Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Menolak Gerakan #AyoMondok

Arman Dhani oleh Arman Dhani
6 Juni 2015
A A
Menolak Gerakan #AyoMondok

Menolak Gerakan #AyoMondok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Beberapa hari terakhir media sosial ramai dengan #AyoMondok, sebuah gerakan yang menganjurkan anak muda untuk kembali ke pondok pesantren. Konon sih, ini konon katanya, karena di era internet ini ajaran agama disampaikan secara serampangan. Dengan adanya gerakan mondok, para pembelajar agama bisa dengan langsung belajar melalui metode yang benar: membaca kitab suci dengan asbabun nuzul-nya, asbabun wurud-nya, memahami fiqih dengan teks aslinya. Tapi ya itu, mosok di zaman yang sudah canggih dengan teknologi internet ini kita mesti belajar agama dengan cara yang ketinggalan zaman? LOL banget gak sih?

Orang-orang yang mempromosikan pun adalah orang-orang liberal. Coba bayangkan, yang mempromosikan itu kalo nggak Akhmad Sahal ya Ulil Absar Abdalla. Coba bayangkan, dua orang ini kan orang JIL. Perkara 800an lain orang yang mempromosikan #AyoMondok bukan orang JIL ya gak peduli. Pokoknya #AyoMondok ini agenda JIL untuk merusak umat. Pokoknya semua yang dipromosikan dan didukung orang-orang JIL, meski orangnya cuma satu-dua, itu adalah agenda liberal, dan kita mesti melakukan jihad melawan liberalisme—menggunakan fasilitas kebebasan berpendapat yang merupakan produk demokrasi liberal. Yeah!

Untuk itu, mari kita merapatkan barisan untuk menolak #AyoMondok. Gerakan itu gerakan standar ganda. Katanya Islam Nusantara bukan Islam Arab, kok yang diajarkan malah Arab gundul? Wah, ini kan pelanggaran? Saya sepakat sekali sama akun anonim Twitter yang bilang bahwa orang-orang #AyoMondok ini standar ganda. Katanya mendukung Islam Nusantara, tapi kok pamer kemampuan bahasa Arab? Ya walaupun ada tafsir “Al Ibriz”, kitab tafsir Al Quran dalam bahasa Jawa karya Kyai Bisri Mustofa, tapi itu kan hanya satu. Eh, ada banyak selain Kyai Bisri Mustofa ding. Tapi pokoknya standar ganda lah. Pokoknya #AyoMondok ini gerakan yang standar ganda!

Pesantren itu udik dan tidak modern. Bayangkan saja, untuk satu perbedaan saja mereka mengadakan bahtsul masail; forum di mana dua orang yang berbeda pendapat terhadap satu masalah agama saling berdiskusi dengan sumber-sumber primer. Misalnya, apakah khilafah itu wajib atau tidak, maka dalam forum bahtsul masail, pendukung maupun penolak akan memberikan argumen, klaim yang berdasarkan sumber primer. Ini kan menyusahkan? Pesantren kok macak demokratis. Pesantren itu ya harusnya monolitik. Pokoknya nurut kyai. Titik!

Wong zaman udah modern, belajar agama ya tinggal pergi ke emperan masjid, cari murrabi, Google deh. Beres. Kok masih harus repot belajar bahasa Arab, belajar logika sampe harus punya pemahaman terhadap teks. Ketinggalan zaman banget gak sih?

Lho ya jelas ketinggalan. Di pesantren, setiap santri diajari Nahwu-Sharaf dari awal. Bagaimana cara membaca, memahami dan mengerti teks dengan kaidah yang njlimet. Belum lagi harus menghafal Alfiyah yang banyaknya na’udzubillah. Kitab-kitab babon kayak Akhlaqul Banin, Ta’limul Muta’allim, Risalah Mu’awanah hingga Minhajul Abidin, semua diajarkan manual tanpa bantuan Google apalagi Wikipedia. Apa ya ndak menyiksa?

Lagipula apa sih fungsinya Pondok Pesantren? Paling-paling hanya melahirkan lulusan-lulusan liberal yang bikin pernyataan kontroversial. Contohnya Ulil Abshar Abdalla, Akhmad Sahal, dan cecunguk-cecunguk JIL lainnya. Lihat, banyak sekali kan lulusan pesantren yang liberal? Anda mungkin akan segera menyebut nama-nama yang tidak liberal seperti Muhammad Al-Fayyadl penulis Teologi Negatif Ibnu ‘Arabi, Ainun Najib Kawal Pemilu, Yahya Cholil Staquf Terong Gosong, dan Hidayat Nurwahid PKS mantan Ketua MPR. Ah, itu kan pembelaan Anda saja. Lebih banyak yang liberal. Pasti.

Ada juga yang koar-koar, pesantren punya peran penting untuk perjuangan kemerdekaan republik ini. Katanya, secara historis pesantren jadi satu lembaga pendidikan paling awal di negara ini, dan secara sosial pesantren-pesantren pernah mempelopori berbagai perubahan di masyarakat. Ah, tapi itu kan katanya. Dan kalaupun bener, itu kan masa lalu.

Sekarang ini pesantren sudah tidak relevan. Kalo bisa belajar agama dari Google, kenapa harus belajar Nahwu-Sharaf? Kalo bisa ngutip Quran dari banyak blog, kenapa harus banyak belajar kitab pendamping apalah itu? Kalo bisa menghukumi sesuatu dengan fiqh yang ada di Wikipedia, kenapa kita harus belajar logika mantiq? Sudahlah, gak usah mondok.

Karena semua masalah di negeri ini sumbernya adalah JIL dan hanya khilafah solusinya.

Terakhir diperbarui pada 18 Juli 2017 oleh

Tags: #AyoMondokPesantrenPondok PesantrenTerbaikMojok2015
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Hal-hal di Luar Nalar yang Dilakukan Gus Yayan untuk LKSA Daarul Muthola'ah dan Keluarga MOJOK.CO
Ragam

Hal-hal di Luar Nalar yang Dilakukan Gus Yayan untuk LKSA Daarul Muthola’ah dan Keluarga

25 November 2025
lksa darussalamah.MOJOK.CO
Ragam

Asrama Kecil di Kudus yang Menumbuhkan Mimpi Besar Anak-Anak

24 November 2025
Al Akrom: pondok pesantren sekaligus LKSA di tengah pedesaan Pati yang menempa anak-anak tak bertuntung jadi tahfiz Al Qur'an melek zaman MOJOK.CO
Ragam

Sebuah Tempat di Tengah Pedesaan Pati yang Menempa Anak-anak Jadi Penghafal Al-Qur’an nan Melek Zaman

24 November 2025
Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO
Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

17 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.