Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Dampak Sandiaga Uno Nyapres pada Nasib Kami

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
16 April 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Berbagai deklarasi capres dan cawapres makin tidak masuk akal bagi orang awam. Tapi, kalau sampai Sandiaga Uno nyalon juga, mungkin nasib kami tak akan lama lagi.

“Sewaktu saya naik bus jalur 15 pulang sekolah, ada penjual koran masuk bus langsung menawarkan korannya. Karena tidak laku, penjual itu turun sambil teriak: ‘Koran, koraaaaan, siapa lagi yang tidak mau beliiiii.’”

Kedaulatan Rakyat yang merupakan koran tertua di DI Yogyakarta punya satu rubrik legendaris. Namanya “Sungguh-Sungguh Terjadi”. Kisah di atas adalah salah satu yang pernah dimuat di rubrik tersebut. Kiriman Dimas Pangesta, siswa SMP Taman Dewasa Jetis, Yogyakarta, tayang pada edisi 1 Februari 2011.

“Sungguh-Sungguh Terjadi” atau SST diletakkan di halaman terdepan KR, begitu koran itu biasa disebut. Walau posisinya nyempil di pojok bawah, pembaca yang sudah mengenal KR justru membacanya paling pertama sebelum masuk ke headline dan berita lain-lain.

Sebagaimana namanya, kisah yang dimuat di SST adalah cerita kiriman pembaca yang pendek saja, tapi lucu dan kadang sulit dipercaya. Walau begitu, sekonyol dan setidak masuk akal apa pun cerita di sana, nama rubriknya sendiri terus meyakinkan pembaca bahwa kisah-kisah bukan fiksi apalagi fiktif.

Saking legendarisnya rubrik ini, sampai muncul guyonan: semua tulisan di KR bohongan, yang nyata cuma “Sungguh-Sungguh Terjadi.”

Kisah lain yang pernah dimuat di SST misalnya ini.

“Di Desa Tanjungsari, Kec Wanasari, Kab Brebes ada anak gemar makan kertas, oleh teman-temannya dijuluki ‘manusia pemakan kertas’. Bila minta makan kertas, ibunya selalu menyediakan buku tulis baru, yang olehnya langsung dimakan habis seketika.” (Kiriman Ekadila Kurniawan, Jalan Raya Barat Pos No. 13, Ajibarang, Banyumas, Jateng.)

Siapa pun yang awalnya punya ide menciptakan rubrik itu, SST jelas punya tempat di hati pembaca. Ampuh membuat tersenyum sebagai selingan ketika berita-berita nasional dan lokal malah bikin frustrasi.

Resep sejenis juga berlaku di koran lain. Di Kompas, ada rubrik cerita lucu bernama “Kawat Sedunia”. Konsepnya juga cerita pendek yang konyol dan nyata. Bedanya, yang dimuat Kompas adalah berita-berita unik dari berbagai negara.

Rubrik-rubrik model begini jelas belum bisa ditandingi rubrik mana pun di media online. SST cuma KR punya. Dan setan alas memang, ketika media online termasuk Mojok perlu menggoreng tulisan dengan judul-judul clickbait (yang sungguh, ini dilakukan dengan terpaksa), rubrik SST tanpa memakai judul pun pembacanya tetap membludak.

Mengikuti berita seminggu terakhir ini membuat saya teringat SST. Sampai-sampai saya berkesimpulan, sebenarnya berita-berita yang berseliweran di media online hari ini sebenarnya SST semua saking lawaknya.

Misalnya ketika membaca liputan tentang betapa sulitnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018.

Dulu, saban Ujian Nasional, kita akan menemukan berita tentang siswa yang menangis histeris atau pingsan. Kalau perlu bikin, sekolah bahkan akan membuat acara doa dan tobat massal. Tapi, tahun ini benar-benar berbeda. Menghadapi ujian yang bikin berkeringat dingin, siswa se-Indonesia justru mengungkapkan rasa frustrasi mereka dengan bikin pelesetan viral di media sosial.

Iklan

@emilhanif: pak tadi saya ke sekolah niatnya mau ngerjain soal mtk, kok malah jadi soal mtk yang ngerjain saya?

@umahhoudini: Waduh pak dadu di kocok 600 kali . Itu tangan atau blender?

@rfaelzlkn: WOI PAK GIVE AWAY NILAI DONG.

Saya curiga, komen terakhir itu siswa yang nyambi buka online shop.

Bukan cuma berita UNBK, mulai dari berita selebritas, berita daerah, sampai politik nasional, semua mencerminkan kisah-kisah ala “Sungguh-Sungguh Terjadi”.

