Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Saya Front Pembela Islam, Saya Islam Indonesia Gitu Lhoh

Arman Dhani oleh Arman Dhani
4 Juni 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Langkah Front Pembela Islam (FPI) mendatangi dan memaksa PMA, remaja usia 15 asal Cipinang Muara, agar minta maaf, saya kira adalah keputusan yang tepat. Karena kejayaan Islam yang direpresentasikan FPI dan Habib Rizieq Shihab tengah terancam.

Saya yakin semua muslim di Indonesia setuju ini: Islam Indonesia adalah Islam yang diwakili oleh perilaku FPI dan akhlak Habib Rizieq Shihab. Kalaupun ada yang protes sedikit-sedikit ya maklumlah, yaelah, itu kan karena mereka tidak sebaik dan sedamai FPI.

Selama ini Islam damai dan rahmatan lil alamin kerap disandingkan dengan orang-orang seperti Gus Mus, Prof Quraish Shihab, atau Prof Syafi’i Maarif. Itu kan dulu, so yesterday, buktinya hari ini nama-nama itu sudah tidak ada lagi baunya. Tersungkur di hadapan karisma Habib Rizieq.

Lihatlah akhlak Bib Rizieq yang meminta kita melakukan tindakan nyata kepada Ahok, atau Hary Tanoe. Itu adalah tanda nyata bahwa beliau pembela utama marwah Islam Indonesia. Jika ada yang berani mengkritik Imam Besar, selama itu perempuan atau anak-anak, kita umat Islam wajib bergerak.

NGA penting HAM-HAM Hamburger itu. Kalau ada yang menghina Imam Besar, atau ustadz-ustadz alumni 212, kita wajib mencarinya. Kita catat pelakunya, lalu cari. Sebagai umat Islam, kita wajib membantu anggota FPI mengumpulkan identitas pribadi, dari foto, tempat bekerja, nomor telepon, dan alamat tempat tinggal.

Pahlawan kita para anggota FPI lantas mendatangi tempat tinggal target dan melancarkan tekanan, agar penghina ulama seperti PMA dan Dokter Fiera di Solok mengakui kesalahan dan meminta maaf. Perkara ada orang lain yang menghina Prof Quraish Shihab, Syafi’i Maarif, Gus Mus, atau kyai-kyai sok damai lain, kita tak boleh cari pelakunya. Kan sudah ada Banser, kita mesti bagi-bagi tugas.

Kalau ada yang menghina ustadz pendukung 212, FPI yang cari. Kalau ada yang menghina kyai NU, bisa Banser sajalah yang mencari.

Tapi Banser itu cupu. Saat Banser mencari orang yang menghina ulama NU, mereka tidak suka main tampol atau main ancam. Padahal itu kan kesempatan emas untuk menunjukkan kedigdayaan Islam. Supaya tidak ada lagi yang berani menghina ulama kita di media sosial atau di manapun, terutama Imam Besar.

Banser itu cupu betul. Sejak awal, tugasnya ya begitu-begitu saja. Kalau ada bencana, bantu. Ada ancaman pemboman gereja, ya bantu jaga. NGA pernah berani sweefing.

Banser memang pernah mendatangi bocah yang menghina Gus Mus, tapi mereka tak sampai hati memukuli kepala anak itu, menakut-nakuti atau mengancam pun tidak. Hih! Banser NGA punya nyali.  memaksakan diri apalagi membuat penghina ulama ketakutan, untuk itu kita mesti mendukung FPI.

Itulah bedanya dengan FPI. Di Solok, Dokter Fiera yang mengkritik Rizieq sampai harus mengungsi ke Jakarta berkat kerja-kerja FPI.  Hidup FPI!

Maka dari itu, kalau ada berita yang menyebut kebebasan berekspresi di Indonesia sedang gawat, ah, itu berita hoax. Saya kira kita perlu terus mendukung FPI menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Melawan anak-anak dan perempuan, karena dua kelompok ini kurang ajar betul. Kalau laki-laki dewasa atau yang berkuasa mah jangan. Bahaya.

Untuk itu kita perlu berterima kasih kepada musisi dan penyair yang kebetulan pernah jadi presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Beliaulah yang telah menghadiahi kita SKB Tiga Menteri, alat kita untuk menggasak Ahmadiyah, Syiah, dan semua orang yang menganggap FPI bukan representasi Islam. Pokoknya kalau ada yang menghina FPI atau Habib Rizieq, dia menghina Islam. Kalau ada yang menghina Islam, ya kita harus jihad, lawan, asal itu anak-anak atau perempuan. Kalau orang dewasa, apalagi anggota Banser, ya jangan.

Saya kira tradisi mendatangi, mengeroyok, dan menyakiti remaja ini memang sangat dekat dengan islam. Malam menjelang Hijrah, Nabi Muhammad bertukar posisi dengan pemuda bernama Ali bin Abi Thalib. Saat itu gerombolan orang yang sakit hati karena berhalanya dihina, berencana membunuh Nabi Muhammad. Saat mereka memasuki rumahnya, alih-alih menemukan Muhammad, mereka menemukan Ali.

Iklan

Nah, itu, dekat kan dengan Islam? Kita harus mengambil pelajaran dari mana saja, termasuk menuntut ilmu sampai ke negeri aseng, termasuk belajar dari orang-orang Quraish yang sakit hati kepada Nabi Muhammad yang menghina ulama berhala.

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2017 oleh

Tags: buya syafiiFPIFront Pembela Islamgus musHabib RizieqQuraish ShihabRizieq ShihabSusilo Bambang YudhoyonoSyafii Maarif
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Idul Fitri Bukan Hari Kemenangan MOJOK.CO
Ragam

Jangan Pernah Menduga Idul Fitri sebagai Hari Kemenangan

10 April 2024
rizieq shihab bebas
Hukum

Rizieq Shihab Bebas dari Rutan Bareskrim, Disambut Keluarga di Petamburan

20 Juli 2022
diskusi ormas mojok.co
Politik

Tak Hanya HTI dan FPI, Sejak Indonesia Merdeka Ormas Dibubarkan Gara-gara Politik

10 Juni 2022
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada saat melayat almarhum Buya Syafii Maarif di Masjid Gede Kauman, Jumat (27/05/2022).
Kilas

Jokowi: Buya Syafii Maarif Sosok yang Menyuarakan Toleransi 

27 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.