5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

MOJOK.COSelera riders musisi di acara hajatan itu punya levelnya sendiri. Terutama grup organ tunggal elektone di kampung daerah saya.

Sebagai pemuda kampung yang kerap ditugasi menyediakan musisi untuk nikahan, ultah, sampai sunatan, saya punya pengalaman yang mumpuni. Kamu mau minta musisi model gimana? Insya Allah, bisa lah saya sediakan.

Dari gamelan, keroncong, full-band, akustik band, qasidahan, sampai organ tunggal. Semua bisa saya sediakan kontaknya mengikuti tema acara dan permintaan yang punya hajat.

Setidaknya, selama ini saya tak pernah mendapat komplain dari yang punya hajat atau WO, artinya reputasi saya cukup bagus. Meski ya reputasi mentereng ini cuma untuk area kampung saya sendiri sih.

Meski komplain dari tuan ramah yang punya hajat tak pernah saya terima, namun bukan berarti saya tak pernah dapet masalah. Komplain paling sering saya dapat justru dari musisi yang saya undang.

Komplainnya biasanya sekadar masalah teknis dan miss-komunikasi doang sih. Dan yang paling sering saya temui adalah perkara riders. Itu lho, permintaan khusus (di luar kontrak) dari si artis sebelum, sesudah, atau ketika manggung.

Ada saja riders yang kurang baik saya penuhi permintaannya. Misal dari jenis sound system, jumlah colokan, panggung yang kurang besar, waktu yang ngaret, dan masih banyak lagi.

Meski begitu, band-band yang selama ini saya undang kebanyakan tetap main secara profesional. Hanya sesekali saya mendapat kasus ridersnya nggak terpenuhi terus mereka jadi main asal-asalan.

Nah, omong-omong soal riders, perlu kamu tahu selera riders musisi di acara hajatan kampung itu punya levelnya sendiri. Dan riders semacam itu kadang gampang-gampang susah.

Untung saya belum pernah menyediakan riders yang sekelas Beyonce, Madonna, atau Mariah Carey, wah hayaaa bisa semaput saya kalau ngurusi yang kelas internasiyinil begitu. Yang kelas kampung aja kadang badan ini cuapeknya luar biasa og.

Nah, beberapa riders ini kadang cukup unik bin aneh binti ajaib. Dan riders jenis ini paling sering saya dapati dari grup-grup organ tunggal di hajatan kampung. Dan ini lima di antaranya. Yuk, cekidot.

Puyer pereda sakit kepala

Pernah suatu malam saat sebuah grup organ tunggal manggung, si pemain kendang tiba-tiba minta dibelikan puyer sama saya.

Hayaaa jelas saya pikir dia lagi sakit kepala, maka segera saya tawari obat apotik dengan kualitas yang lebih baik. Anehnya, si pemain kendang menolak dan ngotot tetep minta puyer warung.

Padahal saya sedang di backstage dan ngurusi macam-macam. Akhirnya saya kelabakan nyari puyer warung itu. Saya cuma khawatir, kalau sakit kepala si pemain kendang nggak teratasi, pagelaran konser malam itu bakal kacau balau.

Setelah penuh perjuangan cari warung yang masih buka, akhirnya saya berhasil dapat puyer. Segera saya bawa ke hadapan baginda pemain kendang grup organ tunggal yang dari tampang terlihat tidak sakit kepala sama sekali.

Anehnya, bukanya langsung diminum, si pemain kendang minta kopi. Saat kopi datang, bungkus puyer dibuka pake gigi langsung masuk ke gelas kopi. Setelah itu ditenggaklah itu kopi.

Entah kenapa, setelah minum ramuan aneh itu, tenaga si pemain kendang langsung semangat, powerfull, dan trengginas. Main kendang berjam-jam bisa dibabat habis tanpa jeda. Luar biasa.

Baru saya tahu setelah acara selesai. Si pemain kendang sudah sejak remaja ketagihan puyer campur kopi hitam untuk memacu tenaganya. Howalah, ternyata puyer campur kopi tadi jadi doping.

Waduh, trengginas sih trengginas, tapi kok asupannya bahaya. Jangan ditiru yha~

Request bungkusin banyak makanan

Saya sih nggak keberatan dengan hal ini, cuma kadang tidak sreg saja. Sejak awal tiap ditawari makanan dia menolak. Tahu-tahu saat acara hampir selesai, dia nyodorin plastik ke saya. Dia minta saya bungkusin makanan buat di rumah katanya.

Masih mending kalau cuma satu plastik, masalahnya si pemain band organ tunggal ini kasih beberapa plastik. Minta beberapa menu dimasukin ke sana, katanya.

Saya itu heran karena yang beginian kan biasanya ibu-ibu ya, lah tapi ini om-om gondrong tatoan. Oke deh, sebenarnya permintaannya tidak terlalu sulit, cuma kan ya ini bikin saya malu dong kalau dilihatin banyak orang bungkusin makanan hajatan.