Terutama memang berita politik. Ceramah Pak Amien Rais yang menyebut partai Allah dan partai setan, contohnya. Itu kan kalau dibikin jadi cerita SST bisa jadi seperti ini.

“Di Indonesia, pemilu yang masih setahun lagi sudah bikin pusing KPU. Setelah Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia awalnya dinyatakan tidak lolos verifikasi dan ujung-ujungnya lolos juga, muncul Partai Tuhan dan Partai Setan yang mendaftar juga nggak, apalagi mengumpulkan KTP anggota, tahu-tahu kok sudah jadi partai. Kalau benar dua partai ini akan ikut pemilu, lalu siapa juru kampanyenya? Roy Kiyoshi?”

Berita lain yang tidak kalah lawaknya datang dari jagat capres dan cawapres.

Hingga awal 2018, calon kuat presiden Indonesia di pemilu 2019 hanya dua nama. Jokowi dan Prabowo. Walau bukan hal baru, sontak dua nama ini mengulang lagi dan lagi perseteruan dua kubu cebong dan kampret yang memang sudah memanas sejak 2012. Benar-benar mengulang kayak kaset kusut.

Menariknya, kemudian muncul nama-nama medioker yang ingin ikut berkontestasi di pemilu 2019, tapi tidak cukup pede mengumumkan diri sebagai kandidat capres. Perlu saya sebut namanya? Tidak? Sebut aja ya, ya, ya? Tidak, tidak, tidak? Bisa jad—halah, malah jadi kuis.

Ya, tidak lain dan tidak bukan si bapak yang balihonya bikin mendung itu.

Ketika Cak Imin menyatakan diri sebagai cawapres frustrasi yang mau jadi wakil siapa saja capres yang mau menggaetnya, orang berpikir, apakah ini yang namanya guyonan cawapres berdikari?

Tapi, rupanya kenekatan Cak Imin bukan sebatas buang-buang duit pasang baliho. Ia selangkah lebih nekat lagi ketika minggu lalu memutuskan membuat deklarasi: Jokowi-Cak Imin untuk capres-cawapres 2019 dengan slogan JOIN.

Posko relawannya bahkan sudah dibikin, saudara-saudara.

Jangan-jangan JOIN ini satire? Atau kata SpongeBob, ironi di atas ironi? Bagaimana tidak, wong Jokowi-nya sendiri bahkan nggak join di dalam JOIN.

Sudah cukup gila? Belum. Setelah JOIN terbentuk, justru muncul kelompok lain yang membuat deklarasi baru.

Sabtu dan Minggu kemarin, kelompok Pro-1 dan Forum Komunikasi Ustazah (Fokus) membuat deklarasi mendukung Jenderal Gatot Nurmantyo berpasangan dengan Cak Imin sebagai capres dan cawapres 2019.

Kedua deklarasi tersebut tidak dihadiri baik oleh Pak Gatot maupun Cak Imin sendiri.

Sementara Cak Imin dan kelompok-kelompok tersebut sibuk membuat deklarasi, Gus Romy Ketua PPP yang belum pede untuk semasif Cak Imin membuat baliho turut turun gelanggang, membuka front baru. Ia melempar wacana bahwa ada kemungkinan Jokowi akan berpasangan dengan Prabowo sebagai capres dan cawapres 2019.

“Mungkin saja,” komentar Puan Maharani, menteri yang pernah menyarankan warga miskin menghadapi harga beras mahal dengan cara diet nasi itu.

Sungguh, berbagai peristiwa tak masuk akal tapi sungguh-sungguh terjadi belakangan ini sebenarnya bikin Mojok minder untuk tetap bertahan sebagai situs web yang dikenal dengan tulisan-tulisan satire. Dasar tukang rebut lahan orang, berita politik sekarang malah jadi tak kalah satirenya. Apalagi setelah melihat Zulkifli Hasan ikut bertebaran balihonya, padahal beliau sudah dikatai “Not funny” oleh aktor Indiana Jones Harrison Ford. Kok malah ter-encourage buat semakin ngelawak sih?

Semua satire ini akan semakin tidak tertahankan kalau sampai muncul kabar Sandiaga Uno maju pilpres 2019. Sebagai capres atau cawapres, sama saja. Daripada kalah lucu, lebih baik kami tutup lagi.

Bye!

Terakhir diperbarui pada 16 April 2018 oleh

Tags: Cak IminCaprescawapresdeklarasigatot nurmantyojokowikrPilpres 2019prabowoSandiaga Unosungguh-sungguh terjadi
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.