Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Surat dari Sumanto tentang Kanibalisme Sehari-hari

Sudah, jangan gampang curiga kayak gitu. Dari saya, Sumanto, di sudut hatimu.

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
22 Januari 2018
A A
Surat dari Sumanto tentang Kanibalisme Sehari-hari MOJOK.CO

Surat dari Sumanto tentang Kanibalisme Sehari-hari MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO Nama saya Sumanto. Saya harap Anda tidak keburu su’udzon.”

Dear jemaah Mojok,

Sejak sekitar 2000, nama saya, Sumanto, melejit. Bukan sebagai artis, tapi sebagai pelaku kasus tidak biasa. Ya gimana mau biasa, wong kasusnya kanibalisme 🙁

Iya, koran-koran menyebut bahwa di Purbalingga ada pria bernama Sumanto yang kanibal. Makan daging. Dagingnya, daging manusia.

Saking fenomenalnya, nama saya bahkan pernah menjadi inspirasi sebuah film tersendiri yang berjudul Kanibal.

Berita soal “Sumanto si Kanibal” tak pernah sepi komentar. Lebih tepatnya, komentar su’udzon. Kalau berita menyebut “Sumanto ingin keluar pondok rehabilitasi,” netizen sibuk memperingatkan siapa tahu kelakuan kanibal itu kambuh lagi. Di lain waktu, berita menyebutkan pula “Sumanto ingin menikah,” netizen sibuk menebak-nebak wanita macam apa yang kelak tahan hidup dengan si kanibal.

Singkatnya, setiap berita yang melibatkan nama saya ini pasti langsung membuat orang-orang parno.

Keadaan ini menyedihkan saya. Bahkan, tak sedikit orang menjadikan saya lelucon dan bersikap diskriminatif. Saya tahu maksud mereka hanya bercanda, tapi lama-lama saya jenuh juga.

Selama belasan tahun, saya hidup begini dan mencoba sabar. Bagaimanapun, orang tua saya pastilah memiliki doa tersendiri di balik nama Sumanto. Dengan segera, saya pun mencari referensi arti nama untuk memperkuat keyakinan saya ini.

Saya mulai dengan suku kata su. Konon, nama dengan awalan su berarti ‘baik’ atau ‘bagus’. Namun, penggunaan suku kata ini memang sangat dipengaruhi ekspresi dan tinggi-rendahnya intonasi. Buktinya, kalau saya nakal dan bersikap mbeling, orang-orang di sekitar saya langsung tampak kesal dan berteriak, “Su…!”

Suku kata berikutnya adalah man. Karena saya pernah sekolah dan belajar bahasa Inggris, saya langsung mengasumsikan man bermakna ‘orang’, ‘manusia’, atau ‘lelaki’. Sementara itu, to adalah bentuk tanya yang sering saya dengar dalam bahasa Jawa, seperti “Iya, to?”, “Udah, to?”, dan lain sebagainya. Nama cuma satu suku kata, jadilah Sumanto.

Dengan kata lain, setelah mengamati makna-makna tadi, saya percaya bahwa nama saya bermakna lelaki yang baik. Iya, to?

Ingat, “Iya, to?”-nya adalah bagian dari makna nama saya.

Pada akhirnya, saya sudah yakin 100% bahwa nama saya punya arti yang baik. Dengan demikian, saya tidak punya alasan untuk membenci nama saya dan segala konsekuensinya.

Iklan

Namun, masih ada satu hal yang menggangu pikiran saya, yaitu betapa semua orang selalu su’udzon atas peristiwa kanibalisme. Kenapa, sih, mereka setakut itu pada aktivitas memakan orang? Kenapa orang-orang selalu berfokus pada nama saya, Sumanto, jika bicara soal memakan orang?

Padahal, kalau kita semua membuka mata dan hati, ada peristiwa kanibalisme yang sering kali terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sifatnya dengan dekat kita. Anehnya, kanibalisme yang satu ini tidak pernah dikriminalisasi, bahkan tetap berlaku lagi dan lagi, sekalipun korbannya cukup banyak berjatuhan.

Emangnya, kanibalisme apa, sih?

Itu loh, kanibalisme dalam hubungan manusia.

Alias, teman makan teman….

 

Salam kenal,

Sumanto Supradjo

(bukan seperti yang kau tuduhkan)

BACA JUGA Tolong, Jangan Suuzan sama Mahasiswa yang Ngerjain Skripsi di Coffee Shop dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2021 oleh

Tags: arti namakanibalismeSumantoteman makan teman
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak MOJOK.CO
Esai

Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak

25 April 2023
Curhatan Mantan Pacar Sumanto- Tidak Mau Jawab ‘Terserah’ Jika Ditanya Mau Makan Apa mojok x firal mojok.co
Kolom

Curhatan Mantan Pacar Sumanto: Tidak Mau Jawab ‘Terserah’ jika Ditanya Mau Makan Apa

1 Mei 2021
Soal Pertanyaan Kenapa Nabi Tak Boleh Digambar, Sumanto Alqurtuby Sama Aja kayak Zakir Naik
Esai

Soal Pertanyaan Kenapa Nabi Tak Boleh Digambar, Sumanto Alqurtuby Sama Aja kayak Zakir Naik

29 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.