Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

I Stand with Boby Febrik Sedianto

Kokok Dirgantoro oleh Kokok Dirgantoro
8 September 2016
A A
I Stand with Boby Febrik Sedianto

I Stand with Boby Febrik Sedianto

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Linimasa media sosial bergolak beberapa hari terakhir. Video tolak Ahok yang memuat orasi anak muda berjaket almamater Universitas Indonesia mendadak booming dan menjadi viral. Belakangan diketahui bahwa anak muda tersebut bernama Boby Febrik Sedianto.

Sumpah-serapah sontak mengepungnya. Tuduhan sebagai korban cuci otak ormas radikal, bagian dari upaya makar, dan berbagai tuduhan tidak sedap lainnya.

Polemik memuncak saat akhirnya pihak Universitas Indonesia (UI) mengeluarkan surat klarifikasi bahwa mahasiswa tersebut melanggar aturan-aturan terutama klaim penggunaan organisasi yang disandingkan dengan UI. Sementara UI tak mengakui organisasi tersebut dalam naungannya.

Tak lama kemudian, Boby menulis surat pernyataan maaf (dengan beberapa kesalahan mendasar di- yang harusnya dipisah ditulisnya menyambung).

Berbeda dengan banyak akun yang langsung mencemooh, menuding, bahkan menghina, saya justru melihat sisi yang berbeda. Boby hanyalah anak muda biasa. Sama dengan anak muda yang lain. Saya yakin dia juga mencintai negeri ini dengan caranya. Yaelah, cinta anak muda gimana sih. Namanya juga masa eksplorasi kehidupan. Ada masa nabrak-nabrak, bikin sensasi, hingga salah gaul. Tak perlu dihakimi seolah dia dan gerakannya akan membahayakan negeri ini. Wong ya cuma video viral saja kok repot lho.

Tak hanya untuk Boby, saya juga menaruh perhatian terhadap mahasiswa-mahasiswa lain yang kerap dikekang kebebasannya. Membuat diskusi, menonton film dokumenter, hingga bedah buku yang semua temanya dicap kontroversial. Saya juga merasa kesal, mengapa mereka tak boleh memenuhi dahaga mereka akan ilmu, membangun dialektika dan berdiskusi. Tuduhan kiri, sekuler, pemuja LGBT dan lain sebagainya lantas disematkan.

INgat, masa muda hanya terjadi sekali. Tak perlu terlalu khawatir berlebihan dengan upaya pendirian khilafah, penerapan syariah, kebangkitan komunis, Indonesia dalam genggaman LGBT dan sebagainya. Itu adalah geliat zaman. Biarlah generasi muda berproses dan belajar. Belajar kadang salah, kadang tersandung. Wajar.

Saya tak melihat ada bahaya dari kegiatan-kegiatan mereka. Bahkan lebih jauh, saya tak melihat akan ada perubahan signifikan di Indonesia yang bakal terjadi dalam gerakan-gerakan mereka. Selama gerakan mahasiswa hanya cari panggung via video yang kemudian viral, diskusi-diskusi tarik urat leher, maka tak akan ada perubahan. Lain halnya jika mahasiswa mulai mengucurkan keringat, darah, dan air mata bersama petani, nelayan, dan buruh untuk meraih sebuah tujuan strategis, barulah perubahan itu mungkin bisa terlaksana.

Kalau cuma level bikin video orasi yang viral, demo apala apala, diskusi modal baca selembar dua lembar, percayalah, seribu kegiatan sekalipun dampaknya tidak akan ada setempe-tempenya twit Raditya Dika.

Sekali lagi, saya menghimbau jangan merundung gerakan-gerakan mahasiswa berlebihan. Sesekali buat lucu-lucuan kan nggak ada salahnya. Biarkan mereka mencari apa yang disukai. Biarkan mereka tenggelam dalam kegiatan-kegiatan yang menarik minatnya. Agama, sosialisme, bikin usaha, studi alien, bahkan perdukunan sekalipun, tetap boleh. Selama tidak melanggar hukum tentunya.

Akan sangat garing kehidupan suatu negeri apabila mahasiswa-mahasiswanya hanya kuliah, pulang, tidur. Menjalani tahapan hidup monoton lahir – sekolah – patah hati – kerja – menikah – punya anak – mati. Lulus hanya berpikir pragmatis kerja dan hidup tanpa bunga-bunga masa muda –walau tak salah juga.

Saya pribadi senang melihat mahasiswa yang penuh dengan pemikiran-pemikiran segar. Ngawur-ngawur dikit tak apalah. Maklum, saya dulu tak sempat mengalami hidup sebagai aktivis saat kuliah. Waktu saya habis untuk syuting sinetron dan meniti karir sebagai foto model.

Terakhir diperbarui pada 8 Agustus 2017 oleh

Tags: ahokbobyfeaturedMahasiswaui
Kokok Dirgantoro

Kokok Dirgantoro

Artikel Terkait

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO
Kampus

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
ILUNI UI gelar konser untuk bencana Sumatra. MOJOK.CO
Hiburan

ILUNI UI Gelar Penggalangan Dana untuk Sumatra lewat 100 Musisi Heal Sumatra Charity Concert

6 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO
Kampus

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa” Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.