Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Penonton Dangdut Koplo dan Fans Guyon Waton & NDX Dianggap SDM Rendah, Tukang Kisruh, dan Tukang Rusak Festival

Paksi Raras Alit oleh Paksi Raras Alit
2 Juli 2024
A A
Penonton Dangdut Koplo, Fans NDX & Guyon Waton SDM Rendah MOJOK.CO

Ilustrasi Penonton Dangdut Koplo, Fans NDX & Guyon Waton SDM Rendah. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Miris. Penonton dangdut koplo dan fans Guyon Waton & NDX dianggap SDM rendah, tukang kisruh, dan tukang rusak festival.

Kisruh yang terjadi di Lentera Festival Tangerang belum lama ini jelas mencederai dunia seni pertunjukan. Khususnya penyelenggaraan festival yang sedang bangkit selepas pandemi. 

Padahal, para pemangku kepentingan festival pertunjukan dan seniman sedang berupaya keras. Mereka memperjuangkan kehadiran event-event seni yang menarik. 

Apalagi saat ini juga muncul angin segar dari Jokowi yang baru saja meluncurkan sebuah aplikasi. Aplikasi ini mempermudah perizinan penyelenggaraan event. Namun sayang, kelakuan panitia Lentera Festival Tangerang justru memperkeruh lagi iklim event di Indonesia. 

Panitia jelas salah. Bahkan sebelum kejadian perusakan, pembakaran, dan penjarahan itu terjadi. Panitia gagal mengantisipasi potensi kerusuhan event oleh penonton yang kecewa dan marah karena artis pujaannya batal tampil. 

Saya mendapatkan info bahwa para artis di festival itu menolak tampil. Semua karena transaksi bisnisnya belum beres dari kawan-kawan Guyon Waton dan NDX.

Celakanya, tidak ada respons positif dan kondusif dari panitia penyelenggara. Tidak heran apabila penonton, penikmat dangdut koplo, yang malamnya datang ke venue mengamuk sedemikian rupa. 

Kekacauan yang sungguh tidak dinyana 

Venue festival menjadi amok. Penonton tetap datang ke venue untuk menuntut pertanggungjawaban panitia karena tiket telah terbeli. Seperti kita saksikan bersama di media sosial, penonton (dan diduga warga) merusak, membakar, dan bahkan menjarah barang-barang vendor (penyedia barang). Apesnya, panitia juga belum lunas membayar vendor. 

Saya mendapat Info terbaru dari perkembangan kasus ini. Katanya, polisi sudah menangkap ketua panitia yang diduga menggelapkan uang.

Kejadian ini menambah daftar “festival gagal”, yang sialnya, makin sering terjadi setelah pandemi. Anda bisa dengan mudah mencari di laman pencarian tentang festival-festival yang gagal diselenggarakan karena urusan uangnya belum terselesaikan.

Penonton SDM rendah

Buntut dari kekacauan ini jadi panjang. Terutama setelah tahu kerugian vendor, reaksi netizen di medsos mengalami pergeseran. Pada awalnya, banyak yang menyalahkan panitia. Namun, wacana kambing hitam itu lalu bergeser menjadi hujatan kepada para penonton fans bintang tamu, para penikmat dangdut koplo, yang mengamuk di venue. 

Muncul berbagai meme dan komentar di medsos. Banyak yang menghujat perilaku karena tidak menghargai vendor.

Yang berikutnya merebak adalah komentar tentang massa penonton “SDM rendah”. Banyak yang menganggap penggemar NDX dan Guyon Waton kurang berpendidikan. Penonton dangdut koplo yang selalu dicap selera musik rendah, SDM-nya dianggap rendah pula. Bahkan, dalam rerasan beberapa pelaku seni akan kasus ini, ada kawan yang berpendapat bahwa selera musik yang dianggap rendahan (dangdut koplo), berkorelasi dengan perilaku rendahan yang berujung amok itu.

Tentu pendapat-pendapat ini perlu didudukkan kembali. Misalnya ditantang dengan argumentasi alternatif, diluruskan, dan diperdalam pemahamannya.

Iklan

Baca halaman selanjutnya: Tuduhan yang tidak tepat dan sangat tidak adil.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2024 oleh

Tags: dangdutdangdut koploguyon watonkonser rusuhlentera festival tangerangndx
Paksi Raras Alit

Paksi Raras Alit

Seniman dan pegiat aksara Jawa.

Artikel Terkait

Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo MOJOK.CO
Esai

Dangdut Lawas OM Lorenza Obat Kejenuhan Dangdut Koplo: Wayahe Wong Lawas Tampil

11 Februari 2025
Ngatmombilung: Musik Dangdut Itu Dasarnya Tentang Kesederhanaan
Video

Ngatmombilung: Musik Dangdut Itu Dasarnya Tentang Kesederhanaan

14 Desember 2024
Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak MOJOK.CO
Esai

Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak

25 April 2023
Warisan Penting Didi Kempot untuk Musisi Indonesia Zaman Kiwari MOJOK.CO
Esai

Warisan Penting Didi Kempot untuk Musisi Indonesia Zaman Kiwari

26 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.