MOJOK.CO – Karimun Estilo milik Bagas memang cocok menyandang nama Estelle. Cantik dan mungil sekaligus beringas dan tahan banting ketika berubah menjadi Hammer Girl
Karimun Estilo, dua potong keyword yang bila ditelusuri pada laman OLX atau marketplace mobil bekas lain bisa menimbulkan kebingungan karena muncul dua mobil berbeda; Honda Civic Estilo yang kian hari harganya kian membumbung tak kenal turun dan Suzuki Karimun Estilo, penerus Karimun kotak, city car andal, lega, nan praktis untuk ragam kebutuhan.
Karimun Estilo memang tidak bisa menyamai kesuksesan Karimun Kotak dalam angka penjualan. Namun, soal keandalan, lega, dan kemampuan mengakomodir ragam kebutuhan sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata.
Saya, bersama teman-teman sekelas, malah hampir anak satu angkatan prodi jadi saksinya melalui sebuah Karimun Estilo berkelir putih keluaran 2012 milik Bagus Sarden, teman baik kami. Sang empunya menamainya Estelle, foto-foto Estelle pun dengan megah terpajang di feeds Instagram, setelah beberapa kali menjuarai kontes modifikasi.
Estelle, pada masa jaya, pernah jadi Karimun Estilo terkeren se-Jatinewyork. Modifikasi ala street racing jadi pilihan. Settingan ceper mampus dua jari dari tanah, lengkap knalpot racing untuk kepuasan telinga, lalu interior hanya disisakan sepasang jok balap berikut seatbelt 4 titik lengkap dengan rollbar melintang (otomatis cuma bisa ditumpangi berdua, nggak bisa muat rame-rame).
Ketika bosan jadi Karimun Estilo terkeren se-Jatinewyork, Bagus pun mengembalikan Estelle ke kondisi standar. Luka-luka bekas modifikasi, keserempet, dan tentu sejumlah bekas gesrot di kolong berikut karter oli tambal sulam hasil nyangkut polisi tidur masih ada.
Estelle ini cuma salah satu dari sekian mobil dia yang dipakai harian, mungkin karena saking banyaknya mobil di rumah, Estelle bebas dipinjam bahkan disimpan bergantian di tempat kos teman-temannya yang butuh mobil, terutama buat kepentingan tugas kelompok di beberapa mata kuliah.
Termasuk saya, sudah beberapa kali nyetirin Estelle. Kadang sendirian, kadang bawa barang, kadang bawa penumpang, juga kadang duduk jadi penumpang. Saya pernah kebagian dititipin Estelle selama beberapa hari, masa-masa bagi saya untuk menggali potensinya se-“maksimal” mungkin, hahaha~.
Mari, saya ceritakan bagaimana kondisi Estelle setelah dibikin standar. Pertama dan utama adalah kembalinya jok orisinal untuk menampung lima penumpang. Minus sandaran kepala jok depan, memaksa duduk selalu tegak karena kalau nyender ya auto doyong ke belakang itu kepala. Positifnya kalo ngobrol atau cuma tolah-toleh semua penumpang berasa lebih akrab.
Masih soal interior, favorit saya yaitu plafon kain motif belang berwarna biru cerah berbahan mirip selimut, merupakan satu-satunya barang modifikasi yang dipertahankan. Karimun Estilo ini pakai kaca bening, persis akuarium, karena kaca film dilepas. Untuk AC masih cukup mumpuni menjaga kesejukan penumpang.
Jangan kira bikin standar mobil yang tadinya diacak-acak untuk modif bakal langsung bikin rasa berkendara balik normal. terbukti dari oblaknya setir dan hentakan suara tie rod beradu saban melibas jalanan keriting, polisi tidur, dan lubang kecil meskipun laju mobil dikurangi. Jujur ini bikin parno, takut kalau salah satu sisi roda depan tiba-tiba lepas dari porosnya.
Karimun Estilo 2012 ini sudah facelift dan CBU dari India. Perubahan paling kentara dibanding versi sebelumnya adalah desain lampu depan jadi lebih lancip, kap mesin lebih mancung, dan di balik kap ada mesin baru K10B injeksi 3 silinder 998 cc menggantikan mesin berkode F10A karburator 4 silinder 1.063 cc. Mesin K10B masih dipakai Karimun Wagon R.
Sungguh, mesin bikinan Suzuki ini, menurut saya, masih jadi juara di kelas tiga silinder kalau ngomong soal performa juga efisiensi bahan bakar. Tarikan bawah jauh dari kesan malas, Diajak lari sampe 140km/h gasnya masih sisa, mau dibejek habis tapi kok ngeri kaki-kaki protol atau malah gagal ngerem karena tapak ban bawaan yang kurang lebar plus bobot mobil amat ringan.
