Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

5 Penderitaan Kita Kalau Prabowo Beneran Gagal Jadi Presiden

Nurhidayah oleh Nurhidayah
28 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kekalahan Prabowo dari hasil quick count ini berpotensi bikin rakyat menderita. Benar-benar nggak klimaks dan sangat membosankan. Hadeh.

Pilpres telah berlalu. Berbagai lembaga quick count sudah memberitakan hasil perhitungannya. Untuk sementara, kita bisa mengatakan Jokowi unggul dibanding Prabowo. Ya, meskipun baru unggul sebagai presiden quick count. Tapi apapun itu, satu hal yang tak bisa kita perdebatkan; ternyata suasana pasca pilpres tetap damai ramai.

Cebong tetap mencebong, kampret tetap mengkampret, dan buzzer tetap membuzzer. Indonesia selalu semarak dengan netizen di dunia mayanya.

Semua tumpah ruah jadi satu di berbagai media sosial mulai dari Facebook sampai Twitter. Dan karena saya menikmati keributan nirfaedah ini sebagai hiburan di kala senggang, saya pun ingin turut berkontribusi.

Saya ingin membagikan hal-hal apa saja yang gagal kita dapatkan apabila benar Prabowo kalah nyapres.

Golput jadi anti-klimaks

Ya, sungguh sangat disayangkan. Setelah sempat diisukan haram, dicap psycho freak, dituduh tidak patriotik, disuruh keluar saja dari Indonesia, dan lain sebagainya, golput bakal mencapai titik anti klimaks.

Keberadaan mereka  tak lagi dianggap penting. Meski di satu sisi, mereka pun jadi bisa bernafas lega karena bebas dari serangan cebong pasca-pilpres.

Beberapa oknum cebong yang sebelumnya begitu galak dengan kelompok golputer kini memang sedang euforia merayakan kemenangan mereka. Mereka sudah sebodo amat dengan golputer. Toh, Jokowi sudah menang.

Padahal, saya sudah membayangkan betapa seru dan asyiknya perdebatan antara golput dengan cebong kalau saja nanti Jokowi beneran kalah.

Saya sudah mengimajinasikan postingan-postingan kzl para cebong yang sedih sambil memarahi golput karena Indonesia (menurut mereka) akan segera ter-Suriah-kan.

Saya sudah membayangkan, golput akan meresponnya dengan menyalahkan kualitas capres yang menurut mereka memang jelek. Dan, saya bahkan sudah membayangkan kolom opini analis politik ternama yang menyamakan kekalahan Jokowi dengan kekalahan Hillary.

Sayang sekali, sampai hasil quick count terkini, keunggulan masih di tangan Jokowi.

Akhirnya, Golput pun melongo bingung tak berarti apa-apa lagi, sedangkan para cebong kembali sibuk berdebat dengan lawan sejatinya, yaitu para kampret. Dua sejoli ini memang tak pernah bisa dipisahkan sampai kapan pun.

Jadi kalau diadu, sebetulnya yang paling kalah di Pemilu kali ini bukan Pak Prabowo atau kampret, tapi justru para golputers. Ya eksistensi mereka dianggap jadi nggak begitu berarti.

Iklan

Kesempatan dapat lemparan baju Prabowo cuma mimpi

Tiap presiden pasti punya kebiasaan unik. Kebiasaan ini pada satu waktu bisa dipersepsi baik oleh publik, tapi bisa juga dipersepsi buruk pada masa yang lain. Berbagai kebiasaan Jokowi seperti masuk gorong-gorong pun begitu.

Meski awalnya dianggap sebagai hal yang bagus karena berlawanan dengan gaya SBY yang terlalu anteng, makin lama muncul juga pihak-pihak yang sinis terhadap gaya Pak Jok tersebut.

Meme-meme di dunia maya bertebaran menggambarkan Presiden nyemplung got, masuk gorong-gorong, dan lain sebagainya dengan keterangan bernada satire. Ada yang sepakat, ada yang membalas balik dengan sinis, dan ada juga yang suka menikmati kegaduhan itu seperti saya.

Nah, lima tahun mendatang, kita masih harus terus terbiasa dengan hal ini lagi. Ya, gimana dong? Lha wong kita sudah melewatkan kesempatan punya presiden yang suka buka baju (Pak Prabowo) demi presiden hobi nyemplung di sana-sini, kok (Pak Jokowi).

