MOJOK.CO – Pandai merangkai kata dan kalimat, Deddy Corbuzier dinobatkan sebagai Bapak Youtube ketika Deddy Mizwar sudah barang tentu jadi Bapak TV Ramadan.
Kalau Deddy Corbuzier dijuluki “Father of YouTube”, gelar yang cocok disandang oleh Deddy Mizwar adalah “Father of Ramadan TV”.
Ketika Deddy Corbuzier dikritik karena gampang memuji penontonnya sebagai “smart people”, saya merasa resah. Selama ini, Deddy Corbuzier dijuluki sebagai “Father of YouTube”. Dengan kata lain, Om Deddy adalah orang tua kita di internet. Sama seperti guru yang jadi orang tua kita di sekolah. Kalau melawan orang tua, apa tidak takut kualat?
Sebagaimana orang tua yang selalu berusaha membangun mental anak-anaknya, demikian yang dilakukan Deddy Corbuzier kepada fansnya. Hal seperti ini juga dilakoni oleh awak media stasiun televisi NET. yang punya panggilan sayang untuk penontonnya: “good people”. Bukan berarti mereka yang nonton stasiun lain jadi “bad people” lho ya.
Deddy Corbuzier dianggap ayah oleh beberapa pemirsa YouTube bukan tanpa alasan. Cara pandang, logika, argumentasi, dan pola pikirnya ketika menyikapi isu yang sedang tren, membuat banyak orang terpukau. Anak-anak Youtube yang butuh panutan pun menjadikan Om Deddy sebagai papa online. Sama seperti Sandiaga Uno bagi pendukung capres-cawapres 02.
Bayangkan saja, Youtubers lain yang berusaha masuk kolom trending harus kerja keras membuat konten. Mak Beti konsisten menampilkan “one man show” di setiap videonya, Mael Lee Si Preman Terkuat di Bumi sampai banting-banting motor bukan kaleng-kaleng, dan Baim Wong beserta istri harus jadi “orang gila” dulu. Sementara Om Deddy cukup bicara di depan kamera, semua orang nonton dan tepuk tangan. Alhasil, video Om Deddy yang penuh ngomong sendiri itu sering trending di Youtube.
Inilah yang membedakan mentalis dengan orang kebanyakan. Mengandalkan kata-kata, Master Deddy bisa mempengaruhi pikiran penonton. Sampai akhirnya, kita mengiyakan apa yang ia katakan. Selamat datang di dunia sulap!
Semoga perkiraan saya ini benar, bahwa alasan orang mengakui Master Deddy sebagai “Father of Youtube” karena keterampilannya itu. Bukan alasan sepele, misalnya karena kebetulan namanya Deddy alias Sugar Daddy.
Lain dulu, lain sekarang. Anak 90an seperti saya pernah punya panutan seorang Deddy juga, yaitu Deddy Mizwar atau biasa dipanggil Pak Haji. Beliau adalah penanda datangnya bulan Ramadan selain iklan sirup Marjan: Deddy Mizwar lebih sering muncul di TV ketimbang Deddy Corbuzier.
Perihal hiburan selama Ramadan, kita semua berutang kepada Deddy Mizwar. Sejak zaman sinetron Lorong Waktu yang dibintangi Jourast Jordy sampai sekarang ada versi animasinya. Deddy Mizwar adalah bintangnya di setiap bulan puasa.
Ketika sinetron Para Pencari Tuhan tayang, ada Deddy Mizwar. Masuk segmen pariwara, Deddy Mizwar masih nongol aja lewat iklan sosis dan pasta gigi. Hanya pilkada yang bisa menyingkirkan Deddy Mizwar dari layar kaca kita.
Sewaktu Pilgub Jawa Barat 2018, KPI mengeluarkan surat edaran yang isinya melarang calon kepala daerah melakukan kampanye melalui seni drama, sinetron, maupun seni peran lainnya di layar televisi. Larangan itu merupakan kesepakatan bersama antara KPI, KPU, Bawaslu, dan Dewan Pers. Mereka semua kompak nge-banned si Nagabonar wara-wiri di tivi.
Alhasil, Para Pencari Tuhan jilid terbaru tidak tayang pada tahun itu. Inilah absen perdana serial yang sudah satu dekade lebih menemani pemirsa santap sahur. Bisa-bisanya perkara politik mengganggu kebutuhan hiburan masyarakat. Ckckck.
Kemudian, Deddy Mizwar yang termasuk aktor kawakan itu tidak terpilih sebagai gubernur Jabar karena dikalahkan Ridwan Kamil yang prestasinya di dunia seni peran masih sebatas cameo. Ridwal Kamil sangat berjasa kepada penggemar PPT. Gara-gara Kang Emil, Ramadan tahun ini, sinetron favorit mereka kembali tayang, yaitu Para Pencari Tuhan Jilid 12.
Politisi yang kalah pilkada, lalu kembali ke dunia asalnya, biasanya menghidupkan kembali apa yang dulu membesarkan namanya. Misalnya, Rano Karno mantan gubernur Banten yang bikin lanjutan Si Doel. Kini, Deddy Mizwar kembali menjadi pengisi suara di animasi Lorong Waktu.
Sinetron Lorong Waktu garapan Deddy Mizwar ini menemani masa kecil saya menunggu waktu buka puasa. Sejak saya masih bocah, Pak Haji dan Zidan sudah mengajarkan tentang hakikat perjalanan waktu alias time travel.
Di film trilogi Back to the Future, masa lalu bisa diubah dan mempengaruhi masa kini dan masa depan. Sementara di Avengers: Endgame, superhero bisa mencuri waktu dengan melakukan perjalanan ke masa lalu.
Professor Hulk menjelaskan teori yang berlaku di semesta Marvel: jika kita melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, maka masa lalu itu jadi masa depan kita dan masa kini kita jadi masa lalu. Memusingkan? Mending masa bodo aja, kan?
Sementara Deddy Mizwar menggunakan mesin waktu bukan untuk mengubah takdir di masa lalu karena itu melawan sunatullah. Sederhana saja teori yang berlaku di Lorong Waktu: time travelling hanyalah sarana menuju ke suatu masa untuk memetik hikmah. Sinetron ini mengajarkan kita bahwa sejatinya yang bisa diambil dari masa lalu memang hanyalah pelajaran saja. Tidak ada itu ceritanya pergi ke masa lalu untuk mencuri batu!
Deddy Mizwar telah banyak memberikan kita pelajaran dan hiburan selama Ramadan. Bersama Andre Taulany dan Si Kipli, beliau pernah memperingatkan kita dengan judul sinetron: Kiamat Sudah Dekat. Beliau juga berani mendobrak tradisi yang sudah turun-temurun. Ketika orang lain berbuka puasa dengan kurma, ia memilih sebatang sosis: “Tinggal leb!” (padahal buka segel bungkusnya susah banget!)
Di iklan pasta gigi, Deddy Mizwar mengucapkan kata pembuka, “Ash-shiyam!” Yang kurang-lebih artinya adalah puasa. Mungkin, kata tersebut menginsipirasi Atta Halilintar, the King of YouTube dalam rangka menyapa rakjel: “Ash-shiyap!”.
Sudah betul Atta menjadikan Pak Haji Deddy sebagai role model. Sampai bikin jenama clothing AHHA yang ditengarai merupakan plesetan dari perkataan Pak Haji di iklan pasta gigi: “Dengan berpuasa, kita mengendalikan hawa nafsu, termasuk ucapan dan “HAAH!””
Akhirul kalam, jangan lupa gosok gigi sesudah sahur!
“Ash-shyiap!”