstrem, dan baru ada UU Ketenagakerjaan yang mengatur ini pada medio 2015-2017, membuat dunia geram karena banyak pelanggaran HAM yang dilakukan selama pembangunan stadion Piala Dunia untuk Qatar 2022. Marc Owen Jones, penulis buku Digital Authoritarianism in The Middle East dalam sebuah utas di akun Twitter-nya menyebut jumlah korban ada 6.500 orang.

Jika angka itu adalah kenyataan atau seenggaknya mendekati, ini merupakan tragedi. Bukan hanya sepak bola, ini sudah tragedi kemanusiaan. La’eeb yang memiliki corak putih polos, bak sindiran untuk negara sendiri, seperti kain mori yang siap membuntal korban-korban migran yang tewas di Qatar.

Jumlah korban secara pasti memang masih menjadi tanda tanya, tapi bukan itu hal pokoknya. Mau ribuan atau hanya satu atau dua, adanya korban jiwa karena sepak bola nggak bisa dibenarkan. Apalagi untuk pembangunan Piala Dunia yang seharusnya menjadi pembawa pesan persaudaraan dan perdamaian.

Qatar, dalam hal ini, tentu saja sebagai bukti nyata kegagalan terbesar. Sepak bola murni seutuhnya menjadi urusan uang dan kepentingan. Terbongkarnya bobrok FIFA via series yang baru-baru ini dirilis Netflix, FIFA Uncovered, Qatar yang mulus-mulus saja jadi tuan rumah Piala Dunia di balik busuk kekejaman HAM, seperti olok-olok saja bagi penggemar sepak bola.

Senyum La’eeb, gerak lincahnya, amat njomplang dengan tubuh rusak para pekerja migran yang tewas. Tubuhnya yang putih dan bersih, begitu kontras dengan darah korban pembangunan Piala Dunia 2022 di Qatar. La’eeb bukan hanya seperti menertawakan dan bersenang-senang atas nama sepak bola, tapi juga para korban jiwa di dalamnya.

BACA JUGA Piala Dunia 2022 Qatar: Piala Dunia yang Serba Terakhir dan artikel lainnya di rubrik ESAI.

Penulis: Gusti Aditya

Editor: Yamadipati Seno

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 18 November 2022 oleh

Tags: La’eebmaskot piala dunia katarpiala dunia 2022piala dunia qatarqatar 2022
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Bercita-cita menjadi pelatih Nankatsu. Mahasiswa filsafat.

Artikel Terkait

Melihat Nasionalisme dari Luar Lapangan Piala Dunia 2022 MOJOK.CO
Esai

Melihat Nasionalisme dari Luar Lapangan Piala Dunia 2022

6 Desember 2022
o-souji dan suporter jepang mojok.co
Kilas

Suporter Jepang dan Budaya O-Souji, Pantang Pulang Sebelum Bersih!

25 November 2022
footbal's coming home mojok.co
Kilas

Dari Mana Asal Istilah ‘Football’s Coming Home’ Datang?

24 November 2022
Alasan Piala Dunia Qatar Hampa dan Datar, dari Tingkat Global hingga Lokal
Geliat Warga

Alasan Piala Dunia Qatar Hampa dan Datar, dari Tingkat Global hingga Lokal

21 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.