MOJOK.CO – Di saat SBY masih berduka dan belum reda soal komentar Prabowo yang nggak lihat sikon, Jerinx “datang” ingatkan Perpres yang izinkan reklamasi Teluk Benoa.
Saya pikir Pak Prabowo Subianto adalah orang Indonesia paling tidak bisa lihat sikon sama sesuatu. Terutama ketika takziah ke rumah duka Ibu Ani Yudhoyono. Di saat yang lain cuma bikin pernyataan basa-basi soal duka cita, Prabowo malah dengan pede ngungkit-ngungkit “kebaikan” almarhumah semasa hidup yang berkaitan dengan diri sendiri.
Salah satu “kebaikan” yang dimaksud Prabowo tersebut adalah mendukung dan memilih dirinya di Pilpres selama dua periode. Dari 2014 sampai 2019. Sebuah testimoni berbau politis yang sangat tidak elok di hadapan keluarga yang sedang berduka.
Akan tetapi, ternyata anggapan saya selama ini salah. Pak Prabowo nggak sendirian, soalnya ada yang lain: JRX_SID.
JRX_SID adalah akun Twitter milik Jerinx sang penggebuk drum band punk rock Superman Is Dead (SID). Jerinx berkicau tak pantas terkait duka yang dialami oleh Pak SBY yang baru saja kehilangan istri tercinta.
Setelah nyeletuk dosa-dosa politik, Jerinx lalu membongkar lagi kebijakan SBY sewaktu masih menjabat jadi Presiden RI: merilis Perpres yang izinkan reklamasi Teluk Benoa.
Selama ini, Bli Jerinx memang terkenal dengan personal branding sebagai putra daerah asli Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa. Sampai-sampai avatar Twitter miliknya pun bergambar kepalan tangan dengan tulisan “Tolak Reklamasi Teluk Benoa”.
Kita harus respect dengan perlawanan anak punk satu ini. Seandainya aja nggak ada Jerinx, mungkin Selat Bali sudah diurug pakai tanah sampai Jawa dan Bali jadi satu daratan gara-gara proyek reklamasi yang kebablasan. Lalu banyak warga Bali harus terusir dari kampung halamannya sendiri.
Sayangnya, perjuangan Jerinx kali ini lupa disertai hati dan lihat-lihat sikon. Jerinx seperti terlalu buru-buru menumpahkan amarahnya di saat mata SBY masih ada sembab-sembabnya. Padahal orang yang tengah berduka, sudah selayaknya diberikan waktu dulu sejenak untuk berkabung.
Bukan kali ini Jerinx bikin kontroversi di media sosial. Sebelumnya, Jerinx juga pernah berseteru dengan Anang Hermansyah feat Ashanty terkait RUU Permusikan.
Jerinx menyebut Mas Anang sebagai musisi payah yang sok jadi politisi. Mendapati suaminya dirundung sedemikian rupa, Ashanty melakukan pembelaan. Sampai lapor polisi segala. Namun, ujungnya laporan itu dibatalkan.
Sampai akhirnya, mereka bertemu dan berpelukan. Damai. Lalu netizen protes: Loh mana adegan baku hantamnya nih?
Dengan peristiwa ini, Jerinx seolah ingin membuktikan ke khalayak umum bahwa anak punk juga bisa diajak diskusi secara baik-baik.
Ya begitulah jika anak punk dikasih akses media sosial: rusuh di cyber space. Kesannya cari perhatian. Sampai beberapa warganet menuding Jerinx hanya ingin pansos alias panjat sosial.
Kalau memang tujuannya adalah pansos. Apa yang dilakukannya sudah tercapai. Kini, Jerinx jadi buah bibir masyarakat dunia maya. Sampai-sampai saya harus repot bikin esai tentang blio.
Sebelum kita mencak-mencak, baiknya sih kita sudah tahu siapa Jerinx sejak dulu. Orang menyebalkan yang udah spoiler ending film Batman v Superman lewat nama band-nya. Mungkin, ini yang jadi sebab banyak penonton kecewa dengan film Batman v Superman karena udah tahu Superman bakal koit.
Ngomong-ngomong soal Superman, saya penasaran apakah Jerinx bersama Bobby Kool dan Eka Rock udah minta izin sama DC belum yak? Soalnya band mereka kan mirip dengan nama karakter pahlawan super fiksi yang diterbitkan oleh DC Comics. Udah gitu, karakternya dibikin mati lagi.
