Maksud hati ingin memberi kritik sesuai tata krama, orang ini malah jadi sepakat dan sepaham dengan pihak yang dikritik. Ini dialami Ari (24 tahun) ketika hendak mengkritik presiden dengan sopan sesuai budaya ketimuran.
“Saya memulai kritik dengan kata pembuka, salam dari lima agama, menanyakan kabar,” ungkap Ari. “Saya menghindari penggunaan kata yang kira-kira bisa membuat tersinggung. Tapi, lama-kelamaan rasa empati saya muncul dan akhirnya sepakat dengan Bapak Presiden yang terhomat,” jelas Ari yang akhirnya mengurungkan niat untuk mengkritik.
Ari selalu menambahkan huruf vokal di tiap kata seperti: “iyaaa”, “jangaaan” agar tidak terkesan judes. Selain itu, kami mendapati ada 4 emoji 😊 dan 8 emoji 🙏,, serta 11 stiker lucu dan 19 kata “yuhuuu” pada berkas kritikan beliau.
Setelah mereka menjadi sepaham dan berteman akrab, Ari mendapat tawaran untuk menjadi komisaris Perusahaan Jam untuk Masyarakat Sipil (Civil Society Watch).