Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kesalahan-kesalahan PDKT Beberapa Jomblo Persma

Rikian Wirantoputri oleh Rikian Wirantoputri
3 Desember 2014
A A
Kesalahan-kesalahan PDKT Beberapa Jomblo Persma

Kesalahan-kesalahan PDKT Beberapa Jomblo Persma

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dalam hidup yang fana ini, saya cukup sering ditakdirkan bertemu cowok, jomblo, anak persma, yang kadang suka kepedean bisa menggenggam dunia padahal 5 dari 4 halaman skripsi yang disetornya ke pembimbing dikembalikan dengan tanda tanya dan tanda silang berwarna merah.

Saking pedenya, mereka suka berpikir, bahwa dengan status ke-persma-annya itu akan banyak perempuan yang takluk di pelukannya. Padahal, seiring dengan datang dan perginya gebetan, sampai wisuda datang, mereka masih juga jomblo dan nggak move on dari kegagalan. Sialnya lagi, mereka bukan gagal ketika hubungan sudah terjalin, melainkan sejak di awal ketika keberanian untuk mengajak kenalan dan bicara itu muncul.

Sudah munculnya lama, pas lagi berani-beraninya, eh malah salah strategi. Life.

Jangan dulu menyalahkan garis selulit di betis, mungkin kalian termasuk jomblo-jomblo persma yang pernah melakukan tindakan pengen heroik tapi salah di bawah ini.

Jarang Mandi dan Sepatu Bau

Cowok persma biasanya menganggap intelektualitas dan kritisisme adalah dua hal berharga dalam peradaban manusia, sementara ketampanan fisik adalah eksploitasi terendah dalam eksistensi manusia. Singkatnya, dialog adalah segalanya, artefak hanyalah ruang fana dan tanpa kuasa. Memang sih, ada perempuan-perempuan yang termakan dengan wacana itu. Tapi terpaksa. Catet, TERPAKSA.

Kalian ngga percaya? Mau berdalih bahwa dengan penampilan kucel, mandi seadanya air, pakaian yang sudah 2 minggu itu-itu saja, dan aroma kaki yang lebih baik ditutup kresek saat mampir ke musala, kalian pernah punya pacar? Oh, kalau begitu, coba diingat-ingat, saat pacaran, memang kalian pernah selamat dari omelan pacar kalau hidup kalian bau-bau aja?

Pacar aja protes, apalagi gebetan yang sedang mencari seribu peyakinan apakah kamu yang terbaik baginya. Mending dia pacarin Deni Manusia Ikan. Biar bersisik, yang penting  wudu terus.

Sindrom Tiba-tiba Diskusi

Akrab dengan buku-buku kelas kakap, yang jarang dibahas di kelas, membuat cowok persma memiliki penghargaan tinggi terhadap selera bacaannya. Nggak apa-apa sih, tapi jangan sampai kebanggaan ini menjadi hil yang membuat perempuan ilfil.

Kawan saya, sehabis dibonceng cowok persma yang mengincarnya mendatangi saya sambil ngomel panjang, “Gila ya lagi macet-macetnya di Cicaheum terus dia tanya dong: gue nggak bosan ya kuliah Farmasi, paling jauh meneliti kandungan paracetamol. Dia terus cerita betapa dia kagum sama siapa tuh? Zinedine Zizek? Whatever. Apalah itu, pokoknya dari Arcamanik sampai Cibiru gue diceramahin bahwa ideologi itu suatu kesadaran palsu, itu cuma fantasi anu-anu. Aduh, hubungan kita itu, mz, yang fantasi!”

Boys, pelan-pelan. Awas, itu polisi tidur mengintai.

Terlalu Mudah dan Sering Membuat Puisi

Segagah-gagahnya perempuan, pasti akan ada sedikit getar di hatinya kalau ada puisi mampir buat dia. Tapi, apa artinya kalau puisi yang kalian buat dengan sepenuh hati saat lagi berbunga-bunga itu juga menjadi pola tiap kalian pedekate? Apalagi kalau spektrum pedekate kalian cuma di lingkungan itu-itu saja.

Iklan

Di era globalisasi ini, nggak cuma tembok yang bisa bicara, bahkan desau angin pun meniupkan namamu.

Mbok ya pedekate itu dengan inovasi. Bisanya kok cuma berkisar di area puisi sebaris dua baris untuk dua pleton perempuan. Bikinin formasi pengibaran bendera langkah-tegap-maju-jalan kek sekali-kali. Biar beda dan kelihatan upayanya.

Perempuan Bukan Kertas Kosong untuk Ditulisi

Kesalahan yang paling sering dilakukan cowok-cowok persma adalah menganggap perempuan seperti lembar kosong Microsoft Word 2010 yang siap untuk ditulisi segala macam kisah diri yang dianggap heroik.

Guyssss, inga-inga, perempuan itu udah punya naluri untuk kepo. Nggak perlulah kalian repot-repot mengglorifikasikan biografi kalian di tiap perbincangan dengan mereka karena akun kalian juga sudah di-scroll sampai tamat.

Selain itu, perempuan juga punya kisah yang pengen diceritakan kepada kalian. Di dunia ini, nggak bakal kalian temui geng perempuan yang pas kumpul hanya diam bersemedi. Kalau kalian melulu yang mengambil waktu buat bicara, apalagi dengan air ludah yang menyembur ke segala arah, mending dia kembali ke habitat jomblo sama teman-teman genggesnya. Bhye!

Well, tapi tidak semua cowok persma bersalah padaku, jadi tentu kesalahan di atas hanya milik segelintir saja dan yang terbaik milik Allah. Segala sesuatu ada hikmahnya, kita hanya perlu bersyukur. Sukuuurinnnn, sukuriiin.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: jomblopdktPersma
Rikian Wirantoputri

Rikian Wirantoputri

Artikel Terkait

Salah Kalau Gue Jomblo?
Uneg-uneg

Salah Kalau Gue Jomblo?

22 Januari 2023
Menguak Cara Berpikir Khoirul Anam, Pembuat Foto Unik yang Menikah dengan Rice Cooker
Liputan

Menguak Cara Berpikir Khoirul Anam, Pembuat Foto Unik yang Menikah dengan Rice Cooker 

16 Oktober 2021
Sambatan-sambatan Orang Umur 30 Tahun
Pojokan

Sambatan-sambatan Orang Umur 30 Tahun

28 Juni 2021
Esai

Kulamar Engkau Setelah Taaruf atau Pacaran Enaknya?

28 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.