Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Letak Kita dalam Masalah Corona

Puthut EA oleh Puthut EA
30 Maret 2020
A A
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Salah satu kemampuan manusia adalah melakukan permenungan terhadap setiap masalah yang dihadapinya. Demikian juga ketika kita menghadapi persoalan pandemi corona.

Banyak orang dulu mengeluh betapa internet, terutama media sosial, menjadi ajang penyebaran kebencian. Banyak orang bilang, pandemi corona makin simpang siur karena media sosial. Tapi pernahkah kita berpikir bagaimana seandainya kita menghadapi virus corona tanpa internet dan media sosial? Berapa banyak informasi penting yang tidak tersampaikan dengan cepat? Bagaimana bisa seruan “di rumah aja” atau “stay at home” bisa disebarkan ke masyarakat luas? Letak persebaran corona bisa dipantau oleh publik dengan relatif baik lewat perkembangan teknologi informasi. Berbagai gerakan sosial membantu menyelesaikan corona juga dilakukan lewat berbagai aplikasi teknologi informasi. Tinggal mana yang Anda pilih, apakah menggerutu karena banyaknya disinformasi, atau membantu menyebarkan informasi yang tepat dan berdaya guna.

Corona membuat kita takut lalu masuk ke jurang pesimistis. Tapi sekaligus kita mengerti bahwa ketakutan adalah alarm paling purba yang dimiliki manusia untuk menjaga keberlangsungan eksistensinya. Takut menjadi titik pijak untuk waspada dan bertindak. Takut membuat orang berusaha. Takut bisa berevolusi menjadi sikap optimistis. Tinggal kita mau memilih yang mana.

Tinggal di rumah bisa membuat kita stres. Namun, di sisi yang lain, kita bisa berinteraksi lebih berkualitas dengan anggota keluarga. Rumah yang dulu hanya menjadi persinggahan untuk istirahat dari kerja, berubah menjadi tempat yang bisa membantu kita selamat dari pandemi corona. Pilihan ada di tangan kita, mau berlama-lama stres atau bangkit mengambil pundi-pundi hikmah selama berada di rumah.

Corona menghantam banyak lini bisnis. Sebagian besar dari kita adalah korbannya. Mungkin ketika pandemi ini berakhir, kehidupan bisnis kita bukan dimulai dari nol melainkan dari minus. Tapi sekaligus kita menjadi tahu, ada hal yang tak mungkin sesuai dengan rencana kita. Ada hal yang jauh lebih buruk dari rancangan bisnis terburuk yang pernah kita buat. Selama ini kita mungkin menganggap bahwa slogan “rencanakan yang terbaik, persiapkan yang terburuk” sebagai hal yang tak perlu ditakuti. Kini semua hadir nyata dan faktual dalam kehidupan kita. Ini mungkin akan membuat kita lemah dalam waktu yang lama, tapi sekaligus membuat kita punya pengalaman personal dan sosial yang penting untuk berjalan lebih tegap ke depan.

Perkembangan peradaban membuat kita makin egoistis. Kamu bersama urusanmu, aku bersama urusanku. Corona memorak-porandakan konsep itu. Kamu bisa menularkan corona kepadaku, dan aku bisa menularkan corona kepadamu. Dan kita makin sadar bahwa sebagaimana setiap pandemi serta tragedi, kemanusiaan akan kembali mempertautkan kita.

Mencari uang dan memupuk kekayaan telah menjadi mantra penting dalam kehidupan manusia mutakhir. Tapi uang dengan cepat lepas, kekayaan dengan cepat bisa kandas. Bahkan yang masih punya uang dan kekayaan ada pada titik di mana mungkin tidak bisa menjamin kehidupan. Dari sini kita bisa melihat cakrawala kehidupan lebih luas lagi. Merenungkan kehidupan lebih dalam dan lebih lembut lagi.

Corona menautkan kembali kemanusiaan kita yang sempat koyak. Menunjukkan dengan gamblang bahwa kerja sama dan komunitas yang sudah lama kita tanggalkan menjadi modal sosial yang tak terbantahkan. Sekecil apa pun usaha kita untuk melakukan kontribusi, menetapkan pilihan kita pada satu titik di dalam peta komunalitas dan kerja sama umat manusia.

Dan lewat corona, kita mungkin makin sadar, hidup ini singkat. Manusia adalah makhluk yang rentan dan rapuh. Kesombongan dan keserakahan membuat kita terus merusak alam, mengeksploitasinya seakan tak peduli itu semua adalah titipan dari generasi yang akan datang. Hidup manusia memang singkat, tapi manusia adalah makhluk yang harus bertahan sampai panjang. Bumi ini bukanlah sesuatu yang kita wariskan kepada generasi mendatang, melainkan sesuatu yang kita pinjam dari generasi mendatang.

Kita yang jarang merenung, corona memaksanya. Sebagaimana ujaran penting seorang filsuf: hidup yang tidak bisa direnungkan adalah hidup yang tak perlu dilanjutkan.

BACA JUGA Lockdown Mandiri ala Kampung di Yogya dan esai Puthut EA lainnya di KEPALA SUKU.

Terakhir diperbarui pada 30 Maret 2020 oleh

Tags: coronagerakan sosialInternetmedia sosial
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Obrolan Seputar Sejarah Komunitas, Gerakan Sosial, dan Rekayasa Sosial
Video

Obrolan Seputar Sejarah Komunitas, Gerakan Sosial, dan Rekayasa Sosial

9 Oktober 2024
cek kuota telkomsel.MOJOK.CO
Tekno

5 Cara Cek Kuota Telkomsel Paling Cepat dan Praktis

18 September 2023
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.