Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Lord Rangga di Podcast Deddy Corbuzier Bukan Sekadar Acara Tahan Tawa bagi Coki-Muslim

Muhammad Nanda Fauzan oleh Muhammad Nanda Fauzan
20 Mei 2021
A A
Lord Rangga di Podcast Deddy Corbuzier Bukan Sekadar Acara Tahan Tawa bagi Coki-Muslim

Lord Rangga di Podcast Deddy Corbuzier Bukan Sekadar Acara Tahan Tawa bagi Coki-Muslim

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebelum diundang di podcast, Lord Rangga pernah ancam akan mengusir Deddy Corbuzier dari muka bumi. (((dari muka bumi))).

Lord Rangga telah purnatugas sebagai Sekretaris Jenderal The Heeren Zeventien, sebuah kedudukan mentereng yang bisa membangkitkan produksi liur seluruh penggila jabatan di muka bumi.

Status pensiun ini juga menjelaskan bahwa seluruh kecakapan berdiplomasi Lord Rangga bukan lagi demi kepentingan Sunda Empire lagi, melainkan untuk Prince Rangga Foundation, sebuah yayasan yang—saya duga nirlaba—hanya eksis di kepalanya sendiri.

Atribusi Lord Rangga sangat penting untuk diperjelas di muka, sebab blio sudah terlalu sering disalahpahami oleh semua orang—bahkan kadang-kadang, oleh dirinya sendiri.

Misalnya, banyak orang menganggap seluruh ocehannya tentang kesundaan layak dijejalkan ke tong sampah hanya karena Lord Rangga lahir di Brebes, bukan di Sunda. Padahal fakta itu tak membuktikan apa-apa, selain bahwa di matanya blio mendalami identitas kebangsaan, bahwa ia sangat cinta sama Sunda NKRI.

Sebagaimana Anda tahu, di Indonesia hal semacam itu lumrah belaka. Malahan, akan menjadi rancu apabila seseorang mengemban tugas sesuai kapasitas. Megawati bisa menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), meski kita tak akan pernah mampu melacak rekam jejak dan kontribusinya di dunia akademis.

Ketua Umum PSSI disesaki—dari periode ke periode—oleh purnawirawan, seolah-olah tak ada lagi orang yang kompeten mengurus sepakbola selain dari orang-orang militer. KPK diketuai oleh anggota polisi yang bermasalah sama kode etik, anggota dari lembaga yang berkali-kali mau diperiksa KPK tapi nggak jadi-jadi. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Nah, ketika Lord Rangga pertama kali muncul, saya juga terjebak dalam kesalahpahaman yang sangat memalukan tersebut sebelum blio akhirnya sempat datang ke Podcast Deddy Corbuzier.

Dulu, saya menduga Lord Rangga adalah prototipe dari orang-orang yang senang menggembor-gemborkan kejayaan dan kekayaan Bangsa, dengan cara yang begitu bombastis, semata untuk kepentingan pribadi. Ternyata saya salah.

Saya kerap menyaksikan Lord Rangga dengan ingatan pada nubuat dari Ben Anderson, dalam kuliah umumnya di Jakarta bertajuk “Nationalism Today and in the Future”.

Bahwa kita patut waspada kepada siapa pun yang membuat negara menjadi sesuatu yang sakral dan senantiasa dipuja, juga waspadalah kepada siapa saja yang selalu membanggakan kejayaan nenek moyang yang begitu agung. Milikmu akan segera dicurinya.

Tetapi saya tak pernah merasa ada sesuatu yang hilang dalam diri saya tiap kali menonton tingkah laku Lord Rangga, terutama yang di Podcast Deddy Corbuzier.

Alih-alih tertawa, saya justru memperoleh banyak pelajaran penting, utamanya dalam urusan kepercayaan diri. Soalnya Lord Rangga adalah orang paling teguh dalam urusan memegang prinsip gasss-aja-dulu-salah-betul-urusan-belakang.

Memang tak ada yang abadi di dunia ini, selain cara kita memandang Lord Rangga  yang selalu dominan dengan kesalahpahaman. Bahkan ketika blio tampil di Podcast Deddy Corbuzier kesalahpahaman ini masih terjadi.

Iklan

Jelas sekali dalam tayangan berdurasi hampir satu jam itu Lord Rangga tetap tampil begitu memukau sebagaimana biasa.

Blio berhasil menyihir mental seorang master mentalis sekelas Deddy Corbuzier, dan sukses menghibur dua komika mentereng sekaliber Coki dan Tretan Muslim, hanya dengan membongkar sedikit khazanah pengetahuan yang mengendap di otak gigantiknya.

