MOJOK.CO – Meski otomotif bukanlah hal yang identik dengan perempuan, nyatanya perempuan tetap perlu mempelajari. Setidaknya biar nggak ditipu saat servis di bengkel.
Perkara otomotif, mungkin memang identik dengan laki-laki. Namun, bukan artinya seorang perempuan tidak perlu untuk mempelajarinya. Pasalnya, bagaimanapun juga tidak baik jika kita sebagai manusia harus selalu berpikiran bakal menggantungkan suatu persoalan terhadap manusia lainnya. Nah, masalah otomotif ini pun menjadi penting untuk dipelajari oleh perempuan—sama pentingnya seperti laki-laki belajar memasak. Pasalnya modal pengetahuan kita sebagai perempuan paham tentang otomotif, setidaknya supaya kita tidak mudah tertipu khususnya saat harus servis sendiri ke bengkel.
Banyak teman saya dan bahkan saya sendiri yang mau-maunya menjadi korban PHP atas ketidaktahuan kita sendiri, karena buta nama dan istilah otomotif itu sendiri.
Padahal, sungguh sayang banget jadinya, kalau kita harus ganti sparepart kendaraan yang sebetulnya nggak perlu-perlu amat diganti karena sebenarnya kondisinya masih bagus dan layak dipakai. Selain harus mengeluarkan uang lebih banyak, tentu ketidaktahuan kita ini juga dapat menambah dosa para oknum nakal dan tidak bertanggung jawab.
Bukannya tidak mungkin sebuah bengkel, bahkan bengkel resmi dan bergaransi sekalipun, melakukan tindakan curang dengan modus bahwa sparepart kendaraan kita sudah harus diganti karena rusak. Yang mana, karena kita tidak tahu dan pasti tidak mau ambi risiko, kita akan mengiya-iyakan saja untuk menggantinya dengan sparepart yang baru. Kondisi ini akan makin parah, jika kita tidak tahu menahu soal harga dan kualitas produk—yang diam-diam juga menambah pendapatan mereka yang menjual sparepart dengan harga tidak seharusnya.
Nah, karena sebagian besar teman perempuan dan bahkan saya sendiri sering atau pernah tertipu lelaki buaya montir yang tidak bertanggung jawab, maka saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya.
Beberapa bulan yang lalu, saya pernah mengalami sebuah masalah pada motor saya. Yakni indikator bensin yang kerap sekali menipu dan membuat deg-degan saat di jalan karena kondisinya yang error. Entah baru diisi tiba-tiba sudah ke arah E atau sudah habis tapi dia masih di F. Setelah mengadu ke bengkel terdekat dan sempat diservis, montir dan pegawai bengkel mengatakan motor saya baik-baik saja.
Waktu itu, saya diberikan garansi 1 bulan jika memang indikator masih error. Namun, belum genap satu minggu, saya harus kembali ke bengkel dan lagi-lagi mengeluhkan hal yang sama. Akhirnya karena sudah mentok, diputuskanlah untuk mengganti sparepart resmi di kantor pusat yang membutuhkan waktu tidak lama—cukup satu bulan—dan harus mengisi surat perjanjian serta membayar sejumlah uang untuk mengganti dua lembar materai. Untungnya, untuk biaya ganti nggak bayar blas.
Setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya sparepart motor saya diganti, dan hmmm…
…lagi-lagi hal yang menyebalkan itu terjadi lagi. Si indikator bensin itu kembali error. Entah karena malu atau malas balik ke bengkel yang biasanya, saya pun memutuskan untuk pindah bengkel. Setelah curhat dan konseling memberitahukan keluhan pada si montir, barulah saya dipanggil dan diminta untuk melihat sendiri proses penggantian serta pemasangan sesuai prosedur.
Namun yang lebih menyakitkan adalah ketika dia meninggalkan saya pas lagi sayang-sayangnya si mas montir bilang kalau memang indikator digital lebih tidak akurat jika disandingan dengan indikator analog atau yang bentuk jarum—bahkan beberapa jenis motor dengan merek perusahaan tertentu tidak serta merta mengganti indikator bahan bakar motor mereka dengan digital namun masih mempertahankan indikator analog. Dengan alasan penggantian indikator digital justru mengarah pada ketidakakuratan.
