MOJOK.CO – Ekspansi Warteg Kharisma Bahari akan sangat menguntungkan warga Jogja. Khususnya kemudahan akses ke menu sayur yang kadang langka.
Dua hari yang lalu, saya menemukan sebuah tulisan di Mojok yang membahas tentang makanan warteg. Sebuah tulisan yang menurut saya agak mengada-ada. Namun, di sisi lain, tulisan itu mengingatkan bahwa ekspansi Warteg Kharisma Bahari di Jogja itu sebuah kabar baik. Mari kita bahas satu per satu.
Adalah Muchlis Amin, nama penulis artikel berjudul “3 Makanan Red Flag dan Sebaiknya Dihindari di Warteg karena Nggak Dijaga Kebersihannya”. Tulisan tersebut tayang di Terminal Mojok. Sebuah kanal User Generated Content (UGC) yang konon memberikan honor paling tinggi di antara UGC lainnya yang saya kenal.
Nah, Mas Muchlis menulis bahwa kamu sebaiknya menghindari tiga menu tertentu di warteg. Menu yang dimaksud adalah menu dengan bahan udang, kerang, dan olahan sop. Argumen Mas Muchlis seperti ini: penjual sering lupa tidak membersihkan kulit dan kepala udang. Lalu, katanya, kebersihan kerang juga kadang tidak diperhatikan. Terakhir, penjual sering lupa membersihkan kulit wortel yang menempel. Padahal, wortel tumbuh di tanah.
Menggunakan argumen Mas Muchlis, dengan demikian, semua menu di warteg pantas mendapatkan red flag. Misalnya, ikan nila goreng. Selalu ada kemungkinan penjual tidak bersih ketika membersihkan bagian sisik. Lalu, menu ayam goreng. Sangat mungkin penjual lupa membersihkan beberapa bulu ayam yang masih menempel.
Nah, menggunakan logika Mas Muchlis, sudah pasti semua makanan, nggak cuma di warteg, pasti kena red flag. Seakan-akan semua petugas warteg itu pasti lalai. Ada juga warteg yang sangat menjaga kualitas. Misalnya jaringan Warteg Kharisma Bahari, yang mungkin nggak butuh waktu lama bisa menguasai palagan kuliner Jogja.
Baca halaman selanjutnya….