Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kabinet Rock n Roll Jokowi

Saleh Abdullah oleh Saleh Abdullah
3 November 2014
A A
Kabinet Rock n Roll Jokowi
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

The roots of language are irrational and of a magical nature.”
-Jorge Luis Borges, Prologue to “El otro, el mismo.”

Begitulah. Akar sebuah kata, menurut Jorge Luis Borges, sering aneh, tak masuk akal, dan bahkan ajaib! Kata “hajat” misalnya, yang menurut aslinya berarti “kebutuhan”, lalu ditempel begitu saja di dalam sebuah kalimat (bagi orang yang mau berak) menjadi: “euh, anu, maaf, saya pamit mau buang hajat dulu…” Kebutuhan kok, dibuang? Lebih aneh dan ajaib lagi rasanya kalau orang tersebut “buang hajatnya” (buang kebutuhan) di sungai atau di lapangan.

“Alat vital” sering digunakan sebagai kata ganti untuk alat kelamin. Entah apa latar belakang sejarah dan asbabun nuzulnya, tapi begitulah. Kita sudah kadung menelannya bulat-bulat tanpa merasa perlu mengunyah dan mengurai.

Dalam sebuah pertemuan aktivis, awal 90-an, seorang pembicara berkata, “organisasi kita harus kuat! Karena organisasi merupakan alat vital bagi jalan dan bergeraknya aktivitas kita.” Lalu seorang partisipan secara spontan berdiri sambil mengepalkan satu tinju ke atas, nyaris berteriak, “hidup alat vital!” Kontan hampir semua peserta pertemuan menoleh ke arahnya. Cilakanya, rupanya sambil mengangkat satu tangannya tadi, tanpa sadar, ia meletakkan tangan lainnya menutupi “alat vitalnya”. Segera saja ia meralat (tentu saja sambil membebaskan satu tangannya yang mampir di atas alat vitalnya itu tadi): “Anu, maaf, maksud saya hidup organisasi!” sambil tetap mengepalkan satu tangan lainnya.

Kita baru saja punya Kabinet baru. Dan tahukah Anda akar kata “kabinet?”. Douglas Harper dalam Etymonline yang ia buat mengurai arti kata itu demikian: diduga bermuasal (pada tahun 1540-an) dari pengertian “secret storehouse” (ruangan atau gudang rahasia untuk menyimpan barang-barang yang mau dijual), dan atau dari “treasure chamber” (ruangan khusus, yang tidak sembarang orang bisa mengakses, tempat menyimpan harta pusaka). Atau, bisa juga bersumber dari masa pertengahan Perancis sekisar abad 16-an, di mana “cabinet” berarti “small room”, yang mungkin juga berasal dari kata “cabane” di masa Perancis kuno (900-1400). Di mana pada masa Perancis kuno (Old French), dikatakan, adalah masa ketika lebih dari 90% bahasa yang digunakan berasal dari bahasa Latin yang vulgar. Pada masa itu, kata “cabane” sangat mungkin dipengaruhi kata Italia “gabbinetto” (gabbia), yang berasal dari kata Latin “cavea”, yang berarti “kandang atau sarang binatang, atau rumah-rumahan di halaman luar yang dibuat untuk anak-anak bermain.” Kata “cavea” ini yang merupakan muasal kata “cave” (goa) dalam bahasa Inggris.

Bisa dibayangkan bagaimana evolusi kata “cabinet” melewati abad-abad yang “gelap” dari sedikitnya tiga Lingua Franca di atas. Untunglah, pada sekisar tahun 1640-an unsur “kegelapan” dan “kebinatangan” itu perlahan “lenyap” (kalau mau bilang “diperhalus” juga boleh), lalu jadilah kata “cabinet” itu bermakna “private room where advisors meet“. Dan kitapun bisa senyum lega menerima kata “kabinet” pada setiap masa pemerintahan baru. Perkara apakah kemudian kata itu menghapus sama sekali watak “gelap” (serba rahasia) dan “kebinatangan” para penghuni sebuah gerbong kabinet pemerintahan di negara ini, silakan Anda periksa sendiri.

Hukum biologi mungkin akan berkata: “mana mungkin batang, ranting, daun, bunga dan buah sebuah pohon bisa tumbuh tanpa peran akar?”

Lalu di Kabinet yang baru ini, kita punya seorang menteri yang fenomenal dan bercokol menjadi trending topic di media sosial sampai hari ini: Susi Pudjiastuti. Kata “Susi” (ini murni othak-athik-gathuk saya) dalam bahasa Finlandia (Suomi) berarti “Wolf”, Serigala. Binatang dan bukan sejenis Kopi. Tanpa sedikitpun bermaksud mengaitkan Serigala dengan Romanisti yang bersemangat NKRI itu, secara positif kita bisa lihat karakter binatang tangguh ini. Ia selalu bergerombol dalam menyerang calon mangsanya (percaya pada kekuatan terorganisir dan terkonsolidasi secara strategis). Serigala akan dengan cerdik melihat titik lemah calon mangsa dan melakukan manuver untuk menyerang titik lemah itu.

Sejarah hidup Susi penuh dengan manuver, yang buat banyak orang mungkin kontroversial. Membuat tato di tubuhnya, merokok, duduk ngedeprok seenaknya. Begitulah Susi. Tahan banting dan eksistensial! Dan ia melakukan beberapa terobosan dalam kerja dan kehidupannya yang bisa dikatakan sebagai “tonggak penting” (milestone).

Perkara orang lebih suka menggunjingkan penampilannya, tato dan merokoknya, ya, kita cuma bisa berharap semoga Tuhan tidak kecewa telah menganugerahkan pikiran pada orang-orang itu.

Ah, saya membayangkan, kalau saja Susi, Ahok, Risma, Mardani Maming dan kepala-kepala daerah yang hebat itu dikumpulkan jadi satu dalam Kabinet ini, saya akan mengusulkan nama kabinet ini sebagai “Kabinet Rock n Roll” (etimologinya dari: action of rocking; a movement to and fro), komposisi musik yang karakter rhythm-nya kuat, menghentak dan menggerakkan. Kabinet yang penuh warna cerah dan kuat, dan dengan strategis mengepung, menerjang, dan menggigit seperti gerombolan Serigala.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: jokowiKabinet JokowiRock n Roll
Saleh Abdullah

Saleh Abdullah

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.