Akhirnya, saya beranikan diri untuk menolak, meski begitu selesai acara saya ajak kru grup organ tunggal ini ke warung. Saya bungkusin beberapa makanan pakai kocek saya sendiri untuknya.

Bukan apa-apa, saya malas jelasin ke tuan rumah yang punya hajatan soal permintaan khusus kayak gini. Lagian saya kan kasihan juga, siapa tahu makanan itu memang buat anak-anaknya di rumah.

Minta nomer adik mempelai

Ya ini betulan. Suatu hari seorang pemain grup organ tunggal duduk di sebelah saya sebelum mengisi acara. Kebetulan hajatannya saat itu adalah pernikahan. Keluarga pengantin masih sibuk berfoto di depan pelaminan. Si pemain organ ini tiba-tiba bisikin saya.

“Itu siapa, Pak?”

Dia menujuk cewek manis berkebaya pink yang tengah berfoto.

“Itu adik pengantin,” jawab saya lirih. Saya tahu arah pembicaraan ini.

“Minta nomernya sana, Mas. Riders player lho ini.”

Saat saya suruh minta sendiri dia bilang malu. Ealah ngerepotin aja. Gara-gara saya tolak permintaannya di tengah-tengah lagu dia sering salah. Lalu di tengah-tengah jeda lagu, si pemain grup organ tunggal ini selalu manggil saya untuk minta saya ngasih nomer itu cewek.

Oke deh, saya sih memang sebenarnya punya nomernya, tapi kan itu nggak profesional. Ya tapi ketertarikannya sih nggak bisa disalahin juga. Hawong memang cantik banget kok adik pengantinnya.

Yaelah, Mas, dikira sini juga nggak tertarik apa. Ya kalau mau kompetisi yang fair dong, minta aja nomernya sendiri sana. Riders sih riders, tapi kalau urusan begini mah nanti dulu.

Minta dikerokin

Saya sempat curiga saat bertemu pemain organ tunggal satu ini. Di kepalanya tertempel dua buah koyok cabe yang dipotong kecil. Bau balsem urut menyeruak.

Saya sudah minta untuk istirahat saja biar saya cari pemain lain. Ya sebagai EO penyedia musisi acara hajatan kampung, saya nggak mau dong kalau sampai acara jadi ambyar.

Hebatnya, pemain organ tunggal yang saya undang ini ternyata tetap bekerja dengan baik sampai jam 12 malam. Setelah semua penonton pulang, kami masuk rumah salah satu panitia. Tak diduga si pemain organ tunggal ini menyodorkan krim malam ke saya. Minta dikeroki, begitu katanya.

Awalnya saya heran juga, kok kerokan pakai krim malam? Begitu saya buka bungkus krim malamnya, ealah ternyata di dalamnya ada koin 500-an perak yang sudah direndam minyak goreng.

Duh, mana koinnya sudah kehitam-hitaman karena kerak daki. Howalah nasib, nasib. Selesai dari ngurusin artis organ tunggal di panggung, kini malah jadi kolektor daki.

Minta jamu kunir asem

Pernah beberapa menit sebelum tampil, seorang pemain organ tunggal wasap saya agar dicarikan kunir asem. Saat itu saya sedang sibuk sampai saya lupa riders itu.Sampai akhirnya si pemain datang, saya masih bilang belum bisa nyari.

Saya beralasan waktunya mepet. Si pemain organ tunggal tampak kesal sama saya, meski begitu dia tetap main dengan profesional. Saya pun duduk tepat di samping bawah pemain organ tunggal itu. Saya stand-by aja, jaga-jaga kalau si pemain minta apa gitu.

Setengah jam pertama, semua tampak normal. Saya hanya merasa sedikit aneh karena si pemain organ tunggal ini berganti-ganti posisi duduk.

Sampai beberapa menit kemudian, wusss bau menyengat menusuk hidung. Tak hanya sekali, berkali-kali. Korbanya tak cuma saya, biduan, pemain kendang juga merasakan.

Rupanya si pemain organ ini habis makan banyak ubi dan jagung bakar. Perutnya sakit dan sejak tadi menahan BAB. Howalah, pantas dari tadi dia minta kunir asem.

Karena sudah nggak tahan, saya pun komplain kenapa tadi nggak minta obat diare aja? Si pemain organ tunggal ini ngaku nggak pernah mau minum obat dokter. Penuh bahan kimia katanya, maunya yang alami-alami aja. Cuma percaya jamu, katanya.

Untuk yang satu ini saya akui, ini murni kesalahan saya. Kalau saja riders itu tadi saya penuhi sejak awal, saya tak perlu menahan nafas sepanjang acara. Hanya saja, saya masih bersyukur karena tak ada “serangan udara” yang bunyi.

Lah kalau bunyi efek suara kentut di sound yang nge-bass itu masuk, apa ya kami siap dirajam sama tamu yang lagi pada makan di hajatan itu? Wah, ha mending prei, Boskuuu. Preiii.

BACA JUGA 10 Ucapan Alternatif Saat Cek Sound Selain Tes 123.

Exit mobile version