MOJOK.CO – Bagaimana sih preferensi politik sampai capres pilihan seorang pembaca buku dari pilihan penulis idola dan karya yang dihasilkan?
Ada yang bilang, jika bertemu orang yang pintar, tanyalah buku apa saja yang ia baca dan siapa penulis idolanya. Tidak perlu tanya apa merek keju favoritnya. Sebab pola pikir seseorang dipengaruhi oleh tulisan buah pikir penulis kegemarannya, termasuk soal preferensi politik yang nanti bisa berujung pada capres pilihannya.
Belakangan ini, beberapa penulis ternama tidak malu-malu menunjukkan keberpihakan di ranah politik. Sebut saja, Pandji Pragiwaksono. Pandji sejak dulu mendukung Anies Baswedan. Teman Pandji sesama founding father komunitas stand up comedy di Indonesia, yakni Ernest Prakasa juga seorang penulis buku dan skenario film. Namanya saja diambil dari nama penulis Ernest Hemingway, bukan dari nama Ernest gitaris band Cokelat.
Seperti Pandji, Ernest adalah orang yang terbuka dengan pandangan politiknya. Di salah satu penampilan, dia menceritakan kebanggaannya dengan keberhasilan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memimpin DKI Jakarta.
Ernest juga berharap kelak Ahok jadi presiden beretnis Tionghoa pertama di Indonesia. Sebaliknya, Ernest juga pernah menunjukkan ketidaksukaannya dengan cara menginjak poster politisi PKS, yaitu Anis Matta. Ernest memang sensitif kalau sudah bahas mata.
Berbeda dengan dua temannya yang berkutub berlawanan, Raditya Dika menganggap dirinya adalah media. Sebagai tokoh penggiat digital yang memiliki jutaan pengikut, Raditya Dika menuntut dirinya bersikap netral. Alasannya? Agar dirinya tetap disukai oleh setiap penggemarnya. Kalau berpihak ke salah satu kubu, bisa hilang setengah populasi fans. Padahal sebagai penulis populer, tentu dia punya kekuatan besar untuk mempengaruhi pembacanya.
Nah, dapat disimpulkan cara berpolitik seseorang bisa terpengaruh dari buku bacaan dan situsweb kesayangan. Berikut, kemungkinan pandangan politik seorang pembaca berdasarkan penulis idola, berikut juga capres pilihannya.
Pramoedya Ananta Toer
Jurdil sejak dalam pikiran.
Pilihan pembacanya: Golput karena nggak yakin ada yang bisa adil.
Sapardi Djoko Damono
Memilih pemimpin yang sederhana dan sabar di bulan Juni.
Pilihan pembacanya: Jokowi karena sederhana.
Eka Kurniawan
Rakyat putus asa yang kembali menemukan harapan melalui pemilu. Setelah sebelumnya menganggap politik itu luka.
Pilihan pembacanya: Jokowi karena luka.
Andrea Hirata
Memilih pemimpin dengan riwayat pendidikan setinggi-tingginya dan kuliah sejauh-jauhnya.
Pilihan pembacanya: BJ Habibie karena yang penting yakin.
Ahmad Fuadi
Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.
Pilihan pembacanya: Prabowo yang sabar tiga kali usaha di Pilpres.
Raditya Dika
Netral, tapi tetap ada kemungkinan membela yang bayar.
Pilihan pembacanya: Sandiaga Uno.
Pandji Pragiwaksono
Dukung Anies Baswedan sampai ke tulang.
Pilihan pembacanya: Siapa pun presidennya, tetap Anies gubernurnya.
Pidi Baiq
Menunggu Ridwan Kamil jadi presiden.
Pilihan pembacanya: masih nanya?
Dwitasari
Menunggu Ridwan Kamil jadi presiden.
Copas punya Pidi Baiq.
Dewi ‘dee’ Lestari
Menganggap Dewa Neptunus adalah pemimpin yang sebenarnya.
Pilihan pembacanya: Golput karena Pilpres fana.
J.K. Rowling
Menganggap Menteri Sihir adalah pemimpin yang sebenarnya.
Pilihan pembacanya: Luhut Pandjaitan.
R. R. Tolkien
Siapa saja pemimpinnya, asal bukan Sauron.
Pilihan pembacanya: asal bukan Jokowi.
L. Stine
Pilih capres yang pidatonya bikin merinding (Goosebumps).
Pilihan pembacanya: yang tampang Boyolali dong.
George R. R. Martin
Winter is coming!
Pilihan pembacanya: Siapa saja yang pernah ngutip quote itu buat materi pidato.
Stan Lee
Bersiap bersama “Avengers” untuk mencegah “Thanos” dari musnahnya setengah populasi dunia.