Namun sayang sekali, banyak orang yang mengira tayangan tersebut hanya semacam uji tahan tawa, dan kehadiran Coki dan Tretan Muslim bertujuan membuat suasana semakin semarak.

Soal uji tahan tawa, jelas tak ada yang mampu lepas dari jerat kekocakan Lord Rangga. Segala ucapannya adalah lelucon, dan gerak-geriknya dominan humor. Maka tes semacam itu sudah ketahuan hasilnya.

Dengan kecerdasan yang mustahil tertandingi, ia bisa membuat kita terbahak-bahak bahkan sejak premis. Tak perlu pusing memikirkan punch line yang solid, sebab Lord Rangga hanya perlu mengotak-atik akronim.

Bahwa US adalah Uncle Sam dan bukan United State, bahwa “SAM” dalam Uncle Sam ini adalah Sultan Abdul Mufakir, dan tentu saja kepanjangan ABCD yang melegenda itu.

Perihal kehadiran Coki-Muslim, yang sejatinya di luar kebiasaan #CloseTheDoor, berfungsi sebagai peredam kekisruhan, sekaligus kawan seandainya—dalam keadaan yang tak terkendali—Deddy tertimpa sial sehingga ada yang bisa dijadikan bemper.

Sebab, sebagaimana kita tahu, awal tahun 2021 Lord Rangga pernah mengancam akan mengusir Deddy dari muka bumi seandainya dia terus menyepelekan Sunda Empire. Itu bukan ancaman sederhana, dan pasti membuat bulu kuduk siapa pun berdiri.

Berikut kalimat ancaman dari Lord Rangga sebelum ketemu di Podcast #CloseTheDoor.

“Itu siapa Deddy Corbuzier? Nggak sopan tolong ingatkan,” ucap Rangga Sasana saat itu.

“Sunda Empire ini memiliki sopan santun yang sangat luhur. Jadi tidak boleh sembarangan. Kami Sunda Empire ini pemilik bumi. Dia (Deddy Corbuzier) numpang di mana? Kalau tidak suka Sunda Empire, ya pergi dari bumi, atau dia mati,” lanjut Rangga Sasana.

Bener-bener ancaman yang serius. Bahkan Deddy sampai posting di akun IG-nya saking takutnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Deddy Corbuzier, Ph.D (@mastercorbuzier)

Jadi, saya kira orang-orang seharusnya mulai sadar bahwa episode #CloseTheDoor itu, selain untuk menjajal sekuat apa Tretan Muslim dan Coki mampu menahan tawa, juga bertujuan untuk menjalin rekonsiliasi antara penguasa yang merasa terhina dengan minoritas yang kelepasan bicara.

Ini semua agar Deddy tetap dibolehin untuk hidup dan numpang cari nafkah di muka bumi, tanah miliknya Sunda Empire. Masalahnya, kita semua tahu, rekonsiliasi ini pun menghasilkan views YouTube berjuta-juta. Bahkan sampai tulisan ini dibikin, masih nambah terus itu penontonnya di YouTube.

Sudah lah cuma numpang, minoritas, mualaf, bisa damai sama penguasa dunia, dapat cuan lagi. Asli, pinter banget cari peluangnya. Orang mana sih si Deddy ini?

BACA JUGA Kiat Sukses Bikin Kerajaan Layaknya Keraton Agung Sejagat atau Sunda Empire dan tulisan Nanda Fauzan lainnya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: amerikacoki pardedededdy corbuzierlord ranggapodcast deddy corbuziersunda empiretretan muslim
Muhammad Nanda Fauzan

Muhammad Nanda Fauzan

Mahasiswa Filsafat UIN BANTEN.

Artikel Terkait

Perang Dunia 3 Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang MOJOK.CO
Esai

Perang Dunia 3 Menjadi Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang yang Tidak Belajar dari Kehancuran karena Perang Dunia

24 Juni 2025
Kopdar Jokowi dan Biden di Gedung Putih Menghasilkan Apa?
Luar Negeri

Kopdar Jokowi dan Biden di Gedung Putih Menghasilkan Apa?

14 November 2023
Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam MOJOK.CO
Esai

Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam dan Mengutuk Keras Pembakaran Al-Qur.’an

19 Juli 2023
letkol tituler mojok.co
Politik

Sosiolog UGM Minta Penjelasan Prabowo Soal Letkol Tituler Deddy Corbuzier

15 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.