Selain itu, saat masih baru-barunya menjadi mahasiswa dan sok-sokan bawa motor ke kampus, saya juga pernah habis 600 ribu karena belt motor saya yang katanya rusak. Belt motor ini fungsinya untuk meneruskan putaran pulley bagian depan (engine) menuju pulley belakang (roda). Nah, ketika sudah sampai dan cerita ke bapak, beliu mengatakan bahwa sebetulnya belt motor saya masih bagus. Lantas, yang bikin miris, ketika dicek, ternayta belt yang dipasang di motor saya adalah belt bekas yang kondisinya jauh lebih jelek dari belt saya yang katanya rusak tadi. Seharusnya, belt hanya diganti jika kita merasakan tarikan gas semakin berat karena bisa jadi belt tersebut telah putus.
Sungguh, saya langsung merasa sangat bodoh seketika.
Oleh karena itu, biar kita semua tidak ditipu semacam itu oleh pihak bengkel, alangkah pentingnya bagi kita untuk sedikit tahu dan paham mengenai alat-alat yang ada di motor kita.
Pertama, mengenali jenis kendaraan kita. Hal ini sangat penting! Entah kendaraannya beli cash, kredit, atau hadiah sabun sekalipun, kita harus tahu apa jenis motor yang menemani kita sehari-hari. Selain supaya kita nggak salah bengkel—karena nggak semua bengkel mau menerima—kita juga jadi tahu kebutuhan si doi. Misalnya, sekalipun sesama matic, tidak semua sparepart-nya cocok digunakan di segala merek kendaraan bermotor. Pasalnya, ada tipe dan ukuran tertentu yang hanya perusahaan resmi saja yang bisa memproduksinya.
Kedua, kita harus pastikan menyervisnya di tempat yang nyaman. Tempat yang nyaman ini bisa dengan memilih di bengkel langganan—yang sudah terjamin kejujurannya, dekat dengan rumah—yang sudah kenal sama montir-montirnya, atau memilih bengkel resmi, ramai, dan terpercaya. Intinya, bengkel yang tidak memberikan rasa curiga di dada.
Ketiga, selalu memeriksa kendaraan sebelum berpergian. Ini sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak kehendaki. Luangkan waktu untuk melakukan hal ini. Oleh karena itu, sangat tidak baik jika harus pergi dengan terburu-buru. Yang mesti kita cek antara lain, kondisi ban apakah jumlahnya masih dua? Apakah masih bundar, dan tidak kempes?
Selain itu, pastikan juga lampu depan maupun belakang masih menyala, hal ini demi keamanan bersama juga. Lalu cek juga kondisi rem, apakah masih bisa berfungsi dengan baik atau tidak. Bahaya kan, kalau kita ke-blasuk dalam jurnal kenangan. Eh. Terakhir, pastikan juga bahan bakar tidak kosong supaya motor kita bisa jalan. Percuma udah dandan cantik kalau cepet hilang karena harus keringetan dorong-dorong motor. Oh iya, satu lagi. Jangan lupa bawa jas hujan biar bisa tetap lanjut jalan meski hujan rintik melanda. Itu aja sih yang paling penting~
Keempat, ajak seseorang yang ahli atau setidaknya mengerti mengenai mesin dan kendaraan. Mencari teman saat servis motor juga penting. Minimal ketika ada masalah, kita punya seseorang yang mendampingi. Yang bisa dimintai pendapat, syukur-syukur bisa diajak iuran bayar bengkelnya sekalian.
Kelima, kita harus tahu nama-nama sparepart sepeda motor. Setidaknya, kita harus tahu nama-nama sparepart dasar semacam kampas rem, aki, busi, karburator, lampu, ban, gas, rantai, jok, dan lain sebagainya. Eh, banyak juga ternyata. Supaya kita bisa sedikit paham, kalau dikasih tahu oleh orang bengkel, bagian manakah yang katanya rusak. Jika kita tahu, tentu akan meminimalisir untuk ditipu oleh mereka lagi dan lagi. Ya, masak kalau bulan lalu udah ganti kampas rem, eh minggu depannya diminta ganti lagi~
Keenam, baca-baca informasi biar nggak oon-oon banget. Tidak ada salahnya jika kita membaca atau nonton video hal-hal mendasar tentang otomotif, kok. Misalnya tips menghemat BBM, tips berkendara yang aman dan nyaman, ataupun tips untuk menghindari macet. Kalau memang tertarik, juga nggak masalah belajar yang lebih mendetail. Jangan menjadi manusia yang membatas-batasi pengetahuan seperti itu lah.
Pokoknya, jangan sampai montir di bengkel membabat habis uang bulanan kita dan menghambat langkah kita untuk bisa terus jalan-jalan. Eh, motor-motoran~