Pilihan pembacanya: asal bukan Soeharto.
Stephen King
Menunggu politikus jagoannya keluar dari penjara.
Pilihan pembacanya: Setya Novanto.
Stepheni Meyer
Galau.
Pilihan pembacanya: Tsamara Amany.
Zarry Hendrik
Tidak begitu peduli dengan politik. Namun, sewaktu hari coblosan, wajib upload foto di media sosial dengan jari kelingking ungu, tak lupa tagar #BidadariNyoblos.
Pilihan pembacanya: logo KPU dong.
Merry Riana
Memanfaatkan jari kelingking ungu bekas celupan tinta pemilu untuk dapat promo. Ekonomis dan cinta diskonan.
Pilihan pembacanya: yang bilang tempe bisa buat bayar E-Tol.
Bernard Batubara
Mengidolakan politikus adalah cara terbaik untuk bunuh diri.
Pilihan pembacanya: ketiduran waktu hari-H coblosan.
Alexander Thian
Sewaktu ditanya kenapa nggak nyoblos, serta-merta jawab, “I’m busy enjoying my life, darling.”
Pilihan pembacanya: yang jomblo.
Rieke Diah Pitaloka
PDIP, turunkan BBM, Jokowi dua periode.
Pilihan pembacanya: masih perlu dijelasin?
Tere Liye
Memilih pemimpin yang tidak merokok, menolak reklamasi, dan menghapuskan pajak buku dan penulis.
Pilihan pembacanya: asal bukan Jokowi karena galak sama uang pajak.
Ernest Prakasa
Merencanakan gerakan bawah tanah Illucinati. Mendukung Ahok, tapi tidak mendukung Hary Tanoesoedibjo.
Pilihan pembacanya: ikut Ahok ke mana pun berada.
Donny Dhirgantoro
Sebelum masuk bilik suara, sudah menaruh nomor urut capres pilihan, 5 centimeter mengambang di depan kening.
Pilihan pembacanya: nggak jadi nyoblos, kebanyakan mikir.
Risa Saraswati
Sebelum ke bilik suara, diskusi dengan hantu.
Pilihan pembacanya: yang mendukung sedekah laut.
Habiburrahman El-Shirazy
“Bumi Allah” Novelku, “Partai Allah” Pilihanku.
Pilihan pembacanya: yang didukung Habib Rizieq.
Asma Nadia
“212 The Power of Love” film favoritku.
Pilihan pembacanya: asal bukan Ahok.
Bastian Tito
Wiro Sableng Jagoanku, ‘212 Mart’ Belum Tentu Tempat Belanjaku.
Pilihan pembacanya: yang capresnya sableng, partainya gendeng.
Tatang S.
Partai Setan.
Pilihan pembacanya: Partai Allah. Mau tobat.
Enny Arrow
Pemilu bukannya nyoblos, malah nyoblos yang bukan-bukan.
Pilihan pembacanya: Golput tapi datang ke TPS.
Hilman Hariwijaya
Pilih pemimpin dengan cara menebak-nebak. Soalnya Lupus suka tebak-tebakan.
Pilihan pembacanya: yang suka kasih tebak-tebakan hadiah sepeda.
Ilana Tan
Tidak mengenal musim pemilu karena cuma tahu Winter in Tokyo, Spring in London, Autumn in Paris, dan Summer in Seoul.
Pilihan pembacanya: yang sering ke luar negeri.
Ika Natassa
Berharap setiap provinsi di Indonesia, gubernurnya Ahok semua. Jakarta Sentris.
Pilihan pembacanya: Si Doel Anak Betawi.
Hanum Salsabiela Rais
99 Cahaya di Langit Indonesia dan 7 juta umat di lapangan Monas.
Pilihan pembacanya: yang ada Teuku Umar-nya.
Felix Siauw
Khilafah.
Pilihan pembacanya: golput karena pilpres thogut.
Djenar Maesa Ayu
Khilaf ah.
Pilihan pembacanya: Prabowo.
Fredy S.
Khilaf dulu, khilaf lagi, khilaf terus.
Pilihan pembacanya: Prabowo teroooooosss.
Marah Roesli
Anti politik uang dan membela hak-hak perempuan atas pilihan sendiri.
Pilihan pembacanya: yang pro perempuan.
Buya Hamka
Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Pilihan pembacanya: ikut PPP yang ada lambang kakbahnya.
Puthut EA
Kampanye tak pernah tepat waktu.
Pilihan pembacanya: telat datang ke TPS.
Agus Mulyadi
Politisi yang punya Lambe Akrobat.
Pilihan pembacanya: Fadli Zon.