Betul, kan? Kita semua tentu ingat Pak Prabowo ini beberapa kali buka baju saat kampanye. Malah, momen buka baju itu sempat jadi headline di mana-mana. Sungguh disayangkan kita melewatkan peluang punya presiden dengan gaya tersebut.

Apalagi ketika gaya itu memang khas dari orangnya. Coba lihat, di balik tampilan Prabowo yang seolah hybrid Bung Karno dan Pak Harto itu, buka baju adalah sesuatu yang khas dari dirinya. Dan kita belum punya Presiden dengan gaya seperti ini.

Habib Rizieq tak jadi pulang

Seperti yang kita tahu, Pak Prabowo berjanji akan memulangkan Habib Rizieq bila beliau menjadi Presiden. Tapi apalah daya ternyata hasil sementara quick count belum menunjukkan hal tersebut. Habib Rizieq pun kemungkinan besar batal pulang dalam kurun waktu dekat-dekat ini.

Tidak pulangnya Habib Rizieq ini bagaimanapun juga pasti merupakan berita menyedihkan untuk segenap rakyat Indonesia. Apalagi tak berselang lama kita akan segera memasuki bulan Ramadhan.

Gara-gara beliau batal pulang, mungkin kita akan kehilangan momen di mana beliau berusaha memastikan bahwa orang yang tidak puasa harus menghormti orang yang puasa.

Batal punya Wakil Presiden yang Memeable

Derita kita berikutnya adalah kita gagal memiliki wapres ala Pak Sandiga Uno yang paling memeable sejagad raya.

Sangat disayangkan, ya? Siapa lagi figur politik di dalam negeri kalau bukan Pak Sandi yang paling unch buat dijadikan meme?

Padahal, kalau dipikir-pikir, sangat asyik lho punya wapres yang bukan hanya ganteng tapi juga memeable. Sudah ganteng, lucu, muda, pengusaha, dan memeable pula! Kurang apa coba?

Oleh karenanya, saya sih sangat berharap supaya Pak Sandiaga Uno tetap berpolitik meski gagal jadi wapres. Yah, balik jadi Wagub juga boleh kok, Pak. Biar stok meme ada lagi di Jakarta.

Kehilangan momen saat cebong jadi oposisi dan kampret jadi petahana

Yang terakhir, kita jadi tak berkesempatan untuk tahu bagaimana kalau posisi cebong dan kampret berbalik.

Kita kehilangan kesempatan melihat betapa lucunya ketika hal itu terjadi. Selama ini, kita selalu melihat cebong berlomba-lomba pro pemerintah sedangkan kampret selalu mengritik pemerintah.

Apapun programnya, pokoknya hantam kromo! Gara-gara Prabowo kalah nyapres, kita jadi harus tetap tidak bosan dengan kondisi itu. Kita tak berkesempatan melihat betapa lucunya kalau keduanya di balik.

Kan kalau mereka merasakan posisinya satu sama lain, barangkali (barangkali aja) mereka malah bisa berdamai ya to?

Yang kampret merasa ternyata bela-belain petahana itu merupakan pekerjaan yang merepotkan, sedangkan yang cebong akhirnya merasa kalau ngritik pemerintah itu—ternyata—asyik juga ya?

Sayang sekali, kalau hasil real count nanti masih nggak beda jauh sama hasil quick count, ya kita mesti siap-siap gelar tiker, untuk menyaksikan cebong-kampret berdebat lagi di dunia maya sambil—tentu saja—siap-siap mengantuk karena bakalan jadi atmosfer yang sangat membosankan untuk 5 tahun ke depan.

Terakhir diperbarui pada 28 April 2019 oleh

Tags: cebongjokowikampretpilpresprabowopresidenSandiaga Uno
Nurhidayah

Nurhidayah

Mahasiswa Pascasarjana, tinggal di Bantul.

Artikel Terkait

Doktor termuda di UGM, Jogja ingin jadi presiden. MOJOK.CO
Sosok

Doktor Termuda UGM Usia 25 Tahun Ingin Jadi Presiden RI, Meneruskan Sepak Terjang BJ Habibie di Bidang Eksakta

6 November 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.