MOJOK.CO – Suhu politik makin panas. Biar tidak spaneng, kita mikir yang lucu-lucu saja tapi out of the box, supaya otak tetap kreatif. Misalnya, membayangkan profesi apa yang akan dipilih dan dilakukan Jokowi jika nantinya kalah dalam Pilpres 2019.
Tentu saja, di atas kertas, Jokowi bakal memenangi laga dalam Pilpres 2019, baik ketika Prabowo benar-benar maju, apalagi jika bermusuhkan kotak kosong. Tapi, pikiran kreatif, kan, tidak harus mikir yang biasa-biasa saja. Andaikan persentase kemenangan Jokowi vs Prabowo adalah 90 persen, tetap saja ada potensi 10 persen yang bisa kita pakai untuk berandai-andai dan berbual-bual seperti ini.
Fahri Hamzah, di berbagai media massa, bilang bahwa tahun depan dirinya bakal pensiun dari dunia politik. Menurutnya, daftar sementara nama-nama caleg dari PKS sudah ada, tanpa namanya sendiri. Sedangkan, dia merasa berat untuk pindah ke partai lain. Baginya, PKS adalah partai yang dia cintai dan dia ikut berkontribusi membesarkannya. Maka, tahun depan, dia berencana menjadi marbot masjid.
Menjadi marbot masjid bukan pertama kali diungkapkan sebagai pilihan jalan hidup oleh politikus. Kalau Anda masih ingat, pada Pilpres 2009, Jusuf Kalla kalah. Ketika dia mengucapkan selamat kepada SBY dan ditanya bakal melakukan kegiatan apa, JK menjawab: mau mengurus masjid.
Ahok, pada berbagai kesempatan setelah gagal bertarung menjadi Gubernur DKI, menyatakan kalau dia tidak mau berpolitik lagi dan sedang berpikir untuk menjadi host sebuah acara di televisi. Ya, mungkin dia ingin menyaingi Najwa Shihab.
SBY, ketika sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden, memilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Hal yang sama pun dilakukan oleh Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
Nah, bagaimana dengan Jokowi seandainya dia kalah pada Pilpres 2019? Jabatan atau profesi apa yang dipilihnya? Ini perlu imajinasi tingkat tinggi. Kalau bukan Kepala Suku Mojok, rasanya jarang yang memikirkan hal ini…
Satu hal yang jelas, jika Jokowi kalah, dia masih punya sekali kesempatan bertarung di Pilpres 2024. Dengan bekal pengalamannya menjadi presiden satu periode, plus umurnya yang belum terlalu sepuh di tahun 2024 (63 tahun), jelas dia punya potensi besar menjadi presiden lagi. Karena itu, kemungkinan besar, dia tidak akan jauh-jauh meninggalkan aktivitas politik.
Kemungkinan pertama, dia akan mendirikan sebuah lembaga. Sebutlah supaya mudah namanya: Institut Nawacita. Dengan demikian, dia masih bisa terus menyuarakan konsep politiknya itu.
Kemungkinan yang lain, dia bisa saja menjadi Ketua Umum PDIP. Usia Megawati tahun ini adalah 71 tahun. Di periode selanjutnya, tentu ia sudah terlalu sepuh untuk memimpin partai sebesar PDIP. Sementara itu, Puan Maharani, mungkin juga belum saatnya memimpin partai berlambang moncong banteng tersebut. Dengan menjadi Ketum PDIP, Jokowi akan menjadi pimpinan partai sekaligus pimpinan pihak oposisi.
Kemungkinan lain adalah… Apa ya? Menggeluti dunia bisnis lagi rasanya tidak mungkin. Menjadi marbot juga rasanya tidak. Mungkin, alternatif lain adalah aktif di lembaga sosial, semacam menjadi Ketua PMI, sebagaimana yang dilakukan oleh JK.
Lalu, kemungkinan yang lain apa? Bingung juga. Anda punya pendapat? Silakan…