Jerinx sih udah pernah menjelaskan bahwa nama “Superman” pada nama band-nya diambil dari konsep filsafatnya Fredrich Nietzsche: Übermensch, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris artinya “Superman”.
Pertanyaannya kemudian, kenapa nama band-nya nggak Übermensch Is Dead? Ya karena Übermensch nggak sepopuler kata Superman aja sih itu. Kan Superman udah terkenal karena dipopulerkan DC Comics dulu, jadi lumayan dong bisa nggak perlu susah jelasin artinya, udah terkenal ini.
Hm. Jerinx kayaknya tidak memikirkan perasaan para penggemar Superman yang merasa tertipu dengan nama band Superman Is Dead. Selain karena ternyata kata “Superman” bukan karakter Superman-nya DC Comics, ternyata di film Justice League, Superman bisa hidup lagi. Nggak jadi die.
Dilihat dari pemilihan nama band, harus diakui kalau banyak penggemar SID pada awal-awalnya tertarik karena ada nama karakter Superman di nama band ini. Saya jadi membayangkan kalau misal Jerinx ini fanboy Marvel, wah nama bandnya bisa “Iron Man Is Dead”.
Dan meski tidak terinspirasi dari Superman-nya DC Comics, karakter Jerinx ini sebenarnya sangat DC banget. Muda, beda, penuh mikir, serius, dan so dark. Termasuk selera humornya yang sangat gelap.
Keseriusan dan “kegelapan” ini juga yang bikin Jerinx begitu vokal terhadap penolakan reklamasi Teluk Boneo. Karena itu pula, efeknya Jerinx jadi sering merasa dizalimi oleh rezim ini. Kayak misalnya mengklaim SID jadi sepi job karena dirinya aktif bela Bali dari keserakahan pelaku kapitalis. Sehingga para elite menutup keran rezekinya.
Tak hanya itu, orang-orang terdekatnya pun kena teror. Mulai dari tekanan finansial, sosial sampai mental. Termasuk sang kekasih yang harus kehilangan pekerjaannya. Untung, mbaknya lebih memilih kehilangan pekerjaan ketimbang Jerinx.
Sampai akhirnya, Jerinx yakin jika akun Instagram miliknya dibekukan karena dirinya melawan Reklamasi Teluk Benoa, Freeport, IMF, World Bank, Habib Bahar bin Ali bin Smith, Indomie, Alfamart dan Indomaret, 9 Naga. Jerinx juga memperingatkan, “Jika saya mati tidak wajar, kalian tahu siapa dalangnya.”
Waduh, kenapa sampai bawa-bawa kematian segala sih, Bli? Saya harap itu hanyalah lelucon dengan humor gelap ala Bli Jerinx.
Sama seperti ketika kita membuat jokes tentang Keluarga Cendana dan kroni-kroninya, lalu teman kita menanggapi dengan bilang, “Kalau di depan rumah, tiba-tiba ada tukang nasi goreng yang rasanya nggak enak, hati-hati aja. Itu penculik yang menyamar,” atau “Awas, nanti kamu hilang.”
Tentu saja hal se-Orde Baru itu tidak akan terjadi di era Reformasi seperti sekarang kan, Bli?
Di zaman kiwari, seharusnya apa yang diperjuangkan oleh Jerinx tidak akan berujung kepada kematian, melainkan meningkatnya publisitas soal ini: Tolak Reklamasi Teluk Benoa!
Meski cara-cara yang dilakukan kadang malah kayak ke-Prabowo-Prabowo-an. Menyuarakan sesuatu pada situasi yang suka nggak pas atau pakai gaya ngamuk-ngamuk. Bedanya, yang satu pukul-pukul meja, yang satu ngumpat; “Fuck you so much Indonesia”.
Yah, maklum sih, mungkin ini bagian dari strategi agar menarik perhatian publik. Toh, namanya kampanye kan memang harus mencolok. Biar dilihat banyak orang.
Tapi nggak apa-apa kok, Bli. Mau seburuk apapun model kampanyenya, yang penting niatnya baik. Lagian Prabowo pas ngomongin soal almarhumah Bu Ani sampai bikin SBY senewen itu kan niatnya juga baik. Cheers.