Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Wonderful Indonesia: Presidennya Bagi-bagi Sembako, Menterinya Nonton Sinetron, Warganya Mati di Jalan

Arman Dhani oleh Arman Dhani
17 Juli 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bagi-bagi sembako mestinya urusan level Ketua RT dan bukan pekerjaan Presiden. Tapi… ya itulah negeri Wonderful Indonesia.

Dulu Poltak Hotradero pernah membahas tentang corona di Indonesia, ia bilang, “Jangan sampai terjadi mayat bergelimpangan di sekitar Orchard.”

Dari situ saya tahu, mungkin kita tak punya sense of crisis, kedaruratan dalam melihat pandemi. Tiba juga masa bertemu berita orang-orang Indonesia kehabisan tempat di rumah sakit dan mati di jalan.

Sebentar, emangnya kematian itu bisa dicegah?

Ya tentu saja, andai sejak awal pandemi kita serius mengatasi dan melakukan penanganan wabah. Bukannya serius, pemerintah kita denial bener.

Mulai dari lelucon Enjoy Aja ala Pak Terawan sampai Nasi Kucing ala Budi Karya. Belum dengan promo wisata, ngajak liburan ke Raja Ampat, dan udah kayak malah sebar-sebarin jargon Wonderful Indonesia di mana-mana.

Pemerintah kita memang hilang arah dan tak punya prioritas.

Semalam barangkali adalah puncak lelucon dari segala kegagalan pemerintah dalam menyusun prioritas di negeri Wonderful Indonesia ini.

Presiden Republik Indonesia, (Joko Widodo tentu saja, masa Pak Luhut?), memutuskan untuk membagi-bagikan sembako di Sunter Jakarta Utara.

Saya susah membayangkan logika ini. Maksudnya ini masa genting, angka penularan lebih dari 50 ribu kasus per hari, lha kok Presiden disuruh keluar bukannya malah di rumah aja WFH ngurus negara.

Ini zaman kayak zaman serba-terbalik. Bagi-bagi sembako semestinya urusan level Ketua RT bukan pekerjaan Presiden.

Di sisi lain pekerjaan Presiden yang semestinya membuat kebijakan terkait penanganan wabah, mulai dari koordinasi antar-lembaga untuk mencari solusi meringankan beban warga saat wabah, seperti memberi bantuan warga yang isoman, malah dilakukan sama RT.

Pekerjaan yang semestinya selesai di level RT ini dilakukan oleh pemimpin Republik Indonesia. Lha kalo kayak gini apa tidak kemahalan kita gaji presidennya? Apa tidak kelewat murah kita gaji RT?

Mungkin benar Presiden Joko Widodo sedang menyindir bawahannya yang tidak bekerja dengan baik. Ini sih kayak kata Mas Ridlwan Habib, yang bilang dalam tradisi Jawa, pemimpin yang turun itu sedang menyindir.

Iklan

Lah, lah, lah kok nyindir?

Pakde itu Presiden Wonderful Indonesia, kalau bawahannya nggak becus ya diganti saja kenapa? Pecat ganti yang lain. Kecuali ya itu, wewenang blio sebenarnya emang sebatas bisa bagi sembako aja.

Lagipula ngapain sih blusukan? Bukannya lebih gampang niru Pak Mahfud MD saat PKPM?

Saat masyarakat bingung cari obat, cari oksigen, cari tempat kosong di rumah sakit, dan bingung ngantri pemulasaraan, beliau asyik nonton sinetron.

Ini kan bagus, karena tidak tahu mau kerja apa, ya udah nonton sinetron saja. Daripada ntar keluar rumah malah ketularan covid?

Lagi pula sebagai rakyat, kami ini udah capek memohon, mengiba, dan meminta agar penanganan wabah dilakukan secara serius.

Sudah sejak awal para epidemologi, relawan, dan dokter memperingatkan bahwa kondisi wabah ini serius. Tapi pemerintah selalu denial dan menganggap keadaan baik-baik saja. Saat rumah sakit kolaps, tabung oksigen langka, dan rumah sakit habis, jadi kelimpungan.

Pak Luhut kemudian mengklaim keadaan terkendali, tapi ya itu, nggak jelas juga apa yang terkendali. Beberapa hari kemudian dia sendiri yang bilang bahwa varian delta tidak bisa dikendalikan.

Lha terus kami ini mesti apa? Presidennya sibuk blusukan, menterinya nonton sinetron, menteri yang ditugasi bansos korupsi, penggantinya sibuk marah-marah ngancam buang PNS ke Papua. Negeri Wonderful Indonesia beneran ini.

Pemerintah juga mengaku tidak punya uang kalau harus menanggung seluruh masyarakat jika terjadi lockdown. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, malah meminta masyarakat untuk saling bantu.

Lha, kalau orang sakit yang butuh tambahan biaya dibantu kitabisa, orang yang kehilangan pekerjaan lalu butuh bantuan uang dibantu bagirata, dan orang isoman yang butuh makan dibantu warga, fungsi pemerintah selama pandemi ini apa, Pak?

Nggak salah dong kalau kita protes dan mengkritik. Lah wong rakyat terus-terusan kena gaslighting.

Kalau udah kayak gitu, buzzer-buzzer bakal bilang ke masyarakat agar mengerti perjuangan Pemerintah, diminta mengerti kalau Presiden nggak tidur, menterinya udah berusaha keras dengan membangun rumah sakit darurat, menggenjot produksi pasokan oksigen, membantu dengan bansos.

Barangkali pejabat dan penguasa negeri ini bakal peduli covid kalau mereka tertular, atau keluarga dekat mereka dirawat di rumah sakit, atau mereka melihat sendiri orang yang mereka sayang meregang nyawa akibat kehabisan oksigen dan tak kebagian ruang perawatan di rumah sakit.

Eh, tapi itu tidak mungkin ding. Kalau mereka atau kerabat mereka yang sakit, dokter, suster, dan tabung oksigennya lah yang dateng ke rumah mereka. Namanya juga Wonderful Indonesia.


BACA JUGA Brutalnya Hidup di Negara kayak Indonesia: Negara ‘Survival of The Fittest’ dan tulisan Arman Dhani lainnya.

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2021 oleh

Tags: covidLuhutmahfud mdmuhadjir effendypandemitabung oksigenterawanWFHwonderful indonesia
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

nelangsa korban PHK Michelin dan Blibli. MOJOK.CO
Ragam

Ekonomi Masyarakat Belum Pulih Sejak Pandemi Covid, Kini Makin Menderita karena PHK di “Negeri Konoha”

5 November 2025
menulis di media, dahlan iskan.MOJOK.CO
Ragam

Menulis di Media adalah Cara Termudah Menjadi Terkenal dan Meninggalkan “Warisan”

17 April 2025
Menikmati Slow Living di Wonogiri: Hidup Nyaman di Kabupaten yang Dipandang Sebelah Mata.MOJOK.CO
Ragam

Menikmati Slow Living di Wonogiri: Hidup Nyaman di Kabupaten yang Dipandang Sebelah Mata

16 Januari 2025
Dirty Vote: Kebenaran yang Tidak Bisa Dinikmati Rakyat Biasa MOJOK.CO
Esai

Dirty Vote Menghadirkan Data yang Luar Biasa Terkait Kecurangan Pemilu 2024, tapi Sayangnya Tidak Ditonton Rakyat Biasa

12 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.