Diajak nanjak ke Dago Pakar, muatan lima orang, AC hidup, sama sekali nggak takut melorot dengan ancang-ancang menjaga rpm mesin, pede aja libas tanjakan. Diajak macet-macetan, tetep asik karena getaran mesin wajar dan feel koplingnya enteng tapi nggak ngelos macem Agya.
Saya nggak pernah resah takut kehabisan bensin meskipun Estelle dibawa jalan dengan indikator bensin kedap-kedip. Oiya, modal ngisi premium Rp50.000 bisa dipakai menempuh jarak Jatinangor-Dago plus keliling kota Bandung lewat tol Pasteur PP, masih nyisa pula. Ini baru konsumsi bensin idaman para mahasiswa berkantong cekak tapi tetap bisa gegayaan bawa mobil.
Nah, ciri khas tiap generasi Karimun adalah profil bodi cenderung tinggi dan tegak hingga bagian belakang. Desain seperti ini terkesan kurang proporsional bagi selera sebagian orang, tapi menyuguhkan benefit ruang kepala dan bagasi lebih luas. Karimun Estilo juga begitu, tapi dengan pendekatan desain lebih membulat, menurut saya bentuknya malah jadi macam Kijang Innova cebol.
Pernah beberapa kali ruang kabin terisi dua orang di jok baris depan, empat di belakang, daaannn…satu orang duduk menyamping dalam bagasi. Yes, Estelle bisa memuat 7 orang dewasa!
Kombinasi mobil mungil berkaca bening disesaki penumpang sampe roda belakang ambles ini sukses bikin kami jadi tontonan orang di jalan. Untung nggak sampe viral di medsos.
Semungil apa dimensi Karimun Estilo? Dengan panjang 3.495 mm dan lebar 1.475 mm, Estilo sangat ramah menyusup area sempit, bikin lebih pede seruntulan di kemacetan. Namun, rasa duduk di kabin sama sekali nggak berasa sempit. Cuma jarak duduk pengemudi dan penumpang depan berasa sedikit agak rapat seperti shaf salat berjamaah.
Friendly reminder buat ciwi-ciwi yang pacarnya bawa Karimun Estilo. Kalau pahamu sering kepegang doi pas ngoper gigi, itu bukan modus. Memang, celah antar-jok agak rapat, plus jarak main tuas persneling yang mentok ketemu jok.
Dimensi mungil ini juga menguntungkan buat yang belum lancar-lancar amat nyetir. Sama sekali nggak bikin takut nyerempet waktu papasan di jalan sempit atau parkir di basement mall. Kalau giliran apes nyerempet pun, Bagus cuma berpesan, nabrak tiang atau tembok nggak masalah, asal bukan nabrak mobil atau motor orang lain, atau malah nabrak orangnya. Ribet kalau sampe ribut sama orang lain, katanya.
Karena sangat mudah dikemudikan siapa pun dan irit bensin, Estelle nampak paripurna menjadi mobil operasional bersama. Momen paling memorable ketika Estelle dipakai bergilir antar-kelompok untuk keperluan tugas UAS di semester kedua.
Kerja rodi siang dan malam demi menyukseskan produksi film pendek. Dari keliling survei cari lokasi shooting, mblusuk kampung sampai malam, ngangkut segala macam peralatan dari tempat sewaan, ngangkut properti tambahan, jadi properti shooting, belanja konsumsi, sampai antar-jemput talent, semua mengandalkan Estelle. Dan ia melakukan tugasnya dengan baik tanpa kendala.
Karimun Estilo milik Bagas memang cocok menyandang nama Estelle. Cantik dan mungil seperti Julie Estelle. Sekaligus beringas dan tahan banting ketika berubah menjadi Hammer Girl, dengan palu disandang dan kaca mata hitam menyembunyikan matanya yang tajam.
Saya, bersama anak-anak se-jurusan Manajemen Produksi Media 2017 pun seketika merasa kehilangan ketika mengetahui kabar Karimun Estilo milik Bagas pindah kepemilikan. Terimakasih Estelle, terimakasih juga Bagus yang mengizinkan Estelle jadi bagian perjalanan jahiliyah kami di bangku kuliah.
BACA JUGA Si Mobil Karimun yang Bisa Diajak Ngobrol dari Hati atau ulasan soal kenangan bersama kendaraan lainnya di rubrik OTOMOJOK.